UNBK tinggal dua bulan lagi. Siswa kelas XII sudah mulai sibuk. Mulai dari ngentri data PDSS, try out, tugas, bimbel dsb. Otomatis sudah jarang ada waktu senggang untuk kuliner dan kumpul-kumpul. Maklumlah mereka sudah mulai sibuk menata masa depan.
Bahkan saat kelas X dan XI pulang mereka belum pulang. Alasannya, yang masih mengerjakan prakaryalah, syuting filmlah, ngentri data pdsslah. Namun di saat teman-temannya yang lain sibuk, Doni cs malah berada di lapangan, menghabiskan detik-detik terakhirnya dengan bermain futsal.
"Don, habis ini kita main ke bu Alin yuk. Sudah lama kita tidak silaturrahmi ke beliau, " seru Rangga, anak yang paling perhatian kalau masalah menyambung tali silaturrahmi, setelah ngoper bolanya ke Doni.
Doni hanya mengacungkan jempolnya tanda mengiyakan ajakan Rangga sambil terus menggiring bolanya menuju gawang lawan. Dan, yah bola giringan dan tendangan Doni, tepat sasaran. Posisi berubah menjadi 3-0. Tim Doni menang. Permainan berakhir. Mereka bersegera menuju pinggir lapangan dan mengambil handuk kecil untuk sekedar mengelap keringat mereka dan minum air mineral yang selalu tersedia di pinggir lapangan. Sambil beristirahat menghialangkan keringat dan melepas dahaga, mereka duduk di pinggir lapangan melihat anak-anak lain yang menggantikan mereka.
" Bro, tadi Rangga ngajak kita ke rumah bu Alin. Gimana? Ada yang keberatan?" celetuk Doni memulai percakapan.
"Oke juga tuh ide, mang dah lama kita gak ke sana. Pasti bu Alin ngarep-ngarep kita, " seru Nabil dengan nada GR. "Itung-itung juga nyambung tali silaturrahmi, kan bisa memerpanjang umur, ya gak bro, " lanjut Nabil.
"Okelah, kalo semua setuju yuk kita cus, GPL.... "tantang sang ketua kelas sambil nyelonong menuju kelas yang jaraknya hanya sepuluh meter dari lapangan. Doni paling semangat kalau mau ke rumah bu Alin karena memang dialah yang paling dekat dengan Alin. Baginya gurunya yang satu itu sudah seperti orang tua sekaligus kakak, karena dia tidak punya kakak, dan sahabat. Namun kesibukan akhir-akhir ini memang sempat melupakan sejenak tentang acara kumpul-kumpul di rumah bu Alin.
Kelima temannya yang lain sudah siap di belakangnya. Mereka berenam
berjalan sambil bersenda gurau menuju tempat parkir."Eh, Ja, mobil lo gak usah dikeluarin. Kita pake motor aja boncengan, ya! " Tiba-tiba saja Doni dapat ide untuk bermotor ria. "Kita pake tiga motor saja, gimana? " lanjut Doni meminta persetujuan sahabatnya yang lain.
"Oke juga tuh Don, emang lama kita gak bermotor ria, " jawab Naja sambil memperlihatkan guratan bahagia. Ditambah dengan lesung pipi di pipi kirinya saat dia tersenyum manis.
"Setujuuuu, " pekik keempat sahabatnya yang lain. Kayak rapat pleno DPR saja mereka.
Segera Nabil, Rafli, dan Rangga mengeluarkan motor mereka masing-masing. Parkiran motor masih lumayan ramai karena masih banyak siswa kelas XII yang belum pulang.
****
Berboncengan mereka berenam berangkat ke rumah Alin guru PkN mereka. Kurang lebih sepuluh menit perjalanan, mereka sudah sampai di sana, di rumah bu Alin. Sepertinya Alin juga baru saja sampai, Varionya pun masih ada di luar pagar. Setelah membuka pintu pagar, Doni cs menata sepeda motor mereka plus Vario bu Alin di dalam pagar.Belum lagi uluk salam, Alin sudah melongokkan kepalanya dari jendela kamarnya yang kebetulan dekat teras.
"Eh, kalian, ibu pikir siapa? "
"Eh Ibu, maaf kalau kami mengagetkan Ibu," jawab Doni bersalah.
"Gak juga Don, bentar ya ibu bukain pintu, " sambil berkata begitu, Alin memasukkan kembali kepalanya ke dalam jendela dengan terlebih dahulu membuka lebar jendela kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Lonely
HorrorOrang-orang yang dicintainya satu per satu meninggalkannya, termasuk murid-murid yang disayanginya. Kesepian dan kesendirian akhirnya membawanya pada sebuah kondisi tertentu. Dia sangat benci sepi. Dia sangat benci kesendirian.