Langkah Ku

60 17 5
                                    

Matahari bersinar cerah di pagi hari menyinari jendela yang terbuka dengan gorden di sapu angin sepoi-sepoi.

Hari ini adalah hari pertamaku sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas.

Jam bekkerku berbunyi dengan keras membuat seisi rumah kaget dengan suara deringan.

Krrrrriiiinnnngggggg......

Kring.......

Kring........

"Ya Allah...."

Aku terbangun dengan geragapan seperti orang kesurupan tak ketemu arahnya dengan rambut yang acak-acakkan dan juga masih muka bantal.

Belum terlalu sadar dari tidurku, Aku sudah kaget dengan teriakan Bundaku.

"AISYAH....CEPAT BANGUN NAK!!." Teriakan Bunda terdengar menggema dari dapur.

"Iya....Bunda Aisy sudah bangun."

Dan inilah Aku, Aisyatul Hikmiyah siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah At-Thoibah.

Ku turunkan kedua kaki dari tempat tidur dengan malas dan berjalan menuju kamar mandi. Sambil menggaruk-garuk rambut yang tidak gatal.

"Aisyah cepat mandi kamu udah terlamat ini." tegur Bunda ketika Aku berjalan menuju kamar mandi.

Maklum Aku hanya punya satu kamar mandi. Meskipun begitu, bukan berarti rumahku minimalis loh. Rumahku itu sedehana, tapi nyaman dan sejuk. Eeiitt Aku juga punya halaman yang sangat luas, bahkan halamanku itu bisa dipakai untuk main sepak bola. Bukanya sombong ya, cuma ngasih tau dikit. Eh kok jadi kemana-mana balik lagi ya ke cerita.

"Eeiiittt......tunggu kak, Indi duluan ya.... lagi kebelet nih."

Shindi menyerobot masuk kamar mandi, sambil memegangi perutnya yang sedang mules.

Ya dia adalah Shandita Azahra adikku Shindi, namanya memang Shandita tapi Dia selalu ingin di panggil Shindi, katanya sih biar gaul gitu. Dia adalah adik yang paling Aku sayangi.

"Iya...iya....cepetan ya...kakak udah terlambat ini...." ku teriaki di depan pintu kamar mandi plus gedoran menggretak.

Sambil menunggu Adikku, Aku menuju Bunda yang sedang sibuk menyiapkan sarapan sekaligus bekal untuk kami berdua.

"Assalamu'alaikum... Bunda" ku peluk Bunda dari belakang untuk menguncinya agar tidak bergerak, Tapi dengan lembut.

"Waalaikumussalam... sayangku..cepat lepaskan Bunda...Aisyah, Bunda lagi sibuk ini..." jawab Bunda dengan berusaha melepaskan diri dari pelukanku sambil terus melakukan aktivitasnya yaitu memasak.

"Bunda mau Aku bantu?" Tanyaku sambil melepaskan pelukan.

"Enggak usah Aisyah...kamu sekarang masuk...jadi kamu harus cepat....ini hari pertamamu di sekolah..."

"Bunda ini kan masih jam setengah enam...." jawabku kepada Bunda dengan nada malas.

"Kamu sudah nyiapin peralatan sekolah mu? Udah bawa payung? Takut nanti hujan. Eh iya jangan lupa bawa jas hujan" tanya Bunda bertubi-tubi padaku.

"Iya Bunda sayang, sudah siap semua. Pokoknya udah T-O-P B-G-T deh Bun..." jawabku dengan menunjukkan kedua jempolku.

"Bun...Bunda...?" Tanya kepada Bunda seperti anak kecil.

"Iya kenapa?"

"Bunda Aku males masuk sekolah... enggak usah masuk ya Bunda..." membujuk Bunda.

"Emangnya kenapa? Kamu ini mau ngapain? Mau gak sekolah? Mau nikah? Kerja? Atau apa? Ya udah sekalian gak usah sekolah sama sekali ya"
Bunda bertanya sekaligus memarahiku dengan bertubi-tubi dengan tetap mengerjakan pekerjaannya.

"Enggak Bunda... Aisyah cuma takut..." jawabku dengan pelan.

"Sudah-sudah sekarang kamu cepat makan, biar gak buang-buang waktu." Perintah Bunda dengan menghiraukan perkataanku.

"Iya Bunda...maaf..." jawabku dengan penuh penyesalan.

Ku lanjutkan untuk makan dan melupakan semuanya. Tiba-tida dari belakang ada yang menepuk punggungku. Membuat Aku terkaget-kaget.

"Hayyo...kenapa ini? kok diam-diaman?" Aku terkejut dengan tepukan itu.

Dan ternyata itu adalah Ayahku. Akhirnya ada yang mencairkan suasana antara Aku dengan Bunda. Ayahku memilik selera humor yang tinggi. Setiap kata-kata yang dia lontarkan juga dapat membuat Aku senang dan bahagia.

"Enggak pa pa Yah..." dengan senyuman gak jelas.

"Sudah...sudah... mandi sana nanti kamu telambat" . perintah Bunda ketika Aku sudah selesai makan.

Setelah beberapa saat Aku sudah siap untuk berangkat sekolah. Aku mempunyai kekuatan super yaitu mandi cepat di tambah bersiap-siap cepat. Aku hanya memerlukan 15 menit untuk melakukan itu semua. Aku juga gak tau mandiku itu bersih atau tidak, pokoknya Aku sudah mandi.

"Ayah, Bunda Aku berangkat ya... salim!!". Ku julurkan tanganku untuk bersalaman dengan Ayah Bunda. Dan mencium pipi mereka berdua.

"Indi ayo cepat....kakak tunggu di depan ya".

"Iya kak...ini masih ngambil tas"

Ku langkahkan kaki kananku keluar pintu rumah untuk memulai hari yang baru dan tentu saja harus di mulai yang baik, biar tetap barokah.

Selagi Aku memakai sepatu, Shindi keluar rumah diiringi Ayah dan Bunda mengantarkan kami sampai depan pintu.

"Ayah, Bunda salim...!!!." Pintaku kepada Ayah.

"Kan tadi sudah Aisyah...". Sahut Bunda.

"Enggak Bunda ...kurang banyak" .

Langsung kutarik tangan Bunda dan salim sampai beberapa kali. Begitu pula dengan Ayah.

"Assalamualikum....dada Bunda, Ayah."

"Waalaikumussalam....Nak. Hati-hati ya.... jangan lupa bismillah...."
jawab Bunda.

(Bismillahirrohmanirrohim.....) do'a ku dalam hati.

Aku dan Shindi berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Dan ini adalah hari pertama bagi ku untuk memulai jutaan impian yang akan menungguku.

Peselancar LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang