Ospek

12 5 0
                                    

"Astagfirullah....Siapa sih?...kurang ajar banget... nggak tau sopan santu ya..."batinku sambil kembali berdiri.

Aku melihatnya berjalan bak model yang berjalan di catwalk walaupun itu hanya melihat dari balik punggungnya. Dan ketika dia berbalik untuk duduk, dengan tubuh tegapnya dia duduk dengan cool banget.

"Subhanaallah ..... ganteng bangeettt ...."

Tubuh putih mulus bagaikan mutiara bersinar, mata hitam kecoklatan, rambut yang menutupi kening berwarna coklat terkibas oleh kipas angin yang ada di atas kepalanya.

Ya Allah .... Engkau turunkan bidadara dari surga .... Masyaallah ... (betul kan bidadara, kalau bidadari kan perempuan, lah dia kan laki-laki).

Mataku tidak berkedip sama sekali saat memandangnya.

"Astagfirullahhaladzim.....Ya Allah ampunilah Aku." Gumamku dengan menggeleng-gelengkan perlahan menundukkan pandanganku. menyadari perilakuku yang salah. ini dosa.

Maaf-maaf salah fokus, lanjut ya. Ku beranikan diri untuk melihatnya lagi sebab tadi Aku kurang jelas.

"Siapa sih dia sebenernya?" gumamku mencoba melihatnya perlahan penuh dengan rasa ingin tahu.

Dan ternyata dia Adalah....


Aminul Fathur ketua OSIS MTs At-Thoibah.

APA DIA? Pantesan aja songong plus belagu. Aku tidak suka dengan dia. Bukan karena dia tidak bisa mengurus organisasi tapi karena sikapnya.Bagaimana tidak biasanya ketua OSIS di jabat oleh kelas VIII sementara dia menjadi ketua OSIS sampai kelas IX itu nggak bisa di percayakan.

Iya, itu harus bisa di percaya. Dia bisa menjabat sebagai ketua OSIS, pastinya sudah bisa di tebak kali, ya karena kekayaan dan kekuasaan kedua orang tuanya. Dia kan anak penyumbang donatur paling tinggi. Bisa dibilang yang punya sekolahan. Itu sih menurutku dan gengku sewaktu kami mengetahui info tersebut beberapa waktu yang lalu.

Melupakan semua yang terjadi tadi, Aku baru sadar jikalau Aku sekelas dengan dia terus gimana nasibku.

Aduh gimana nih?? Aku bisa mati disini.

Kalian tahu kan kenapa Aku bilang ke Bunda pagi ini kalau Aku nggak mau masuk sekolah hari ini, iya itu karena Aku takut menghadapai teman teman kelasku. Aku baru disini. Dan Aku udah parnoan.
Apa yang Aku takutkan terjadi juga.

Menurut teman-temanku dulu, kelas A terkenal dengan kesombongan dan kesongongannnya. Baik karena mereka anak orang kaya dan anak olimpiade yang memenangkan juara internasional itu semua sama saja. Tapi itu baru prasangka awalku.

Kalian tahu apa yang Aku rasakan, jantung berdeguk kencang bagaikan kuda perang yang melaju sangat kencang.

Ku putuskan untuk mencari tempat duduk untuk menghindari pandangannya, jika dia melihat. Entah dia melihatku atau tidak.

Ku berjalan dengan cepat untuk duduk. Aku memilih duduk di barisan depan paling pojok dekat pintu masuk. Karena Aku tahu jika Fathur duduk di baris ke dua. Aku tidak berani melihatnya. Aku terdiam membeku.

Tak berselang kemuadian satu per satu anak-anak masuk kelas. Aku rasa keringat dingin mulai mengucur dari ujung rambut sampai ujung kaki yang ditutupi seragam syar'i . Aku mulai gelisah.
Mungkin saja seragam putih yang Aku kenakan telah basah karena hal itu.

Aku harus bagaimana ini?. batinku berkecamuk. Keringan mengucur deras. Ku coba mengusapnya dengan kedua tangan.

Haduh Aku bakalan ngerasain ospek lagi. bisa mati nih Aku disini. Eh enggak ini balakan lebih seram lagi mungkin.

***

Mereka semua bagaikan polisi yang ada di film india yang akan mengintrogasi tersangka dengan kejam dan tak segan - segan memukuli tersangkan.

Aku masuk pertama kali ke kelas ini yang Awalnya dengan pikiran bahwa kelas ini adalah surga berubah seketika menjadi neraka ketika beberapa orang masuk kelas.

Baru pertama kali masuk kelas kayak masuk penjara dengan kerangkeng dari besi kokoh dan kuat yang mengelilingi dengan suasananya yang sangat mencekam, Apalagi jika di dudukkan pada kursi intograsi di tambah dengan lampu neon (yang berwarna kuning) yang ada di atas kepala serta bergoyang-goyang, itu pun hanya satu sehingga hanya Aku saja yang disorot.

Mereka semua datang bak seorang sipir dengan kumis yang tebal dengan membawa tongkat yang tergantung di sabuk bagian kanan di tambah seutas cambukan yang dibawa dengan cengkraman tangan yang kuat.

Lalu jika kamu tidak menjawab dengan benar maka cambukan atau tongkat akan melayang menghampiri tubuhku.
Dengan mata yang tajamnya. Bisa membunuh orang yang melihatnya.

Kemudian datang seorang sipir perempuan mengenakan sari (pakaian khas india yang di belit - belitkan itu lho) berwarna coklat senada dengan seragam pak sipir. Menampakkan muka masam.

Dia mulai mendekat.....mulai mendekat.....

Kumemejamkan mata dengan ketakutan menyelimuti.

"Tiiiiiidaaaaaaakk........tolooong......" teriakku entah itu terdengar semua orang atau tidak.

Tiba - tiba ada yang memengang bahuku untuk menyadarkanku. Seketika ku buka mataku. Dan Aku melihat seorang perempuan cantik jelita mukanya seperti boneka barbie. Matanya sipit seperti orang kerea, hidungnya mancung seperi orang Arab. Kulitnya yang putih bersih dan bibirnya yang berwarna pink , pokonya dia sangat cantik. Ya mungkin dia persilangan antara orang Arab dan orang China fikirku. Lalu dia langsung duduk di sebelahku.

"Hei kamu kenapa?"tanyanya dengan heran.

"enggak .... enggak papa kok ..."

"Aku duduk sama kamu ya ....."dia senyum - senyum memperlihatkan giginya.

"Eh ... iya ... iya ..." jawabku gugup.

"Hi ... namaku Abila Anisa ... kamu bisa panggil aku nisa" dia memperkenalkan diri dan menjulurkan tangannya.

Tak berfikir lama, langsung ku jabat tangannya untuk bersalam.

"A a a...Aku.... - ..."memperkenalkan diri.

"Aisyatul Hikmiyah kan.. aku sudah tahu..."jawabnya memotong perkataan ku.

"Loh kamu kok bisa tahu Aku?" tanyaku heran.

"Ya....tahulah.... kan kamu yang ngikuti kompetisi gambar anime ." Ucapannya saat menaruh tasnya di samping meja.

"Hah....??"

"Iya... aku ngefans banget sama kamu...aku pengen banget kayak kamu." Dia memegang kedua tanganku seperti anak kecil yang minta permen.

Teeeeeeeetttt......

Teeeeeeeetttt......

Bel masuk berbunyi. Memotong pembicaraan kami berdua.

"Nanti kita lanjut lagi ya..." dia mengedipkan mata kanan.

Aku hanya bisa mengangguk - angguk tanpa berbicara.

Kami langsung memperbaiki duduk kami dan melipat kedua tangan di atas meja lalu langsung berdo'a.

Dalam keadaan berdo'a Aku merenungi setiap kesalahanku telah berprasangka buruk kepada semua orang. Ternyata orang - orang disini baik juga.

Ya Allah ampunilah Aku karena Aku telah berprasangka buruk kepada semua orang ... batinku.

Aku menoleh kepada nisa dengan senyuman sumringah. Dan nisa membalasnya dengan senyuman bahagia juga.

ku tundukakan kepala, memejamkan mata, menengadakan tangan.
Terima kasih ... Allah ...
Alhamdulillah.......


***
Tolong ....... !!!
Tolong ......!!!
Senja mulai hilang
Dan malam mulai tiba
Aku akan tenggelam kedalam kegelapan malam
Aku harus bagaimana???
.....
Tenanglah....
Liatlah ke atas !!!
Kami semua ada disini
Di atas langit
Kami akan menemanimu
dengan beribu cahaya kami
Mengusir kegelapan malam
Jangan takut
......
*Bintang*
***

Peselancar LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang