prolog

467 20 16
                                    

Incheon, Korea Selatan

- 26 Desember 2016 - 

Gelapnya malam tidak bisa menyamarkan butiran salju yang di jatuhkan dari langit. Salju putih berjatuhan di tanah yang sudah lebih dahulu membeku. Orang-orang mempercepat langkah mereka supaya bisa sesegera mungkin mendapatkan tempat yang dapat memberi kehangatan. Bisa ditebak kalau orang-orang itu merasa kedinginan. 

Berbeda dengan orang-orang tersebut, Aira malah berdiri tegak di jembatan Songdo Central Park. Ia melihat ada sebuah bunga mawar putih yang tergeletak di tengah-tengah jembatan. Alis Aira terangkat melihat bunga itu. Matanya memperhatikan keadaan bunga itu dengan seksama. 

Mahkota bunga yang rimbun, perlahan menggugurkan diri.

Warnanya yang putih, mulai kusam diinjak-injak orang yang berlalu lalang.

Tangkai yang sebelumnya kuat dan berduri, kini patah dan tidak berbentuk lagi.

Air mata Aira menetes saat kenangan itu melintas di pikirannya. Tangan Aira terulur untuk menggapai bunga yang telah mati itu. Tepat saat tangan Aira hampir mendapatkan sebuah mahkota bunga, angin membawa pergi seluruh bagian dari bunga mawar putih itu. Aira terduduk lemas di tengah jembatan, dengan mata basah. Butiran bening jatuh tanpa bisa ia kendalikan di dampingi oleh suara tangisan yang seolah ingin mengiringi setiap tetesan air mata yang mengalir.

Maafkan aku yang terlalu lama menyadari kehadiranmu.. 

Satu Kata Tentang Cinta: PercayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang