4 ; Rumah baru.

8.9K 1.1K 158
                                    

18:26

.
.
.

Kini Sierra tak lagi terbangun diatas lantai dingin seperti 3 tahun terakhir ini, tak lagi di guyur dengan air sedingin es, dan tak lagi terbangun dengan banyak lebam di tubuhnya.

Sierra sangat beruntung. Sangat beruntung karena dapat mengenal dokter dengan kebaikan hati seperti malaikat.

Sierra fikir hidupnya kini sudah tenang, tapi sepertinya ia salah karena sekarang tidur nyenyaknya telah terganggu dengan suara ketukan pintu yang terus menerus hingga membuatnya terpaksa membuka mata dan menatap tajam kearah pintu.

Tok.. Tok..

Anjeng.

Tok.. Tok..

Gue baru tidur asu.

Tok.. Tok..

"Elah." Erang Sierra berjalan menuju pintu.

"Apaan sih?" Tanya Sierra galak saat membuka pintu.

Suga menelan salivanya kasar, masalahnya adalah saat ini Sierra hanya memakai tanktop hitam dan juga celana pendek berwarna abu-abu.

"Astagfirullah." Gumam Suga sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Sierra menatap bingung lalu sedetik kemudian ia paham mengapa dokter muda itu mengucapkan istighfar.

"Satu jam lagi kita berangkat ke sekolah, kamu mandi trus turun kebawah ya buat sarapan."

Setelah berbicara singkat pada Sierra sambil menutup wajahnya, Suga menuruni tangga untuk kembali bersiap.

"Gue gak mau sekolah ah. Lagian juga gue udah di drop out." Ujar Sierra malas. Ia bersandar pada pintu kamarnya sambil melipat tangan didepan dada.

"Semalem saya udah ketemu kepala sekolah kamu. Beliau bilang kalo kamu masih tetep sekolah disana." Sahut Suga menuruni satu anak tangga.

Sierra memutar bola matanya malas, "Pokonya gue gak mau sekolah. Titik."

Suga menolehkan kepalanya menatap Sierra yang juga menatapnya kesal, "Ra, saya gak mau masa depan kamu rusak. Kamu kan udah saya tumpangin tempat tinggal, seenggaknya kamu bisa balas kebaikan saya dengan belajar yang giat trus lulus dengan nilai bagus. Bisa, kan?"

Sierra diam, tenggorokkannya tercekat dan tak bisa membalas perkataan Suga.

Baru kali ini Sierra merasa bahwa ada seseorang yang benar benar peduli padanya. Dokter itu.

.
.
.

Sepanjang perjalanan menuju sekolahnya, Sierra diam dan sesekali melirik kearah dokter muda yang sedang memegang kemudi.

Sedikit merasa bersalah atas sikapnya yang tidak tahu diri. Sierra ingin meminta maaf tapi entah mengapa lidahnya terasa kelu saat berkontak mata dengan dokter muda itu.

"Dok, maafin gue ya." Kali ini Sierra berusaha mencoba untuk melawan rasa angkuhnya untuk meminta maaf.

Suga menoleh lalu tersenyum dengan sangat manis, membuat jantung Sierra berdebar tak karuan.

Stop dok! Jgn bikin gue keabisan napas ditempat.

Sierra mengalihkan pandangannya lalu melepaskan sabuk pengamannya dan buru buru keluar dari mobil alphard hitam milik Suga.

Melihat Sierra yang terburu buru, akhirnya Suga mengikuti gadis itu keluar dari mobil.

"Ra." Panggil Suga.

Apaan sih elah.

"Semangat belajarnya ya!" Lanjut Suga kembali.

Sierra diam lalu kembali berjalan, berpura pura tak mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Suga.

Kalo kamu lulus, nanti saya lamar deh.

.
.
.

Sierra berulang kali memukul dadanya, ia berusaha menghentikan debaran jantungnya yang sudah diambang batas.

Sebelum ia melakukannya kembali, sebuah tangan kekar menghentikannya.

Kedua bocah idiot itu tersenyum padanya. Siapa lagi? Tentu saja Taehyung dan Jungkook.

"Weh ra anjir lu kemana aja?"

Kemana mana hatiku senang kook.

"Hooh gue pikir lu beneran di DO."

Pengennya sih gitu tae.

"Gue pikir lu diperkosa begal njir."

Anjeng kook anjeng. Kl begalnya kyk dokter Suga sih gue mau.

Gak jg lah njir.

"Gue pikir lu ikut nyalon jadi gubernur njir."

Hm leh uga tae.

"Ra, anjir lu tau gak?"


"Tau apaan?"

"Ahok bebas masa."

Bodo tae bodo.

Sierra geram dan ingin sekali rasanya memotong lidah kedua idiot ini lalu menjadikannya sup dengan ditambahkan beberapa bumbu penyedap rasa. Namun disisi lain ia sangat bahagia karna bisa mendengar lawakan retjeh kedua teman idiotnya kembali.

"Eh tapi gue serius ra. Lu kemana aja seminggu lebih gak masuk sekolah?"

"Gue dirampok."

"ANJENG SIAPA YANG NGERAMPOK ELU? TAPI LU GAPAPA KAN?"

"Gak apapa elah. Cuma ada satu yg ilang."

"Apaan yg ilang ra?"

"Hati gue yg ilang heheheh."

Najis. Ew. Jyjyk. Alay. Baper.

Gatau kpn bs update lg eheh

Tp diusahain qoq

Jijul.

Dokter +myg+ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang