12 ; Dilamar.

7.2K 951 207
                                    

22:05

.
.
.

Suga melambaikan tangan ketika matanya menangkap sosol Sierra yang sedang diapit oleh kedua sahabat laki lakinya disisi kanan dan kirinya.

Sierra tersenyum. Sebelum menghampiri Suga, ia memukul perut keduanya lalu berlari.

"Ett pler!" Teriak Jungkook memegangi perutnya.

Sierra memasuki mobil bersamaan dengan Suga lalu kedua meninggalkan halaman sekolah.

Hening didalam mobil.

Hingga akhirnya Suga bersuara.

"Ehm.."

Cuma begitu doang bgst.

Seirra diam. Malas menanggapi. Namun Suga terus saja berdeham hingga akhirnya ia tersandung dehamannya sendiri dan menjadi terbatuk-batuk.

"Lo knp si dok? Tijel amat."

"Gapapa ra."

"Nih minum."

Sierra memajukan botol aqua, ia memasukan sedotan kedalamnya agar Suga bisa meminum air seharga 3 ribuan itu.

Kalo yg merek gunung itu cuman 2 ribuan gais

Yg merek mineral juga sama 2 ribuan.

Sengaja Sierra membeli aqua agar terjaga ke-steril-an nya, ia tak terbiasa meminum air murahan.

Halah tai ra 3 ribuan termasuk murah njing.

Ralat, Sierra tak terbiasa meminum air yang murah dan tak terkenal mereknya.

Begaya sih emang tapi y gpp la.

"Ra, saya punya hadiah."

"Paan tuh?"

"Buka aja, tuh hadiah kamu ada di kursi penumpang."

Sierra rusuh.

Ia buru buru mengambil kotak kecil dengan balutan kertas kado.

Perasaan ultah gue masi lama.

Pura pura bego, Sierra bertanya.

"Ini apaan?"

"Buka aja udah."

Dengan bringasnya, Sierra membuka kertas kado dengan sekali tarik. Ia mengerutkan kening saat netranya menangkap kilauan-kilauan yang bersinar.

Bukan kilauan permen foxs.

Tapi kilauan apa ya?

Mungkin sejenis berlian, emas, perak, mutiara, tembaga, seng atau semacamnya.

Maklum, Sierra kan bego masalah ginian.

"Dok, ini apaan deh?"

"Cantik ngga?"

"Yaiyalah jelas gue mah emg cantik dok."

"Bukan. Maksud saya kalungnya cantik ngga?"

"Eh kirain eheheh."

Suga tertawa dan masih fokus mengemudikan mobilnya.

"Pake dong."

"Apanya?"

"Kalungnya lah ra."

"Ga nyampe tangan gue nya."

"Pendek sih."

"Nyadar diri nyet."

Suga menepikan mobilnya lalu berhenti, ia mengambil alih kalung itu dari tangan Sierra.

Suga mendekat, memakaikan kalung pemberiannya ke leher Sierra.

Mereka bertukar pandang hingga wajah Suga semakin mendekat, sedangkan Sierra yang deg degan hanya menutup kedua matanya. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Cium gue ayo cium

Tahan napas ra.

Tapi ya masa iya blm jd apa apa udh maen nyosor gini.

Kalo bnran di cium, bales g y? Eheh

Eh tapi kok ngga kena kena ya?

Sierra perlahan membuka matanya, dan mengucapkan hamdallah ketika melihat wajah Suga mulai menjauh darinya.

Tapi sebenarnya ia mengumpat jg karena Suga tdk jadi menciumnya.

Penonton kecewa ini anjir.

Yaudah la ya lain kali aja ada kiss kiss nya.

Suga hampir saja kebablasan kalau saja malaikat raqib tak berbisik ditelinganya.

Mengingatkan kalau ada malaikat atid yang siap mencatat perbuatan buruk nya nanti.

Lah anju bwbw malaikat gini:'v

Keduanya masih salting. Gatau mau ngomong apa.

"Ma-maaf ra."

"Ha? Iya gapapa dok haha."

Suga udah ngga sabar. Parah. Dia pen cepet nikah. Titik. Bodo.

"Ra, kamu mau kan jadi istri saya?"

Blank.

Sierra cengo layaknya orang bego. Tapi sesaat kemudian dia pura pura mikir.

Sierra mikir biar keliatan kyk punya otak gitu.

"Istri ya? Ehehe gimana ya.."

"Kalo emang kamu gak mau. Saya gak akan maksa kok."

"Anjir siapa yang gamau dok, gue mau banget malah ehehe. Tapikan gue masih sekolah hahah."

Sierra kebanyakan ketawa tijel gegara salting.

SIAPA YANG BAKAL NOLAK JADI ISTRI LU SIH DOK?

GUE

MAU

BANGET


FAKKKK


"Its okay, saya bakal nunggu kok sampe kamu lulus."



Ini gue dilamar nih ceritanya?

Lah anjir

Ena bener










Gakuad dd mz:''

Pgn cpt ktmu jodoh, lamaran, nikah, pacaran, punya anak.

Nikmat sekale hidupku hh

♣Jijul♣

Dokter +myg+ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang