03-KELAS PEMBUATAN SENJATA

900 100 2
                                    

     Eiji menghentikan langkah tepat di depan pintu ganda gedung laboratorium bertingkat dua—gedung yang menjadi lokasi Kelas Pembuatan Senjata. "Saat di dalam akan sulit untuk berkomunikasi, jadi lakukan saja gerakan tubuh bila diperlukan komunikasi di antara kita."

     "Kenapa?" tanya Yuri menelengkan kepala ke satu sisi.

     Shuichi yang sedari tadi terdiam kini mengarahkan pandangan ke sekitar bangunan. Bola mata hitamnya lalu di arahkan ke langit. Kenapa ada sihir pelindung disini? Pemuda berambut ungu gelap itu menyadari adanya sihir menyelimuti bangunan abu tua di depannya.

     "Saatnya masuk," kata Eiji membuka pintu.

     Isi dalam laboratorium terlihat. Dinding-dindingnya berasal dari bebatuan cokelat dengan dihiasi oleh tumbuhan merambat yang dengan acak menghiasi dinding tersebut. Tidak seperti bayangan para murid, suasana dalam gedung seperti wisata gua yang dirawat dengan sempurna seakan menyajikan bangunan atau kuil dalam hutan. Lampu-lampu gantung menjadi wadah lilin besar yang berderet di langit-langit.

     "Wuuuuaaaahhh..." Haku begitu girang melihat pemandangan di depannya. Serasa sedang melakukan liburan, langkahnya pun segera dibawa memasuki bangunan yang disusul oleh teman sekelasnya dan sang guru.

     "Akh!" kali ini bukan suara girang yang keluar dari mulut Haku melainkan rasa tidak nyaman. Haku segera menutup kedua daun telinganya untuk melindungi pendengaran dari suara yang teramat sangat bising. Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang yang baru saja memasuki bangunan. Suara berbagai mesin dan peraduan benda-benda yang begitu banyak menyebabkan suara gaduh memenuhi laboratorium. Seperti semua ruangan dalam bangunan tengah bekerja tanpa henti di waktu yang bersamaan.

     "Apa-apaan ini?" gerutu Azumi Kikuchi. Gadis bersurai biru gelap itu benar-benar terganggu dengan suara berisik yang didengarnya. Sayangnya, suaranya tidak dapat didengar oleh siapapun, bahkan dirinya sendiri karena teredam oleh kebisingan sekitarnya.

     Jadi karena ini ada sihir pelindung di luar bangunan. Sihir peredam suara agar keributan di sini tidak mengganggu aktifitas di luar. Dan menjadi alasan laboratorium ini sangat jauh dengan bangunan Akademi Terra yang lain. Shuichi yang menyadari semuanya.

     Beberapa Guardian berlalu-lalang. Mereka semua terlihat sibuk bekerja. Beberapa dari mereka mengenakan semacam headphones untuk melindungi pendengaran, akan tetapi semuanya terlihat membawa berbagai macam barang yang berbeda. Barang yang mungkin menjadi bahan-bahan dalam pekerjaan membuat senjata.

     Ada seorang Guardian berjalan mendekat dan sedikit membungkukkan tubuhnya pada Eiji—memberi salam dan setelahnya segera meninggalkan mereka. Sapaan dengan berbicara memang tidak dibutuhkan dalam bangunan ini.

     Haku yang sempat terfokus melindungi pendengarannya segera lupa akan kebisingan ketika matanya terpana oleh pedang besar yang dibawa salah seorang Guardian. Dengan segera Haku mendekati Guardian tersebut untuk melihat benda yang baginya sangat menakjubkan itu.

     Haku kembali bergerak cepat saat Guardian lainnya membawa sebuah basoka. Beberapa kali Haku terlihat kesana-kemari karena tertarik dengan senjata-senjata yang dibawa para Guardian klasifikasi Maker tersebut.

     Shuichi yang melihat Haku mengetahui bahwa pemuda berambut putih itu dengan wajah sumringahnya selalu mengatakan, "Wuuuaaahh..." walaupun suaranya tidak mungkin terdengar oleh siapapun.

     Haku akhirnya memaku diri pada Guardian yang membawa dua pasang pistol. Haku berbicara panjang dengan Guardian itu, tapi dengan pasti Shuichi tahu lawan bicara pemuda berambut putih sama sekali tidak mendengar dan tahu apa yang tengah dikatakannya dengan penuh semangat. Hal itu diartikan oleh Shuichi melalui raut muka Guardian yang mengerutkan alis dan terlihat kebingungan, namun tak tega untuk langsung meninggalkan anak yang begitu bahagia melihat senjata yang dibawanya.

THE ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang