Third

240 42 7
                                    

Pagi kembali menyapa, Mika dan Kayla juga kembali ke aktifitasnya sebagai siswa es-em-a seperti anak-anak seumurannya. Pagi ini Mika dan Kayla berangkat agak siangan karena harus mengantar Adoria terlebih dahulu ke sekolahnya. Mika juga Kayla berjalan beriringan mengabaikan beberapa mata yang mengamati keduanya.
"Ai!!!" panggil Kayla pada sosok yang berada tak jauh dari hadapannya. Sosok tersebut berbalik dan tersenyum kecil, tapi senyum itu luntur begitu melihat sosok di samping Kayla, Mika.

"Mata kamu bengkak," ujar Kayla begitu tepat berada di hadapan Aisyah. Mika dengan terang-terangan menatap mata Aisyah yang membengkak.

"Di gigit semut." ucap Aisyah yang terlihat menghindari tatapan Mika.

"Ck kebiasaan, makanya kalau ngemil jangan di kasur." Kayla memberikan nasehat.

Aisyah itu sebelas - duabelas sama Kayla soal ngemil dan Aisyah punya kebiasaan membawa makanan ke tempat tidurnya. Jadi Aisyah dan semut sudah seperti teman baik.

"Kenapa kamu blok wa sama line aku?" tanya Mika datar masih menatap Aisyah, sedang yang di tatap malah menghindar dengan segala cara.

"Hai." sapaan dari Ratna memecahkan keheningan di antara ketiganya. Kayla dan Mika hanya tersenyum membalas sapaa Ratna.

"Emm, aku duluan." tanpa mendengar tanggapan ketiganya, Aisyah berlalu meninggalkan mereka. Kayla yang melihat kepergian Aisyah hanya menggeleng pelan mengerti pokok permasalahan antara Abangnya dengan Aisyah.

Mika menatap punggung Aisyah yang menjauh, puluhan tanya muncul di benaknya tentang perubahan sikap Aisyah yang tiba-tiba.

Ratna menggandeng tangan Kayla dan berlalu ke kelas dengan di ikuti oleh Mika di belakang keduanya. Tanpa mereka sadari Ararya berdiri tak jauh dari mereka, memandang Kayla dari jauh tapi masih terjangkau dalam radarnya.

Ararya memegang dadanya di mana letak jantungnya berada, "parah gue jantungan."

***

Dimas menghampiri Ararya yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan tangan kanan yang memegang dadanya. Dengan raut khawatir Dimas mencegat langkah Ararya.

"Lo kenapa? Lo sakit?" Ararya memandang Dimas bingung.

"Lo yang kenapa?" Bukannya menjawab Ararya malah melemparkan pertanyaan pada Dimas membuat cowok berwajah manis itu berdecak.

"Ck, gue fikir lo sakit. Eh lo emang sakit sih, sakit jiwa." ucap Dimas meninggalkan Ararya yang melototinya tajam.

Ararya berlari menghampiri Dimas, memiling leher cowok tersebut hingga membuatnya mengaduh kesakitan dan berujar ampun.

"Woi gay kalo mau ML jangan di sini." ujar seorang cewek yang adalah teman sekelas keduanya.

Ararya melepas dan menjauhkan tubuh Dimas darinya, keduanya – Ararya dan Dimas – saling bertatapan dan saling bergedik ngeri. Keduanya terlalu akrab hingga teman-teman sekelas mereka menyebut keduanya adalah pasangan gay. Pasalnya keduanya juga tak pernah terlihat dan tertangkap tengah berkencan dengan cewek manapun di sekolah mereka. Padahal Dimas memiliki kekasih yang tak lain adalah kakak dari Ararya yaitu Agastya. Cewek kuliahan yang memiliki jarak umur tiga tahun dari Dimas.

Beda dengan Ararya yang memang tak memiliki kekasih, lebih tepatnya belum. Bagi Ararya cewek yang akan menjadi kekasihnya nanti adalah cewek yang mampu menggetarkan hatinya dan juga akan menjadi pendampingnya kelak. Aish cowok ingusan seperti Ararya sudah memikirkan calon pasangan sebegitu rumitnya.

Apakah Kayla termasuk dalam cewek yang mampu menggetarkan hati Ararya? Who knows, hati orang siapa yang tahu.

"Nanti gue mau jemput Asty pulang sekolah, lo mau ikut?" tanya Dimas memecahkan keheningan di antara mereka.

MikadorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang