Ketiga

47 3 0
                                    

"Teeett!" bunyi bel sekolah Bianca menandakan semua pelajaran sudah selesai. Setiap hari sabtu SMA Cadaraksa memulangkan siswa/i nya tepat jam 11.00,sisanya akan dipenuhi oleh jadwal ekskul. Namun,ini adalah Bianca. Gadis yang menolak mentah-mentah segala jenis ekskul yang hanya akan membakar kulit putihnya.

"Bianca pulaaang!" teriak Bianca sesampainya dirumah.

"Bi,ingat ya nanti jam 4 kamu ada jadwal les musik loh!" Ibu Bianca mengingatkan putrinya.

"Iya ma,Bianca ingat kok" ucap Bianca seraya menyalam tangan ibunya. Setelah itu,Bianca langsung masuk kekamar dan merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Baru saja ia memejamkan mata,getaran disaku rok mengganggunya. Membuat ia berdecak lalu mengeluarkan hp tersebut.

Ia melihat notif pesan Line dari seseorang bernama William Aditya. Dahi Bianca mengernyit karena heran. Ia bahkan tak pernah mendengar namanya. Rasa penasaran membuatnya membuka pesan orang asing itu.

William : Eh tronton! Lo masih inget gue?

"Iiihh gila nih orang,ga kenal juga udah manggil-manggil tronton aje" gumam Bianca.

Bianca : Maaf,tapi ini siapa ya?

Pesan Bianca langsung mendapat balasan.

William : Hahaha,amnesia lo setelah nabrak gue? Ga usah pura-pura deh!

"Nabrak? Oooh ini pasti cowok bawel yang disupermarket itu" Bianca teringat akan lelaki yang ditabraknya saat ia disupermarket menemani Rizka.

Bianca : Oh,elo. Ada perlu apa?

William : Hmm,sok baik. Gue cuman mau minta ganti rugi.

Bianca : Ganti rugi apa yah? Perasaan gue ga pernah buat lo rugi deh.

William : Pantat gue sakit nih abis cium lantai. Gue ga mau tau,gue minta ganti rugi.

"Sabar Bi,sabar! Kasihi sesamamu manusia,untung aja ini manusia kalo enggak...behhh!" gumam Bianca.

Bianca : Jadi gue harus apain tuh lantai? Gue hancurin atau pantat lo juga gue hancurin sekalian?

William : Wow! Garang amat neng. Gue ga minta lantai ataupun pantat gue diapa-apain. Tapi gue minta malam ini lo harus nemenin gue.

Bianca : Ga usah yang aneh-aneh deh ya! Gue nabrak lo,dan gue udah minta maaf. Lo ga ada luka sedikit pun jadi lo ga ada kerugian.

Bianca : Masalah pantat,lo tinggal kasih minyak urut entar juga bakalan sembuh sendiri.

Bianca mulai tersulut emosi.

William : Gue ga mau tau yang penting lo harus nemenin gue malam ini apapun ceritanya.

Bianca : YES! IN YOUR DREAM,ASSHOLE!

William : Keren juga b inggris lo. No,back to the topic. Temenin gue bentaran napa sih. Ok gue minta maaf udah kasar dan berlebihan. Tapi gue emang butuh banget seseorang buat nemenin gue malam ini.

William : Anggap aja lo bantuin orang yang lagi kesusahan,itung-itung amal loh!

Bianca : Emang nemenin kemana sih? Lagian gue ga bisa. Jam 4 gue ada urusan,gue baru bisa pulang jam 6.

William : Lah,sama dong! Tapi gue ngajaknya jam 8 hehehe. Berarti bisa kan?

Bianca : Liat nanti.

William : Susah ya ngomong sama lo. Gini deh,anggap kejadian yang disupermarket ga pernah terjadi. Dan kita mulai dari awal gimana semestinya.

William : Hai Bianca! Nama gue William. Nama lo siapa?

Bianca : Kita? Ngimpi lo! Itu lo udah tau nama gue.

William : Haaa...serah lo deh! Kalo ga mau bantuin yaudah.

Bianca tidak membalas lagi karena ia sudah terlalu muak dan lelah. Perdebatannya dengan William membuatnya menguap karena kantuk. Ia memejamkan matanya dan tak butuh waktu lama ia segera terlelap. Masih dengan seragam sekolah dan belum makan siang. Itulah kebiasaan buruk Bianca.

-----

"Bi bangun! Kamu jangan telat dong,inikan hari pertama kamu les musik" ucap Ibu Bianca seraya menggoyang-goyangkan tubuh anaknya.

"Hmmm" Bianca hanya membalasnya dengan gumaman.

"Ayo dong Bi! Jangan buat mama kecewa"

Bianca langsung beranjak dari tempat tidur dan segera masuk kekamar mandi.

Beberapa menit kemudian Bianca keluar dari kamarnya sudah memakai pakaian yang rapi.

"Ma,Bianca berangkat ya!" pamit Bianca kepada Ibu sambil menyalamnya.

"Iya,jangan ngebut-ngebut ya!"

"Oke!"

Bianca mengeluarkan mobil jazz putih dari garasi dan memanaskan mesinnya sementara ia memakai sepatu. Hanya kesekolahlah ia akan diantar Pak Rahmat,supir keluarga mereka. Kemana ayah Bianca? Ia adalah pria bussinesman yang sibuk bekerja dari kota ke kota. Sekali sebulan ayahnya akan balik kerumah lalu seminggu kemudian akan pergi lagi.

Sesampai ia ditempat les,ia melihat mobil Brio hitam yang sepertinya tak asing sedang terparkir. Bianca pun memarkirkan mobilnya tepat disamping mobil tersebut.

Bianca melangkahkan kakinya memasuki tempat les yang sudah ramai itu lalu bertanya pada seseorang sambil menunjukkan secarik kertas. Orang itu menuntunnya keruangan yang Bianca maksud,setelah itu ia meninggalkan Bianca sendiri.

Bianca mengetuk pelan pintu yang ada dihadapannya,lalu membuka pintu itu. Suara riuh drum langsung terdengar ditelinga Bianca membuatnya segera masuk keruangan yang sudah dipenuhi alat-alat musik. Setelah ia menutup pintu,ia melihat orang yang ada dibalik drum tersebut. Ia menyipitkan matanya seperti mengenali seseorang yang sedang sibuk memukul drum itu. Merasa diperhatikan,orang tersebut berhenti bermain,lalu mendongak membuat keduanya sama-sama terlonjak kaget dan serentak berkata

"ELO!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang