(BUKU) GERHANA KEMBAR oleh Clara NG

14.4K 195 52
                                    

JUDUL BUKU : Gerhana Kembar
PENGARANG : Clara NG
PENERBIT : Gramedia
TAHUN TERBIT BESERTA CETAKANNYA : Cetakan pertama (2007), Cetakan kedua (2008), Cetakan ketiga (2015)
DIMENSI BUKU : 368 hlm; 20 cm

Jangan mengaku suka genre lesbian kalo belum pernah baca novel yang satu ini. Yup, Gerhana Kembar yang ditulis oleh mbak Clara NG.

"Kisah ini adalah kisah perjalanan hati. Kisah tentang keluarga; kisah tentang keberanian, kekuatan, dan ketabahan. Kisah cinta yang tak pernah kehilangan makna walau diberikan di antara dua perempuan." Tulis mbak Clara di bagian akhir sinopsisnya.

Novel ini pertama terbit tahun 2007, cetakan kedua pada tahun 2008, dan cetakan ketiga di tahun 2015. Kebetulan saya mendapat cetakan yang ketiganya. Syukurlah, kualitas kertasnya sudah menggunakan kertas putih yang harum dan modern. Sampul bukunya mengalamai perubahan dari yang cetakan pertama, kedua degan cetakan ketiga.

Memang apa istimewanya sih?

Seperti yang kita tahu, pada masa itu sangat jarang penulis –khususnya penulis wanita- yang menulis novel bergenre lesbian. Topik ini dahulu dianggap sensitif dan masih dianggap tabu bagi masyarakat Indonesia. Sebagian dari penulis takut dengan reaksi publik yang kemungkinan masih memandang sebelah mata isu ini.

Tapi, beruntunglah mbak Clara NG mendapatkan kesempatan dari Penerbit Gramedia Pustaka Utama, untuk memuat  novel ini ke dalam cerita bersambung yang dimuat di harian Kompas pada bulan Oktober 2007 sampai dengan Januari 2008. Menurut saya itu adalah prestasi yang cukup berani mengingat isu ini diangkat sampai ke ranah nasional.

Karena isunya cukup jarang disentuh oleh kebanyakan penulis, Mbak Clara menurut saya sudah cukup piawai menuliskan karya ini dengan bahasa yang santai namun manis dan ringan. Apalagi dengan alur cerita yang menurut saya anti mainstream dan tertata rapih. Serta sarat makna kehidupan, perjuangan cinta, arti memaafkan, menunggu, dan perasaan menyentuh lainnya.
Jika kalian tidak jeli memahami setiap rangkaian alur dan kata-kata, saya jamin kalian akan bingung.

Pasalnya novel ini disusun dengan dua alur waktu yang berbeda yang ditulis dalam satu cerita! Jelasnya alur cerita ini maju-mundur. Kisah di masa lalu diungkapkan dalam naskah Gerhana Kembar yang ditulis nenek Lendy, yang bernamaDiana, puluhan tahun silam. Naskah itu ditemukan Lendy secara tidak sengaja di lemari Diana. Di bagian awal, Mbak Clara menceritakan Fola dan Henrietta saat pertama kali bertemu di tahun 1960. Lalu alurnya maju, meceritakan bagaimana kehidupan kerja Lendy, cucu  Diana, dalam bidang editor buku di salah satu penerbit ternama di Kota Jakarta di tahun 2006. Serta kecintaan Lendy pada Diana yang saat itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit akibat kangker yang menggerogoti tubuhnya. Lalu mundur lagi menceritakan Fola dan Henrieta yang harus terpisah. Lalu maju lagi, menceritakan hubungan Lendy dengan ibunya, Eliza yang ternyata mengetahui isi naskah mamanya itu. Lalu mundur, maju, mundur dan begitu seterusnya.

Lama-kelamaan Lendy meyakini bahwa naskah cerita yang ada pada naskah itu adalah kisah nyata. Bersama naskah tersebut sedikit demi sedikit Lendy mengungkap kisah cinta neneknya yang ternyata sangat mencintai pacar perempuannya, Selina. Sejarah sang neneknya, Diana, yang digambarkan dalam kisah itu sebagai Fola dan pacar neneknya, Tante Selina yang digambarkan sebagai Henrietta. Kisah cinta yang memberlit Diana dan Selina dan menjadi sejarah kehadiran Lendy di dunia.

"Bersama kisah itu, Lendy menapaktilas kembali kehidupan serta hubungannya dengan ibunya, mencoba jujur terhadap diri sendiri, berani memaafkan dan berdamai dengan masa lalu" ungkap Mbak Clara di sinopsis.

Jika kalian pusing dengan penjelasan saya, sebaiknya langsung saja baca novel ini.
Oh ya, selain alur ceritanya yang anti mainstream , Mbak Clara menyisipkan banyak sekali quote, misalnya:

"Puluhan penjelasan dan ratusan teori tentang cara menulis tidak akan berguan tanpa kemampuan ajaib sang penulis untuk menyisipkan percikan jiwa ke dalam ceritanya."

"Di dunia yang sempurna,... ada ibu yang sempurna dan ada anak yang sempurna. Ibu sempurna melakukan segala hal demi putri tercintanya dan anak sempurna juga tumbuh besar untuk menyenangkan hati ibundanya. Tapi dunia tidaklah sempurna. Dan dia (Eliza) bukan ibu sempurna untuk Lendy. Sejak awal, dia bukan ibu yang tepat."

Dalam novel Gerhana Kembar ini Mbak Clara menyampaikan bahwa isu LGBT sebenarnya bukan tren di era globalisasi. Itu sudah ada senjak dulu. Namun sebagian besar dari mereka tidak menunjukkannya pada masyarakat luas. Mereka takut dengan ancaman dihina, dikucilkan, diusir dan ketakutan –ketakutan lainnya karena orientasi seksual yang berbeda dengan kebanyakan orang. Kebanyakan orang salah menilai cintanya sesama jenis. Padahal cinta itu adalah hal terbenar yang ada di dunia ini. Kita tidak dapat memilih kepada siap kita mencintai.

"Andai saja aku punya tongkat ajaib untuk memperbaiki setiap hati yang retak dan sayap yang patah. Andai saja aku punya jawaban agar setiap manusia dapat saling mengerti dan menghormati satu sama lain. Yang aku punya adalah sekelumit kisah yang berawal dari kegelisahan. Fiksi adalah medium terbaik untuk melihat dunia dengan cara pandang yang berbeda."

Mbak Clara bukan seorang L, namun, kisah yang ditulisnya patut diapresiasi sebagai 'tongkat ajaib' yang seharusnya bisa merubah sedikit pola pikir masayarakat kita tentang hubungan sesama jenis. :)

===========================
Bersambung
(Di tengah hujan, 12/2/17)

Rekomendasi dan Review Cerita GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang