Halo, apa kabarmu sekarang? Kuharap kau baik-baik saja di sana.
Aku harap kau masih mengingat diriku meskipun aku tahu kau berusaha untuk melupakan aku dari hidupmu. Aku tidak marah akan itu. Aku tahu, mengingatku hanya akan membuatmu terluka, bahkan kenangan-kenangan manis dapat berubah menjadi racun mematikan.
Aku masih ingat surat pertama yang ku kirimkan padamu saat SMA dulu. Parasmu yang indah dan tingkah lakumu yang ayu membuat hatiku berdebar. Aku tahu kau lah yang akan jadi pendamping hidupku. Dahulu aku bukan seorang pengecut seperti sekarang, karena ada kau yang menjadi sumber keberanianku. Kau tak tahu betapa senangnya aku saat menerima surat balasan darimu. Sampai sekarang aku membingkainya dalam hatiku.
Aku juga masih bisa merasakan lembut tanganmu yang menggenggam tanganku. Kehangatanmu membuatku nyaman dan tenang. Kau selalu ada, menghiburku saat aku sedih dan tertawa bersamaku saat aku bahagia. Kau ada di setiap detik hidupku, terpatri di pikiranku. Namamu selalu ku sebut dalam doaku. Dirimulah yang membuatku kuat menjalani hidupku sampai saat ini.
Senyum bahagiamu masih dapat ku lihat dalam setiap mimpiku. Ya, senyummu saat aku memakaikan cincin pertunangan kita di depan kedua orang tua kita. Wajahmu begitu lucu saat menahan tangis bahagia di hari besar kita. Kita berdua tahu saat itu, pernikahan sudah di depan mata kita.
Namun aku tak bisa melupakan hari itu. Hari di mana kau melihat tubuhku diseret oleh mereka. Hari di mana tangan kita saling menggapai namun tak pernah bisa bersatu. Teriakanmu masih menggema di telingaku dan air mata pedihmu menetes di hatiku bagaikan cairan asam.
Kau tahu bahwa aku tak pernah melakukan itu semua, bahwa aku tak bersalah atas apa yang telah mereka tuduhkan padaku. Tapi, apalah aku ini? Aku hanya seorang lelaki bodoh yang menjual apa yang rakyat butuhkan, tanpa tahu atasanku telah menyelundupkannya dari mereka dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Sekarang aku menyesal kenapa tidak ku turuti perkataanmu untuk belajar lebih giat di sekolah.
Maaf, hanya itu yang bisa ku katakan dan ku berikan padamu saat ini. Maaf karena telah mengirimkan surat cinta itu padamu. Maaf karena telah jatuh cinta padamu. Maaf karena telah melanggar janjiku untuk menikahimu. Maaf karena telah meninggalkan dirimu sendiri dalam kegelapan.
Sempat aku berpikir, mungkin hidupmu tak akan menderita bila aku tak pernah nekat.
Tapi, semua telah terjadi. Ini semua adalah salahku, jangan pernah kau limpahkan ini pada dirimu sendiri seperti dahulu saat kita pertama kali bertengkar. Kau tak salah, aku yang telah menghancurkan kehidupanmu dengan cintaku.
Ini adalah surat terakhirku padamu. Aku tidak akan pernah lagi datang dan mengganggu mimpi dalam tidurmu. Jangan pikirkan aku, pikirkanlah kedua buah hatimu yang sedang kau besarkan bersama dirinya, dia yang sanggup menggenapi janjinya sebagai seorang lelaki. Dia yang akan selalu bersamamu dan mencintaimu seumur hidupnya.
Bukan lelaki sepertiku yang hanya bisa membuatmu menangis dan merana, terkukung dalam kesedihan.
Namun aku berjanji padamu. Kelak, aku akan membahagiakanmu, memenuhi tanggung jawabku sebagai suamimu, dan merawat anak-anak kita nanti. Percayalah padaku, aku tak akan mengingkarinya kali ini.
Tetaplah bahagia. Jangan pikirkan aku. Aku telah pergi ke tempat yang lebih baik, jauh dari segala kemaksiatan dunia ini.
Sampai jumpa, dikehidupan yang akan datang.
Dari lelaki yang mencintaimu,
Wahyu
Wahyu meletakkan penanya, mengamati kembali surat itu dan melipatnya. Ia menaruh surat itu dengan hati-hati di mejanya dan menghela napas panjang.
"Saya sudah selesai."
Dua petugas berbadan besar masuk ke ruangan itu dan menggandengnya keluar dari ruangan menuju lapangan terbuka. Borgol ditangannya dilepas, mata dan kepalanya ditutup dengan kain hitam. Ia tersenyum, mengadah ke atas seperti dapat melihat kilauan cahaya matahari dari kain yang menyelubungi mata dan wajahnya. Ia membayangkan wajah Yulia untuk terakhir kali.
"Sampai jumpa nanti, cintaku."
Sepuluh tembakan terdengar dan Wahyu tersungkur dengan satu peluru menembus jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Kisah Sedih
Short StoryHidup tak selamanya indah. Kebahagiaan tak selamanya datang. Kadang kesedihan pun harus ada untuk menguatkan.