Prologue

12 2 0
                                    

POV

"Aku telah menghabiskan waktu didalam hidupku dengan percuma. Mengejar sesuatu yang sia-sia dan mengorbankan apa yang berharga demi tujuan yang tak berguna. Kini, aku hanya bisa melanjutkan hidup dengan keadaan yang tersisa. Dengan ini aku bisa mengabaikan kejadian yang aku alami dalam hidup ini"

***

Rex Norwitzki, seorang pelayan di sebuah restoran di kota Medana. Rutinitas nya itu sudah cukup untuk membantu perekonomian keluarganya itu. 25 Tahun umurnya saat ini, namun dia urung menikah karna sebab tertentu. Kehidupan nya  sederhana dan jauh dari kemegahan kota. berjalan di kegemerlapan cahaya metropolitan

"Huh... Akhirnya selesai juga pekerjaan ini" ujarnya sambil merapikan kembali peralatan kebersihan ke tempatnya.

"Aku pulang duluan ya bro". Rex pun pamit kepada Angga teman kerjanya yang masih mencuci piring di dapur.

"Ok rex. Hati-hati kau ya di jalan" balasnya

"Jangan lupa ya nanti di kunci pintu nya" teriak Rex dari pintu masuk restoran sambil berlalu.

Ditengah jalan yang sepi, ia pun bergumam dan sedikit mengeluh sendiri tentang pekerjaannya hari ini. Apalagi tentang tamu aneh yang menyuruhnya membantu orang tersebut mengangkat barang bawaan yang dia bawanya.

***

"Mas, tolong bantu angkatkan barang bawaan saya ini dong. Saya lagi ada panggilan telepon dari Bos saya." kata seorang tamu yang menggunakan jas hitam dan topi hitam bertuliskan "NiVe" kepada nya.

"Baik mas..." jawabnya lalu mengangkat barang tersebut dari taxi yang ditumpangi tamu aneh tersebut.

"Terima kasih ya mas" kata tamu tersebut sambil melanjutkan pembicaraan di telepon.

"Baik, saya akan kesana sehabis makan malam ini. Tenang saja, semua nya akan aman terkendali. Kita pasti bisa mendapatkannya dengan mudah" kata tamu tersebut sambil menutup telepon dan lalu mulai memesan makanan.

Sehabis pria itu menyantap hidangannya, pria tersebut lalu menyuruh kembali Rex mengangkat barang bawaan nya itu dengan imbalan uang tip atas pelayanannya yang memuaskan

"Mas, bisa angkatkan lagi gak barang saya ke mobil hitam teman saya itu?" kata tamu tersebut dengan menunjuk kearah jendela luar dan memang ada mobil hitam diseberang jalan yang baru tiba seakan menunggu seseorang.

Setelah barang dimasukkan ke dalam mobil, tamu tersebut lalu memberikan uang tip
"Ini buat mas, anggap aja uang rokok" kata tamu tersebut dan langsung berlalu sambil meninggalkan Rex dipinggir jalan.

Rex lalu mengantongi uang tersebut dan kembali kedalam restoran. Namun, dia melihat sebuah bungkusan plastik yang terletak di meja tamu tersebut. Dia baru sadar lupa memasukkan barang tersebut ke mobil.

"Aduuh...! Aku lupa masukkan bungkusan plastik ini ke dalam mobil itu" - kata rex sambil menepukkan tangan ke dahi nya.

"Baiklah ku simpan saja, kali aja ntar itu orang balik lagi" - pikirnya

Namun, hingga restoran tutup tamu tersebut belum datang mengambil barang nya tersebut. Lalu dia pun membawa bungkusan plastik yang didalamnya terdapat sebuah bingkisan seperti kado itu ke dalam tas nya dan dia bawa pulang. Berhubung dia besok masuk shift pagi jadi siapa tau tamu tersebut akan datang lagi.

***

"Huh... Memang tamu menyusahkan. Aku kira setelah dia pergi akan selesai. Tapi, ternyata masih membuat repot" kesalnya

Dia pun berjalan menuju terminal bus di sebuah jalanan yang sepi dimana dia melintasi jalan di sebuah kompleks perumahan elite. Wajar saja sepi karna penghuni nya kurang bersosialisasi dengan para tetangganya

Suasana malam itu tergolong sunyi dan menjadi mencekam. Mungkin karna dia agak telat pulang karna menunggu tamu tersebut jadinya dia tiba di terminal bus jadi larut malam.
Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, Rex melihat jam pada handphone nya.

"Wahh pasti bus sudah tidak ada jam segini. Jalanan juga mulai sepi, memang hari yang apes" keluhnya

"Mak, aku sepertinya pulang agak telat. Pintu rumah di kunci saja. Aku bawa kunci cadangan nya" begitu isi pesan singkatnya kepada ibu nya dirumah setelah menyadari bus nya belum kunjung tiba.

"Apa sebaiknya aku minta nebeng dengan Angga aja kali ya..." sebuah ide brilian yang masuk akal berhubung Angga biasanya pulang paling lama tapi tidak masalah baginya karna dia berangkat kerja menggunakan sepeda motor.

Rex pun berjalan kembali lagi ke Restoran berharap angga masih ada disana untuk meminta tolong mengantarkan pulang atau setidaknya menginap dirumah nya untuk malam ini.

Sesampainya di Restoran, Rex pun masih melihat motor Angga di parkiran restoran.

"Kirain hari ini hari sial ku, ternyata masih ada beruntung nya juga!" katanya lega. Beruntung memang pikirnya akhirnya dia bisa pulang ke rumah dengan Angga.

Suasana makin bertambah sepi karna memang jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Rex pun lalu masuk ke dalam Restoran.

Terdengar suara air dari tempat cuci piring. Sepertinya Angga masih belum selesai mencuci piring. Tv di dekat kasir pun menyala

"Masih sempat-sempatnya ini anak nonton tv. Bukannya selesaikan pekerjaan nya dulu. Memanglah si Angga ini..." ledeknya dalam hati

"Angga..." panggilnya dari kasir

"Woiii Angga..." teriak nya lagi setelah panggilan pertama tidak digubris

"Amsyiong ini anak di panggil gak nyaut" kesalnya

Dia pun lalu menuju ke ruangan dapur dimana lampu dapur tersebut masih menyala dari depan kasir.

"APA-APAAN INI..."

Rex pun kaget melihat dapur menjadi berantakan.

"WOII ANGGA... KOK DAPUR JADI BERANTAKAN GINI SIH..." teriaknya kesal

Merasa gak digubris Rex pun semakin naik emosi dan berjalan menuju tempat cucian

"KAMPRETLAH...!!! AKU DARI TADI NGOMONG GAK KAU..."

Belum sempat menyelesaikan perkataan nya, mata nya melotot kearah tempat cucian dimana sudah terkapar sebuah mayat dengan kepala berada di wastafel. Wajah kepala mayat dengan mata yang melotot itu disirami oleh air yang terus mengalir deras dari kran air

Darah berceceran di lantai, kondisi tangan mayat tersebut terikat dan kepala yang terputus menjadi pemandangan yang sangat mengerikan malam itu

Rex yang semula marah, seketika langsung shock dan matanya terbelalak kaget melihat mayat yang mengenaskan tersebut. Yang bukan siapa lagi melainkan mayat teman kerja nya itu tergeletak di ruang cuci yaitu "Angga", seorang teman yang baru ditinggalkannya beberapa saat yang lalu.

* To Be Continued *

Time MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang