PENGANTAR:
Jangan lupa mengubur kucing jika kau tak sengaja membunuhnya! Mitos itu bukan saja demi alasan kemanusiaan saja (atau kebinatangan), namun juga ada latar mistis di belakangnya. Di berbagai kebudayaan, kucing memang sering dilekatkan dengan dunia gaib. Kucing bisa dianggap sebagai binatang pembawa keberuntungan atau sebaliknya, membawa kesialan. Saranku, berhati-hatilah jika berurusan dengan kucing. Jangan sampai hal mengerikan yang dialami tokoh ini kalian alami juga ....
Berhati-hatilah!
***
Yuga mengendarai mobilnya cukup kencang, ia sadar akan hal itu. Namun hari sudah malam. Tak ada polisi dan jalanan juga lengang. Lagipula apa yang ia alami barusan sangatlah menakutkan. Saat mengantar teman-temannya pulang dari berkemah di gunung, ia juga harus mengantarkan sebuah tas pulang ke pemiliknya. Cerita yang ia temukan membuatnya merinding. Dan tengkorak dalam tas itu ... Yuga benar-benar sulit menghapusnya dari benaknya. Yang ia inginkan sekarang adalah sesegera mungkin sampai ke rumah.
Namun ....
"Ciiiiiiit!!!" deru suara rem membelah keheningan malam. Yuga menghentikan mobilnya secara mendadak. Bayangan putih apa yang barusan ia lihat melompat ke depan mobilnya? Apa ia menabrak seseorang?
Dengan cemas Yuga keluar dari dalam mobil dan mendapati sesuatu tergolek berlumuran darah di depan mobilnya. Tapi bukan manusia.
Itu seekor kucing berbulu putih.
Kucing jelas sudah mati. Darahnya berceceran di atas aspal dan tubuhnya juga tampak terkoyak. Namun Yuga mengambil napas lega ketika memeriksa mobilnya dan tak menemukan noda darah di sana.
"Ah, kucing kampung sial!" makinya dalam hati, "Hampir membuatku celaka saja!"
Yuga segera masuk kembali ke dalam mobil. Ia tahu bahwa setelah menabrak seorang kucing, seharusnya ia menguburnya dulu. Namun, saat itu ia sudah merasa amat lelah.
"Ah, persetan dengan kucing itu!" pikir Yuga. "Aku tak punya waktu untuk ini."
Iapun mengabaikan pamali itu dan melajukan mobilnya ke arahnya semula, pulang ke rumahnya.
Keesokan harinya ia terbangun karena nada dering khas yang mengalun dari smartphone-nya. Ia tak membuang waktu untuk mengangkatnya. Seperti dugaannya, itu dari Lia, pacarnya.
Ia tahu sahabatnya, Dennis, juga naksir pada gadis itu. Namun pemuda itu tak segera mengambil langkah dan hanya menyimpan perasaannya. Tiap kali bertatap muka dengan Lia, wajahnya hanya memerah dan ia tak mengatakan apapun. Karena itu Yuga tak merasa bersalah ketika akhirnya memutuskan untuk menembak gadis itu duluan. Toh, salah Dennis sendiri selamban itu.
Ia sudah sebulan menjadi kekasih Lia dan belum mengatakannya pada siapapun. Bukan hanya ia tak ingin Dennis tahu, tapi karena ia sendiri tak begitu suka mengumbar kehidupan pribadinya.
"Kamu sudah pulang? Aku dengar ada temanmu yang bertemu hantu?"
"Oh, kabarnya sudah menyebar ke kampus rupanya," pikir Yuga, Biasa, gosip.
"Yup, Dennis yang ketemu. Bukan aku." balasnya.
"Makanya hati-hati. Jangan melanggar pamali. Memetik bunga edelweis sembarangan, kan itu juga merusak alam."
"LOL." ketiknya sembari menyisipkan emoticon tertawa, "Aku juga barusan melanggar pamali. Semalam aku menabrak seekor kucing hingga mati dan membiarkannya di jalan. Hahaha."
"Apa? Harusnya kamu menguburnya!"
"Mana sempat. Aku capek. Sudah aku mandi dulu. Kita ketemu di kampus ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMALI
HorrorTujuh kisah dengan satu persamaan Jangan langgar pamali apapun saat kalian berada di tempat yang asing! Sebab konsekuensinya mungkin akan amat menakutkan ....