Snow

1.9K 141 57
                                    

South Thompson road 126, Brooklyn New York.

Musim semi tahun ke-4, Sekolah Dasar Claire Thompson New York, Amerika Serikat.

Tahun ajaran baru ini Naruto sudah naik kelas 5 sekolah dasar. Dia baru beberapa hari yang lalu mendapatkan penghargaan dari sekolahnya dengan gelar Great Student of Science.

Mom dan Dad-nya bahkan sudah mendaftarkan dirinya ke asuransi untuk pendidikannya nanti, gelar dokter anak-anak adalah yang mom inginkan. Meskipun Naruto begitu ingin mengikuti jejak daddy sebagai seorang tentara Amerika.

Tapi bukan masalah pendidikan, asuransi, maupun jadi dokter yang membuat Naruto bersedih, melainkan teman sepermainannya akan pulang ke negara asalnya. Begitu jauh dari Amerika.

Namanya Uchiha Sasuke, dia naik kelas 6 musim semi tahun ini. Walau anaknya pendiam, tapi Sasuke sangat pintar di kelas, dia selalu dapat penghargaan dari sekolah.

Naruto memanggil dia Snow, karena kulitnya putih khas ras Asia. Dari luar Snow tampak sangat lembut, meskipun dia  tak banyak omong hingga membuatnya seperti orang apatis. Tapi sungguh, Sasuke adalah orang yang melek lingkungan. Dia sangat supel, realistis juga loyal terhadap sesuatu. Begitu juga pada Naruto.

Berbicara tentang Naruto, sebenarnya Naruto adalah nama panggilan yang Sasuke berikan pada ia. Nama aslinya Peter Swan, anak seorang Mayor United States Marine dan mom-nya adalah wakil ketua bagian sistem informasi di sebuah rumah sakit pemerintah.

Naruto dan Sasuke bermain sejak mereka masih dalam balutan popok. Rumah keduanya saling berseberangan, walaupun rumah Sasuke tidak semegah rumah Naruto, tapi Naruto lebih senang menghabiskan waktu di rumah Sasuke sambil ngemil kukis buatan mama Sasuke.

Di taman belakang rumah Sasuke adalah tempat kesukaan mereka sejak kecil, Naruto sering memainkan permainan Save The Princess. Dimana dia akan menjadi pangeran yang menyelamatkan Sasuke. Kemudian mereka baru akan berhenti bermain saat jangkrik sudah bernyanyi menjelang malam.

Rasa sahabat Naruto pada Sasuke berubah menjadi cinta monyet saat mereka berusia 8 tahun. Sebuah cincin dari bunga liar dan juga mahkota bunga mawar hutan yang Naruto rangkai sampai jarinya berdarah-darah membuat Sasuke berani menyambut rasa cinta-monyet sahabatnya itu.

Mereka bahkan masih kanak-kanak yang tidak tahu apa itu cinta-monyet, tapi nyatanya mereka berdua nyaman menjalani hubungan 'kekasih' selama setahun belakangan.

Kedua ibu mereka -yang kadang masak-masak di taman belakang rumah Sasuke- sering bergurau tentang keakraban anak-anaknya.

Terutama Gwen -mom Naruto yang sepertinya begitu suka pada Sasuke yang penurut, selalu mengatakan jika dia akan sangat senang jika Naruto bisa mendapat istri sebaik Sasuke.

'Karena itu, Snow akan jadi istriku'

Begitulah jawab Naruto begitu percaya diri dan membiarkan pipi Sasuke membara.

Semua kenangan itu akan sirna sebentar lagi. Sasuke akan meninggalkannya, dan entah kapan dia akan kembali. Mungkin tahun depan, atau saat usia mereka 17 tahun, atau bahkan tidak akan pernah kembali.

Naruto hanya bisa duduk termenung di atas kasurnya di lantai dua, mata birunya sembab setelah mendengar kabar Snow akan pindah rumah.

"Pete, are you okay?" mom melongok ke dalam kamar.

Anaknya terbengong dengan sebuah mahkota dari bunga kesukaan Sasuke. Edelweiss. Dia lalu mengusap rambut pirang putranya dan mengecup dia sesaat.

"Ayo sayang, kita harus bergegas. Pesawat tidak akan menunggu kita" bisik Gwen.

VassaloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang