Bab 4 : Namanya Silla

15 0 0
                                    

Alan mengendarai mobilnya dengan amat pelan dijalanan ibu kota yang saat itu sedang lenggang. Ia memikirkan tetangganya yang ia tidak tau siapa namanya. Sudah dua minggu berlalu sejak pertemuannya dengan gadis itu didepan gerobak bubur.

Sebenarnya ia penasran mengenai siapa gadis itu ? siapa namanya ? kenapa gadis berkerudung itu selalu terseyum sangat manis ketika bertemu dengannya. Tidak dipungkiri jika ia merasakan Dag dig dug jika memikirkan senyum gadis itu.

Tapi ada suatu hal yang membuatnya tak berani mendekati gadis itu. Apa? Ia tau kalau gadis itu mengetahui mengenai sebuah aturan dalam agama sementara dirinya? Melampaui semua aturan itu. Ia lupa bagaimana cara mendekatkan diri kepada Tuhan, ia sudah lupa bagaimana bunyi Adzan itu bahkan ia sudah tak pernah mendengar suara Adzan itu semua terganti dengan musik keras dan cepat, minuman keras, poya-poya, dan perbuatan maksiat lainnya.

***

"Jadi, mau booking Cafee anda selama tujuh jam terhitung dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang" pria itu menatap gadis di depannya yang terus berbicara. Gadis itu begitu bersemangat dan juga Cantik. Pria itu terseyum mengingat yang baru saja di pikirkannya.

"Saya meminta juga bantuan pengamanan dari cafee anda untuk berjaga-jaga saat acara kami berlangsung" Gadis itu Silla terus berceloteh mengenai pem bookingan Cafee untuk Seminar khusus muslimah yang diadakan oleh UKMnya dan akan berlangsung bulan depan. Jujur silla sedikit gugup, karena laki-laki sekaligus pemilik cafee itu terus saja menatapnya dengan tatapan yang sedikit gimana gituu. Kalian bisa mengatakan kalau ia itu Ke GR ran.

"dan yang terakhir, saya minta bapak mengeluarkan saran serta jangan menatap saya seperti itu" Pria itu mengangkat alisnya dan terseyum simpul. Saat pertama kali melihat gadis ini, ia mengira gadis ini adalah gadis pemalu tau-taunya, sedikit pecicilan.

"Ok, saya masih mudah dan tadi saya sudah memperkenalkan diri saya dan nama saya Gibran. Santai sajalah ngak usah pakai kata-kata 'ANDA' panggil nama ajalah" Gibran terseyum "Dan mengenai yang kamu katakan tadi sudah jelas, dan saya akan berusaha memnuhinya. Soal sewa, saya diskon sepuluh persen karena ini hal yang berbauh Dakwah" Silla dan teman-temannya yang lain terseyum mendegar penuturan giibran.

***

Gibran menghalangi langkah silla dan teman-temannya yang akan keluar cafee saat itu. silla mengangkat kedua alisnya seakan mengatakan Ada apa?

"Terimah kasih" ucap gibran saat silla dan dina menduduki kursi di depan gibran yang jelas dihalangi oleh meja. Sebenarnya gibran hanya ingin berbicara berdua saja dengan silla tapi dina memaksa ingin menemaninya sementara teman-temannya yang lain sudah kembali ke rumah atau kampus. Dia tidak mau temannya berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan muhrim walaupun di depan umum.

"Kamu pernah mengalami cinta pandangan pertama?" silla mengerutkan keningnya "dan saya mengalaminya sekarang" tambah gibran. Terus kaitannya dengan silla apa?

"Saya jatuh dalam pesona seorang silla dan menginginkan seorang silla menjadi istri saya" mendengar pernyataan itu membuat silla melototkan matanya dan dina menyemburkan jus yang sedang diminumnya.

"Pak gibran, kita baru kenal tadi loh, dan anda langsung melamar saya" jawab silla dan membuat laki-laki 27 tahun di depannya terseyum, ia berharap senyumnya bisa membuat gadis didepnnya terpesona. Tapi sepertinya tidak mempan.

"saya kan tadi bilang cinta pandangan pertama loh"

"Anda gak punya gangguan jiwa"dina yang sedari tadi diam langsung berbicara dan menatap gibran dengan mata melotot.

"Saya melihat dunia akhirat saya pada silla" ucapan gibran membuat dina kesal. Huhh, gombalan receh.

"kamu cantik, itu dunia. Dan kamu berusaha menyebar kebaikan itu akhirat"

***

Bingung, kesal, marah, kaget itu berapa hal yang dialami silla sekarang. Mengenai lamaran gibran tadi. Masih membuatnya melamun dan memikirkan semuanya.

Suara ban mobil berdecit membangunkan silla dari lamunannya, setelah itu pintu mobil terbuka dan ditutup begitu keras.

"Kalau jalan itu pakai kaki, matanya dipakai, dan otaknya diaktif pin. Hampir aja tadi lwo mati gue tabrak" silla berbalik, jadi tadi dirinya hampir saja ditabrak. Dan heii yang hampir menabraknya itu Alan.

Sementara Alan kaget melihat siapa saja yang hampir ditabraknya. Biasanya gadis ini akan terseyum manis jika melihatnya tapi saat ini gadis itu diam dan mulutnya terbuka. Keget? Mungkin.

Alan berdehem "kalau jalan hati-hati, jangan melamun" Alan kaget dengan nada suara yang ia keluarkan barusan. Ia berbicara lembut kepada gadis di depannya ini. Seharusnya dia marah kan?

"Maaf, saya minta maaf" akhirnya ia bisa mendengar suara gadis ini.

Dua-duanya terdiam masih diposisi yang sama dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Mengenai lamaran gibran yang membuatnya melamun tadi, bisakah ia melupakannya sebentar. Jantungnya berdebar melihat laki-laki di hadapannya. Melihat laki-laki itu mebuat silla berdoa 'Allah, jangan buat citaku padanya lebih besar ketimbang pada-Mu tapi hamba mohon buatlah jika hamba bersamanya surga-Mu dan cinta-Mu akan mudah saya dapatkan'.

Tiiittttt

Suara klakson mengagetkan mereka berdua dari lamunannya.

"Silla, ngapain kamu disitu bengong" Ucap laki-laki sekitar berumur 30 tahun menatap silla bergantian dengan orang yang di depan silla, yang saat itu juga balik menatapnya. Seingatnya laki-laki itu tetangga orangtuanya di kompleks ini. Laki-laki yang sering ibunya ceritakan. Seorang anak yang ditinggal oleh kesibukan orang tuanya dan larut dalam dunia kenakalan yang bermacam-macam. Melihat laki-laki itu membuat ia mengeluarkan raut muka tak suka. Dan Alan menyadari itu.

"ehhh Kak Jimmy. Ngak papa ko kak" ucap silla.

"Kalau ngak ada apa-apa. Masuk mobil. Kamu mau ke rumah kan" silla menangguk, ia terseyum ke arah alan yang hanya dibalas sebuah senyuman kecil. Melihat senyum kecil Alan membuat Silla semakin berharap. Lalu ia masuk ke mobil kakaknya itu.

Setelah kepergian gadis itu Alan tersadar dan sebuah seyum kecil kecil tercetak dibibirnya.

"Jadi namanya Silla" Ucapnya lalu memasuki mobilnya.

***

Saya masih Belajar nulis jadi maaf yahh kalau ceritanya ngak jelas gimana gituu. Tapi semoga kalian suka.

Salam Cantik

Penulis Kecil

AKU BERHARAPWhere stories live. Discover now