Bab 5 : Si pemilik senyum

14 0 0
                                    

Silla. Namanya Silla! Ia hanya tau sebatas itu. hanya itu. Kenapa ia selalu memikirkan si Silla silla itu. jujur, ia ingin mengenal silla tapi apakah pantas dirinya berteman dengan silla? Melihat tatapan laki-laki yang ternyata kakak dari silla tadi, membuanya tersadar bahwa ia tidak pantas berteman dengan Silla, sangat tidak pantas.

Sudah dua bulan ia tak pernah menginjakkan kakinya di kampus ini. Universitas yang seharusnya menjadi tempatnya belajar. Ia sudah tahun ke lima berkuliah disini tapi belum ada tanda-tanda kalau ia akan mendapatkan gelar sarjana itu. Yang menyuruhnya kuliah kan papanya bukan kemauannya.

"Woy, Alan apa kabar lwo ? lama lwo gak nogol dikampus" Seorang laki-laki gondrong menyapanya.

"Baik, sibuk gue" Jawabnya sambil menerimah rokok pemberian temannya yang bernama yayat.

"Sibuk sama cewek pasti kan" jawab yayat sambil memeluk leher Alan dan membawanya bersama teman-temannya yang lain. Mereka sepakat untuk berlama-lama dikampus. Toh, untuk apa cepat selesai kalau ternyata bisa selesai lebih lama. Lebih lama kan lebih asik biar kenangannya makin banyak.

***

Alan duduk bersma teman-temannya di depan jurusannya. Kerjaan mereka mengusili adik tingkatnya yang lewat.

Dua orang gadis berkerudung lewat didepan mereka sambil membawa pamflet. Alan menatap lekat-lekat gadis yang lewat di depannya tapi sepertinya gadis itu tidak menyadari keberadaannya. Ia menghiraukan teman-temannya yang meneriaki gadis itu. ia memandang gadis itu yang sangat serius memasang pamflet dan teryemum sendiri membaca apa yang ditempelnya sendiri.

Gadis itu berbailik ingin pergi dari jurusannya dan otomatis pasti lewat dihadapnnya. Ia tidak mau buang kesempatan. Persetan dengan pemikiran tidak pantasnnya kepada gadis itu. yang jelas ia ingin mengenal gadis itu. Jika orang tidak suka jika ia berdekatan dengan silla. Ia tidak peduli. Karena yang utama adalah respon silla bukan yang lain.

"Silla" Ucap Allan berdiri dihadapan silla. Melihat Alan ada disini membuatnya sedikit terkejud. Jadi alan kuliah disini juga ternyata. Teriakan dan siulan terdengan riuh dari teman-teman Alan.

"Soal kemarin, aku minta maaf" ucap alan dengan sorot mata yang begitu tulus. Teman-teman alan makin heboh dan membuat Mawar yang bertugas memasang Pamflet bersama Silla menjadi risih dan kesal. Bagaimana tidak. Ia sedang dihadang oleh Raja-raja kampus dan suara mereka yang keras membuat semua orang menoleh ke arah mereka saat ini berada. Dan ini situasi yang sangat harus dihindari.

Silla terseyum kearah Alan tapi belum sempat ia berbicara tangnnya sudah ditarik oleh Mawar.

"kamu kok, mau-maunya si ladenin itu orang?" Mawar mulai mengomel.

"Tadi itu namanya Alan, dia itu tetanggaku tau" mawar menatap silla "Terus ngak harus bicara di tempat kayak tadi kan? Kita itu jadi pusat perhatian" ucap mawar sambil terus beristighfar. Ia emosi, si silla ini mau-mau nya diajak ngobrol sama laki-laki yang model kayak gitu.

"Terus gimana? Masa aku ngobrol ditempat sepi terus Cuma berdua pula. Itu ngak mungkin" silla menatap mawar dengan kesal.

"yah ngak gitu juga sil,seharusnya ka—

"TERSERAH" ucap silla berteriak di teliga mawar membuat mawar kesal dan langsung beristighfar. Silla itu memang ngeselin dari dulu sampai sekarang.

***

Semejak Alan mengetaui bahwa silla berada satu kampus yang sama dengannya. Ia mencari tahu semuanya. Mencari tau fakultas dan jurusan silla. Setelah mengetaui semuanya ia lebih sering ke kampus bahkan setiap hari dirinya kekampus tapi nongkrong didepan jurusan silla. silla hanya lewat dan terseyum kepadanya.

Setiap hari seperti itu. Alan kesal dan mengitu kemana arah perginya silla sepulang kuliah. Ia mengikuti gadis itu sampai kakinya kaku saat ia berhenti di depan mesjid kampus. Ia sadar sekarang gadis itu memang gadis yang tidak hanya kuliah saja tapi juga ia belajar agama. Karena belajar agama bukan hanya saat semester satu tapi sampai semester akhir kehidupan.

***

Semua Butuh proses kan. jadi ini nih cerita pertama aku nih. Makasih yah buat kalian udah mau baca apalagi ngasi vote.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AKU BERHARAPWhere stories live. Discover now