5

11.7K 518 9
                                    

Mencintaimu adalah kebahagiaan sekaligus kesedihan untukku.

*****

Daniel selalu menggengam tangan Tanaya sepanjang perjalanan menuju rumah kedua orang tua Daniel.

Malam ini, mama dan papa Daniel mengajak Tanaya dan Daniel untuk makan malam dirumah keluarga Wirawan serta ayah dan Bunda Tanaya yang juga di undang serta beberapa keluarga Daniel, mungkin orang tua Daniel sedang mengadakan syukuran keluarga.

"Daniel nyetir pake tangan dua, bahaya kalau sebelah tangan" peringat Tanaya yang tidak diindahkan Daniel sama sekali.

"Habisnya kamu cantik banget, mana rela aku ngelepasin kamu" goda Daniel mengedipkan sebelah matanya.

Tanaya merutuki pipinya yang merona mendengarkan godaan receh dari Daniel.

"Ingat nyawa Daniel, kita cuma punya satu nyawa bukan sembilan"

"Hmmm"

Sudahlah, Tanaya menyerah. Lebih baik menuruti keinginan Daniel.

"Papa sama mama ngadain syukuran apa sih?" tanya Tanaya kembali.

"Anniversary mereka yang ke 30 tahun"

"Ohh. Mama sama papa awet juga ya" timpal Tanaya takjub. Cinta orang tua Daniel ternyata sangat kuat.

"Kamu nggak usah cemburu gitu. Kita juga nanti kayak gitu, nggak ada yang misahin kita kecuali maut"

Jujur, Tanaya terharu mendengar perkataan Daniel yang sedikit melankolis. Tapi tak ayal juga dirinya mengaminkan semuanya, kebersamaannya bersama dengan Daniel hingga mau memisahkan adalah keinginan terbesarnya.

"Kalau aku duluan mati, kamu bakalan setia sama aku nggak atau kamu bakalan nikah lagi sama orang lain?"

Entah apa yang dipikirkan Tanaya, tiba-tiba pertanyaan itu melintas begitu saja dari mulutnya tanpa ingin dicegahnya.

Daniel menolehkan kepalanya menatap kesal Tanaya. "Kamu ngomong apa sih! Kamu itu cinta pertama dan juga terakhir aku. Mana mungkin aku cari pengganti kamu"

Setelah itu Tanaya tidak berkata apa-apa lagi, dia hanya mengangguk membalas ucapan Daniel.

Entah bagaimana tapi perasaan Tanaya hari ini tidak enak. Biasanya jika sudah begitu akan terjadi hal buruk padanya, seperti yang terakhir kali firasatnya memang benar.

Spontan Tanaya menggelengkan kepalanya mengusir pikiran aneh yang ada dikepalanya. Semuanya akan baik-baik saja, itu yang ditanamnya dalam hati.

"Kenapa?" Daniel yang melihat Tanaya menggelengkan kepalanya langsung bertanya bingung.

"Nggak papa" jawab Tanaya.

~~~~~

Tanaya masuk bersama Daniel yang masih setia menggenggam tangannya. Membuat semua mata tertuju ke arah mereka.

"Wah! Pasangan romantis kita sudah datang!" mama Daniel -Karina- yang menyadari kehadiran mereka.

Tanaya memeluk kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua Daniel yang sedang berkumpul, dimana Daniel baru melepaskan genggaman tangannya.

"Tanaya makin cantik aja ya sekarang" puji mama Daniel yang diikuti anggukan bunda Tanaya.

"Bisa aja mah"

"Kamu kabarnya gimana sekarang? Jarang banget jengukin mama, nelpon juga jarang" bunda Tanaya mengomeli putrinya yang jarang menengok orang tuanya.

"Bunda apaan sih, kan seminggu sekali aku ngehubungin bunda. Iya kan yah?" Tanaya meminta bantuan ayahnya yang hanya mengangguk-angguk saja. Keributan kecil putri dan ibu yang sudah sering dilihatnya sejak putrinya tumbuh dewasa.

TanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang