16. Ending

15.6K 416 58
                                    

Terlalu banyak cobaan yang diberikan Tuhan untuk kita. Tapi aku bersyukur karena pada akhirnya kamu kembali padaku.

*****

"DANIEL AWAS!!!"

Daniel memalingkan wajahnya saat mendengar suara Tanaya yang berteriak kencang, dilihatnya dari arah depan sebuah mobil melaju cukup kencang. Spontan Daniel melepaskan seat belt yang dikenakannya dan memeluk Tanaya.
Brukkkkk..... Brukkkk.....

Tanaya merasakan goncangan yang dahsyat di dalam pelukan Daniel, saat melihat mobil dari arah depan dengan spontan Daniel langsung memeluknya untuk melindunginya. Sampai dimana Tanaya merasakan goncangan telah berhenti dan suara-suara dari keramaian terdengar dari luar.

"To-long" ucap Tanaya pelan, sekujur tubuhnya terasa sakit namun dia tidak merasakan pergerakan dari Daniel. Tetapi beberapa saat penglihatannya menghitam dan kemudian Tanaya hilang kesadaran.

~~~~~

Tanaya duduk dikursi samping ranjang Daniel, menatap sedih melihat Daniel yang terpejam dengan wajah pucat, perban dimana-mana dan juga selang yang menempel ditubuhnya.

Seharusnya Daniel tidak akan seperti ini demi melindunginya. Seharusnya dia yang berada diposisi Daniel.

"Tanaya makan dulu nak" ucap mama Daniel, sejak dibawa kerumah sakit dan tersadar Tanaya langsung mencari Daniel dan menunggu.

"Nggak mah, Tanaya nggak laper" Tanaya tersenyum kecil, mana bisa dia makan saat kondisi Daniel seperti ini.

Melihat itu kedua orang Daniel dan Tanaya meninggalkan ruangan rawat Daniel.

"Kamu mau sampai kapan tidur mulu? Aku janji kalau kamu bangun, aku akan maafin kamu" Tanaya mengusap air matanya. "Aku mohon bangun Dan!"

Tanaya tidak bisa melihat Daniel seperti ini, rasa cintanya terlalu besar ternyata.

"Bangun Dan, aku janji aku nggak akan marah lagi sama kamu hikkss"

"Kamu janji kan?" suara serak Daniel membuat Tanaya terkesiap dan menatap senang sekaligus sendu.

"Daniel!" Tanaya bangun memeluk Daniel, menyembunyikan kepalanya disela-sela leher Daniel.

Daniel terkekeh. "Aku kembali cuma untuk kamu, andaikan aku nggak dengar janji kamu mungkin aku nggak akan bangun"

Daniel menatap sekitarnya dengan bingung, dia berada diruangan serba putih yang sangat asing.

"Tanaya, kamu dimana?" ucap Daniel.

"Tanaya?!"

Ruangan ini sepi hanya ada aku seorang. Aku tidak ingin disini, aku ingin bersama Tanaya. - batin Daniel.

"Siapapun tolong!"

"Aku mohon bangun Dan!" itu suara Tanaya yang menanangis, Daniel mencari arah asal suaranya yang tidak ditemukannya.

Seketika Daniel teringat semua kesalahannya. Sekarang dia sudah sendiri tanpa Tanaya dan keluarganya.

Kenapa aku ada disini?

Kemana semua orang?

"Papa" suara anak kecil terdengar ditelinganya, Daniel melihat sekelilingnya yang sepi tidak ada anak bayi.

"Papa"

"Siapa kamu?"

"Aku sayang papa dan mama. Semoga kalian bisa bahagia"

"Bangun Dan, aku janji aku nggak akan marah lagi sama kamu hikkss" Daniel kembali mendengar suara Tanaya. Kenapa hanya suara, dimana kamu Tan.

"Pah, mama udah nyariin papa. Aku nggak bisa nahan papa disini"

"Siapa kamu? Saya bukan papa kamu"
"Papa nggak kenal aku? Oh iya, aku lupa kalau papa belum sempat ngelihat aku" Daniel terlihat memikir dan dia tersentak saat menyadari suara itu adalah suara anaknya dan Tanaya yang belum sempat dia tau. "Tapi aku nggak papa kok, aku nggak akan marah sama papa hehe"

"Nak--"

"Papa balik ya, kasihan mama sedih nunggu papa"

Setelah itu Daniel menutup matanya saat cahaya terang menembus pandangannya.

"Jangan gitu, aku takut kamu kenapa-napa"

"Selama ada kamu, aku akan baik-baik aja"

*****

Ares tersenyum melihat Tanaya yang akhirnya kembali bahagia. Setelah kejadian kecelakaan itu, Daniel dan Tanaya memutuskan untuk kembali begitu juga masing-masing keluarga yang sangat mendukung.

Meskipun hatinya hancur setidaknya dia masih bisa tersenyum melihat kebahagiaan orang yang dicintainya.
Cinta itu memang harus berkorbankan?

"Res" Daniel menghampiri Ares. "Gue minta maaf soal yang waktu itu"

"Sial! Semudah itu lo minta maaf setelah ngerusak muka ganteng gue? Cih!" canda Ares tertawa kecil yang diikuti Daniel.

"Seenggaknya gue masih kasih lo kesempatan buat nafas" balas Daniel.

"Tapi, Dan--" Ares memasang wajah serius. "Kalau lo berani nyakitin Tanaya lagi, gue bener-bener ngerebut dia dari lo nanti. Jadi ini kesempatan terakhir lo, dan lo jangan sampai berurusan sama gue lagi"

Daniel tersenyum tulus. "Gue nggak akan nyakitin Tanaya lagi, gue cinta sama dia. Kejadian kemarin benar-benar nyadarin gue kalau Tanaya itu segalanya bagi gue. Dan lo nggak perlu khawatir, gue nggak buat lo berurusan sama gue lagi"

Ares mengangguk mendengarnya, mungkin Daniel benar-benar telah berubah. Setidaknya dia tidak akan khawatir membiarkan Tanaya kembali bersama Daniel.

Gue rela terluka sekalipun asal lo bahagia, Tan. - Ares.

~~~~~

Daniel benar-benar merasa bahagia bisa kembali bersama Tanaya. Hidupnya terasa lengkap bila bersama orang yang dicintainya.

Dilihatnya Tanaya yang sedang berbicara dengan keluarganya dengan penuh rasa syukur. Beruntung Tuhan masih memberikannya kesempatan kedua bersama Tanaya. Dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama dimasa lalu.

"Tan" panggil Daniel.

"Hmm"

"I love you" ucap Daniel.

Tanaya menoleh dan tersenyum kecil. "I love you more"

Bagi Tanaya tidak ada yang lebih membahagiakan saat suaminya sudah kembali seperti suaminya yang dulu dicintainya. Daniel benar-benar telah berubah, kembali menjadi Daniel-nya.

Meskipun banyak rasa sakit dan kecewa yang didapatnya tapi Tanaya tetap bersyukur ternyata ujian cinta yang dberikan Tuhan bisa dia lewati bersama dengan Daniel.

Untuk mendapatkan sesuatu yang berharga kita harus berjuang terlebih dahulu.

Melewati segala rintangan yang menghadang.

Menciptakan rasa sakit dan kecewa.

Tapi semua terbayarkan dengan cinta.
Cinta tulus yang membuat siapapun yang mendengarnya takjub.

Berterima kasih pada Tuhan yang telah membuatkan skenario yang indah dihidupnya.

*****

Cinta itu suci, tidak untuk dipermainkan. - Daniel.

Cinta itu harus diperjuangkan sekalipun kita merasa lelah - Tanaya

Cinta itu tidak perlu egois, cukup melihat orang yang kita cintai bahagia pasti kita akan merasa bahagia. - Ares.

End

TanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang