"Ren...ren...ren...ren..."
Ifa terus saja mencolek pundakku dari belakang. Perasaanku campur aduk antara harus kesal atau malah gemas dengan kelakuan sahabatku yang satu ini. Dia memang selalu memanggilku dengan iseng tanpa kepentingan apapun, namun kali ini nadanya agak serius.
Aku tetap menghiraukannya, yang ada di benakku setelah mata pelajaran g*ografi oleh sang guru killer ini aku akan pindah tempat duduk.
"Baik untuk tugas di rumah, kerjakan LKS halaman 9-15. Yang tugas individu dikerjakan inidivu, yang perkelompok harap dikerjakan secara berkelompok, jangan kebalik....."
Baru saja Gilang akan memotong pembicaraan untuk bertanya, Ibu Guru menambahkan
"dan... untuk pembagian kelompoknya, ibu serahkan ke ketua kelas,"
"Oiya, disini ketua kelasnya siapa?" tanyanya
"Reni Mutia bu..." jawab teman-teman seraya menunjukku.
"Baik.. ingat ya Reni.." Ibu Sandra menatapku tajam, kupaksakan diri untuk tersenyum.
"Sekian pertemuan kita hari ini, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" tutup Ibu Sandra.
~~~~~~~~~
Kukepak buku-buku lalu kumasukkan ke dalam tas jansport. Lagi-lagi Fia datang menghampiriku, sebelum aku sempat menghindar.
"Reniiiii.... dapat salam dari dekel unyu..."
"Waalaikumsalam..." jawabku
"Hah?? Gitu ajaa? Gak ada kesan-kesan lainnya..!!?!"
"Enggakk....."
Ifa merayukuu "Reni jangan ngambek gitu dongg, aku kan cuma menyampaikan amanah, sebagai umat Rasul kita harus berusaha untuk bersikap seperti para Rasul, yaitu Al-Amanah..., yaaa kaaaannn???!"
"Ya dehh.."
"Kan gini, kemarinkan aku terlambat pulang karena ada pertemuan Pramuka, nah pertemuan itu ada adik kelas jugaa, lalu ada panggil aku, kakk...kakk..." jelas Ifa sambil meniru.
"Aku punya teman sekelas, orangnya putih, tinggi, dan ganteng kakk, pokoknya oke banget dehh, dan dia titip salam ke teman kakak yang namanya Reni Mutia, itu temen kakak kann?" Ifa menirukan ekspresi dengan sangat meyakinkan.
"Lalu aku jawab gini Ren, ehemm iya eh itu temen akuu, temen akrabkuu, besok deh aku tanya Renii.."
"Adik kelas yang mana cobaa? Kalau ciri-ciri fisiknya kayak gitu, mana gue tahu, bejibun junior disini Ifa cantikkkkk..."
"Hehehe iyasihh,, mmm.. bagaimana yaa, nanti deh aku tanya lagi, pokoknya tenang deh kalau ada aku semuanya berezzz rezz rezz..."
"Gak usah Ifa, kamu capek-capekin dirimu sendiri, lagi pula I don't care with boys, kalau serius langsung aja datangin bokap gue dirumah... okayy?.."
"Serius nihh?? Tapi kamu gak boleh jutek banget gitu, kamu kan cewek, nanti semua cowok pada kabur lohh...."
"Biar ajaa.... ke kantin nyokk, laper nih, tadi pagi gak sarapan pagi coz buru-buru..." ungkapku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Ayoo... dari tadi perut ini nge-dugem hahaha..."
Aku dan Ifa tertawa sambil berjalan kecil menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dapatkah Sesempurna Cinta Fatimah Az-Zahra?
SpiritualAku ingin menjadi seseorang yang mempunyai kisah semewah Fatimah Az-Zahra kepada Ali bin Abi Thalib. Namun, aku juga ingin menjadi sesederhana sikap Fatimah terhadap Ali bin Abi Thalib. Sederhana memang, namun siapa yang tahu bahwa di dalam senyapny...