ketiga

59 3 0
                                    

"Gue cuman mau ke rooftop doang. Kalau lo gamau ikut gapapa juga sih." Sergio melanjutkan langkahnya.

Karena tidak ada pilihan lain akhirnya ia memutuskan untuk ikut dengan Sergio.

"Sini." Sergio menatap Kanya yang masih diam mematung berdiri di anak tangga terakhir.

Kanya sangat jarang untuk pergi ke rooftop sekolah dan ternyata tempat ini memang indah dengan adanya bunga-bunya yang mewarnai keindahan rooftop membuatnya terdiam sejenak melihatnya.

Kanya melanjutkan langkahnya untuk menghampiri Sergio yang sedang duduk disalah satu kursi yang berada di rooftop sekolah.

"Kontrol mukanya dong haha.." tawa Sergio saat melihat muka Kanya yang benar-benar tidak terkontrol saat ini.

Kanya menatap Sergio sinis, "Biasa aja kali natapnya." ucap Sergio.

Sergio mengambil benda yang berada disakunya.

"Mau?" Sergio menyodorkan sebatang rokok kepada Kanya.

Bodoh memang bodoh sudah pasti jawabannya tidak.

"G!"

"Apa enaknya sih ngerokok, gaenak lagi rasanya." celetuk Kanya.

"Lo pernah nyoba emang?" Sergio yang sedang memegang sebatang rokok menyala meniupkan asap rokok yang tadi ia hisap kehadapan muka Kanya.

Kanya otomatis menutup hidungnya.

"Bego lo!" Kanya masih mengibas asap yang masih tercium di hidungnya.

Sergio terkekeh kecil.

---------

Suasana kantin masih sepi. Bel istirahat akan berbunyi 10 menit lagi.

Sergio mendengus saat melihat Kanya yang dari tadi menatapnya sinis. "Gue traktir deh. Terserah lo mau beli apa aja, gue yang bayar."

Kanya tersenyum perlahan.

Lalu Kanya beranjak dari duduknya dan menghampiri bibi tukang bakso yang berada di kantin.

"Bener tuh anak." Sergio menggelengkan kepalanya lantas menghampiri Kanya.

"Bi mie baso nya tujuh porsi ya, yang enam pake pedes yang satu ngga. Terus nanti dibungkus tiga porsi buat pulangnya."

Sergio melotot kaget.

'Gila ni cewek!' batin Sergio.

"Oh iya bi, uangnya dari anak ini." Kanya menunjuk kearah Sergio yang berada disebelahnya.

"Itu buat lo semua?" tanya Sergio.

"Yap! Betul sekali." Kanya lantas meninggalkan Sergio yang masih mematung ditempat yang sama.

Sergio memutarkan bola matanya. "Berapa semua bi?"

"150 ribu aja." seru si bibi tukang bakso.

Sergio sontak kaget. 150 ribu memang uang yang sedikit untuk Sergio tapi yang ia anehkan tuh cewek kenapa rakus banget? Sergio pikir dia cuman mau beli semangkuk ternyata lebih. Ada yang dibungkus segala lagi.

"Baso aja kok mahal!" Sergio mengeluarkan dua lembar seratus ribu -an dari dompetnya.

Disodorkan uang itu kepada si bibi yang sedang membuatkan mie bakso,
"Nih bi."

"Kembalian ah bi, lagi boke."

Si bibi tukang bakso itu hanya menggelengkan kepalanya.

Biasanya Sergio tidak pernah mengambil uang kembaliannya saat ia beli sesuatu, tapi karena kemarin uangnya habis untuk minum-minum di club jadi hari ini mungkin ia sedikit pelit.

Graduation UnwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang