Penjemputan

79 7 1
                                    

"Kalo gitu... gue aja yang masuk ke dimensi itu,An. Gue mau jemput adik gue pulang." Mata Gio kian memerah, air matanya sedikit menetes.

Ana lagi-lagi diam. Jelas ia tahu, perjalanan ini akan sangat berbahaya untuk Gio yang tidak berpengalaman di dunia mistis.

Apalagi pria itu baru memepercayai adanya hantu. Bagaimana mungkin ia sanggup menjelajah dimensi lain?

"Ia perlu bantuanmu,nak." Hantu wanita tua yang duduk di samping tangga berbicara pada Ana.

"Ini gak mudah,Gi." Kata Ana dengan lemas.

"Gue akan lakuin apapun demi adik gue balik!."

Ana menatap hantu wanita tua itu meminta sarannya, "bantulah ia, kau pasti tau siapa yang harus pergi ke dimensi itu. Wanita berambut panjang itu, menunggumu disana. Bawa cucukku, pulang."

Lantas tiba-tiba figura besar di tengah ruangan yang berisi foto keluarga besar Gio, bergerak jatuh ke lantai.

Ana melihat wanita tua itu tersenyum di foto tersebut. Apa dia nenek, Gio?. Ana masih terdiam saat melihat Gio terkejut atas jatuhnya figura tersebut.

"Ko, bisa jatuh sih?."

"Aku tak bisa... ." Decit Ana pada wanita tua itu.

Sementara Gio terlihat sibuk merapikan serpihan kaca yang berserakan di lantai.

Bukan tanpa alasan mengapa Ana takut untuk pergi ke dimensi lain, karena disanalah tempat hantu-hantu sialan itu tinggal.

Dan jika terlambat kembali sedetik saja, kau akan terjebak di dimensi itu selamanya.

"Cepat berangkat.., waktu cucukku tinggal sampai matahari tenggelam saja. Atau tidak, Gio akan kehilangan adiknya untuk selamanya."

Mata Ana mulai berair, badan Keyla makin dingin. Denyut nadinya pun makin melemah.

"Gi..Gio?."

"Ya?."

"Bi..biar aku yang menjemput adikmu."

Gio tersentak, kaget akan pernyataan Ana. "Tolong kamu baca ayat kursi atau surah dalam al-quran sebanyak-banyaknya. Berdoa tulus pada Tuhan, agar aku berhasil membawa adikmu pulang."

Gio hanya mengangguk mematuhi perintah Ana.

"Pegang aku yang kuat."

Ana memegang tangan Keyla, dan Gio mengenggam tangan Ana memulai membaca doa. Ana memejamkan mata lalu mulai mengirim jiwanya masuk ke dunia lain.

Jiwanya terombang ambing dalam sebuah lubang hitam dan membawa dirinya ke tempat yang tak dikenalnya.

Dunia itu sangat gelap.

Ana masuk ke dimensi lain.

Disuatu lorong gelap ia bertemu hantu wanita berambut panjang itu, ia melihat Keyla sedang ada di genggaman wanita itu.

Kondisi Keyla di luar dugaan, kulitnya mulai pucat. Tatapan matanya kosong dan pupil hitamnya mulai mengecil. Tangan putih kebiruan wanita berambut panjang itu, mengusap rambut Keyla perlahan.

Kemudian bibir sobeknya tersenyum sinis ke arah Ana. Gadis itu ketakutan dan menggigit bibir bawahnya.

Suatu bisikan gaib terdengar di telinga Ana membuatnya merinding, "cepat! Waktumu hampir habis,nak."

Itu suara hantu wanita tua di rumah Gio tadi.

"Kau disini?."

"Ya."

DIMENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang