Tak Kasat Mata

40 2 0
                                    

Gelap.

Sunyi.

Dingin.

Itulah kesan pertama Ana saat ia membuka matanya. Tubuhnya masih begitu lemas, dan peluh mengucur dari dahinya.

Ia menyadari ini.

Ini.  Bukan tempatnya. Bukan tempat kehidupan manusia.

"Dimana aku? ". Lirihnya saat ia berhasil berdiri.

Kemudian samar-samar ia melihat sebuah tasbih berwarna coklat, tergeletak diatas tumpukan abu.

Ana mengambil kembali tasbih miliknya.

"Jadi.. Hantu itu.. ".

"Dia sudah lenyap".

Sontak Ana membalikan tubuhnya, menghadap sang pemilik suara.

Setelah menyadari wujudnya, perlahan Ana berjalan mundur. "Ja.. Jangan mendekat! ". Ia menodongkan tasbihnya ke arah makhluk di depannya.

"Tenanglah nona, kau tak perlu takut". Katanya begitu tenang.

"Ba.. Bagaimana mungkin aku bisa tenang jika berhadapan dengan makhluk bukan manusia sepertimu?! ". Ana begitu panik.

"Saya Dean. Hantu penunggu lab sekolah mu".

Ketika hantu itu menyebutkan kata 'sekolah',  keadaan sekitar yang tadinya gelap berubah menjadi bangunan sekolah Ana.

"Aku ada di sekolah?".

"Ya, seperti yang kamu lihat".

"Bagaimana bisa? Aku hampir mati berada dalam satu lorong gelap dengan hantu sialan itu. Dan sekarang, aku berada di sekolah? ".

"Kau! Jangan mencoba untuk menipuku! ". Ana kembali ke prinsipnya, bahwa semua hantu itu licik.

"Energi negatif hantu itu sudah mempengaruhi pikiranmu. Ia juga menutupi keadaan sekitar dengan kegelapan. Sehingga ia bisa lebih mudah menakutimu, Ana..".

"Bukan kah kau tau? Bila hantu tak bisa meninggalkan tempat dimana ia meninggal? Dia sudah mengelabuhimu. Seakan-akan kau ditarik kedalam suatu lorong gelap, padahal daritadi kalian berada di sekolah".

Perlahan Ana menjauhkan tasbihnya dari hantu pria dihadapannya.

"Apa kau melihat pertarungan ku dengan hantu sialan itu? ".

"Ya".

"Dan.. Kau berhasil membuatnya lenyap sekarang. Hanya abu yang tersisa".

Ana memutar pandangannya ke sekitar, langit tampak gelap dan hitam. Berarti, sudah berapa lama ia disini?

"Jadi, aku tak terjebak dalam dimensi lain?".

Hantu pria itu terdiam.

"Sebentar lagi pagi, kau bisa melihatnya sendiri bagaimana keadaanmu. Maaf.. Saya tak bisa menjelaskannya sekarang". Katanya.

Lalu perlahan Ana mulai mendekatinya. Ana bisa merasakan bahwa energi negatif hantu ini begitu sedikit, ia tidak merasakan mual berada di dekatnya. Tak seperti hantu sialan tadi.

"Maaf Ana, hanya itu yang bisa saya jelaskan padamu".

"Ya, tak apa. Terimakasih, De.. an". Ana membaca sebuah nama di seragam lusuh hantu itu.

"Tadi kau bilang, kau hantu penunggu lab?".

Dean mengangguk, lalu wajahnya mulai murung.

"Tak apa, cerita saja jika ingin. Aku sudah terbiasa mendengar cerita para hantu. Bahkan tanpa disuruh, mereka sering bicara banyak padaku".

"Ya. Jika kamu gak keberatan mendengarnya. Em.. Saya Dean Anggoro. Angakatan tahun 1987 sekolah ini".

"Wah, tahun 1987? Bahkan aku saja belum lahir. Ah, maaf harusnya aku panggil kamu 'kakak'. "

Dibalik wajah pucatnya, Dean tersenyum "gak apa-apa, karena saya meninggal di usia 17 tahun berarti kita masih seumuran".

"Apa yang membuat jiwamu belum menghilang dari bumi? Setelah 25 tahun lebih kau meninggal? ". Tanya Ana begitu terus terang.

"Sederhana, hanya belum ditemukan siapa yang membunuh saya . Emm.. ralat, siapa yang menyebabkan kebakaran waktu praktek kimia hari itu.. ".

"Yang membuat saya meninggal".

Ana menatap Dean begitu iba,  "bagaimana bisa? ".

"Ya, kejadiannya tanggal 12 Januari 1987. Saat itu kelas kami sedang ada praktek kimia. Sampai akhirnya, lab kimia terbakar tiba-tiba. Semua teman saya selamat, hanya saya yang tidak".

"Jadi, tubuhmu hangus terbakar? ".

"Tidak, saya sempat dibawa ke luar lab. Hingga asma saya kambuh. Dan akhirnya..".

Dean diam sejenak, lalu berkata "Saya meninggal".

Ana memandang iba,hantu berseragam putih abu-abu itu "Dean, emm maaf.. ." setelah Dean menggelengkan kepalanya, Ana melanjutkan "emm.. Apa kau mengenal hantu sialan itu? ".

"Ya.. Sedikit. Dia penghuni ruang UKS. Saya gak begitu tau dia, tapi yang jelas dia cukup berpengaruh disini. Energi negatifnya sangat kuat".

"Apa dia sudah lama berada di sekolah ini?".

"Ya.. Sepertinya gitu. Dari zaman saya masih hidup, dia sudah sering berbuat kacau di lingkungan sekolah. Banyak siswa perempuan yang dirasukinya".

Mendengar itu Ana geram,  "aishh.. Benar-benar menyebalkan ya dia".

"Sepertinya saya harus pergi, Ana. Sebentar lagi matahari akan terbit. Hari akan pagi, saya gak bisa lama-lama di luar sini". Dean beranjak pergi.

Ketika sinar matahari mulai memancar, tak sengaja tangan Ana menyinggung lengan Dean. Dan..

"Ko bisa kesen.. tuh?". Ana melihat telapak tangannya sendiri,  "aku bisa nyentuh kamu? Eh?!! Tapi.. ".

Dean hanya diam.

"Aku baru kali ini bisa nyentuh hantu.. ". Lirih Ana, tak percaya.

Benar, Ana tidak sedang berbohong. Ana adalah manusia, makhluk yang nyata. Sedangakan Dean adalah makhluk tak kasat mata.

Bagaimana bisa bersentuhan seperti ini?

Perlahan sinar matahari sudah menerangi lapangan sekolah, membuat cahaya yang menyilaukan mata Ana.

Dan Ana baru menyadari, bahwa bayangan dirinya tidak ada di lapangan yang disinari matahari itu.

Dan..

Ana merasa tubuhnya sangat ringan seperti kertas, juga ketika ia menoleh kebawah sepatunya..





Ana tidak menapak tanah. Badannya melayang diatas lapangan.




"DE.. DEAN?!! INI.. BA.. BAGAIMANA BISA? A.. AKU?.. ".




Dean mulai menghindar dari sinar matahari, dan berpindah di bawah pohon beringin sekolah yang tak terkena sinar.

"Maaf Ana.. Sebenarnya.. ".







"Kamu secara tidak sengaja, telah menukar jiwamu dengan anak yang kamu tolong tadi".

"Hanya ada satu jiwa yang bisa keluar setelah penjemputan jiwa itu. Energi kalian saling tarik menarik karena terus bersinggungan".

"Hingga akhirnya, kamu membiarkan anak itu keluar. Sedangkan kamu tidak sadar bahwa,  jiwa kamu terus tertarik kedalam pusaran energi negatif hantu itu".

"Walaupun kamu berhasil melenyapkannya, tapi.. Dia juga berhasil menyerap jiwamu Ana".








"Sekarang, kamu sama seperti kami".














"Tak kasat mata... ".






Bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIMENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang