Sekolah Hari Pertama

335 56 90
                                    

Jodoh ku??

Selalu saja pertanyaan itu yg terlintas di benak-ku, siapakah sosok dia, bagaimanakah rupa-nya, dan sosok wanita mana yang sangat berjasa yang sudah merawatnya-pun menjaganya, hingga sampai tiba waktunya kami di satukan nanti *ibunya.
Aku tau, aku akan membuat saraf di otakku putus satu persatu saja jika aku terus memikirkan siapakah sosok dia, karena itu rahasia tuhan ku yang bagaimanapun aku tidak dapat menebak siapakah dia.
Sebernanya aku ingin sekali meminta pada tuhan-ku untuk memberitahu siapakah sosok dia, agar aku bisa menemaninya dan memberinya semangat untuk dia sekedar agar dia bisa menggapai cita-cita dan kesuksesannya, mengingatkan dia disaat dia salah dan terus belajar menjadi sosok pasangan terbaik untuk-Nya.

Huahhhh. . .

karena keasyikan mengutak-atik laptopnya nadia sampai lupa untuk tidur, tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 11:03 , besok hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang di smester ganjil, nadia mengerutkan keningnya,

"mati gue besok hari senin gue harus bangun pagi mau sekolah mau upacara"

Tanpa mengulur waktu nadia segera mengesave tulisanya dan segera mematikan laptopnya, lalu segera membaringkan tubuhnya untuk tidur.

***

Kring !!! Kring!!!
Alarm nadia berbunyi jam menunjukan pukul 4:30 WIB, dengan rasa dingin pagi yang masih menusuk kalbu, rasa kantuk yang masih merayu-rayu untuk melanjutkan mimpi alam bawah sadar, nadia dengan beratnya harus terbangun dari itu dan mulai membuka mata untuk dunia nyata, karena dalam ingatannya selalu membayangkan bagaimana sumpah serapah ibu mawar jika dia terlambat masuk di sekolah hari pertama,.
Nadia segera mengambil handuk dan ke kamar mandi, setelah mandi nadia segera sholat subuh, dan setelahnya dia lihat ibu-nya sudah masak mie tumis kesukaannya

"pagi mommy sayang, waw mantap jiwa"

kata nadia setelah dia melihat apa yang sedang dibawa ibunya ke meja makan.
"Apaan yang mantap jiwa? Cepetan pake baju sekolah, terus kita sarapan sama-sama, hari ini kamu sekolah ntar telat"
balas ibunya membuat nadia segera mengangkat tangannya sejajar dengan alisnya
"siap boss".

***

Jam menunjukan pukul 07:12 WIB nadia yang baru sampai di dekat kelas tiba-tiba mendengar suara yang tak asing lagi di telinganya, suara yang sudah dua minggu tidak terdengar.

"Cepat kelapangan sebelum ibu lenyapkan kalian semua kekutup utara" Kata-kata itu terdengar jelas dengan nada marah yang tinggi.

"Enggak salah lagi nih suaranya ibu mawar, mati gue" umpat nadia didalam hati.
Dengan langkah yang pelan dan perasaan yang tidak karuan nadia mencoba menarik nafas dan menyiapkan diri untuk mendengar semua sumpah serapah ibu mawar, nadia berjalan masuk ke kelasnya dengan kepala tertunduk.
Semua teman-temannya sudah berlari kelapangan dan nadia segera masuk ke keals untuk meletakan tas-nya, beruntungnya nadia karena saat dia masuk kelas ibu mawar sedang di kamar mandi di dalam lab,.
"Huhhh,, selamat gue" ungkap nadia dengan rasa lega.
Dengan cepat nadia mengambil topi dalam tasnya untuk segera ke lapangan upacara.
Kelas nadia memang berada di lab karena itulah kelasnya yang mendapatkan predikat kelas paling ribut seringkali mendapatkan komentar-komentar pedas dari para guru karena guru yang berada di lab seringkali terganggu dengan ributnya anak-anak kelas XII IPS 1 tersebut.
Nadia berlari menuju lapangan upacara.
"Rinda tungguin gue" - teriak nadia dengan nafas terenggah-engah.
"Cepetan, ntar diliat nyonya besar kita belum ada lapangan, bisa-bisa kena amukan dia kita" - tangkas rinda sambil mengkerutkan keningnya, dan sebutan nyonya besar memang sudah menjadi julukan anak-anak kelas XII IPS 1 untuk wali kelas mereka yang terkenal ganas tapi sebenernya hatinya baik kok, karena harus ngadepin murid-murid yang seluruhnya kaum hawa tersebut dan terkenal dengan ributnya makannya ibu mawar harus terlihat seperti guru yang kiler agar bisa membuat anak-anak kelas XII IPS 1 tersebut tertaklukan.

Setelah 40 menit waktu berjalan, akhirnya upacara selesai.
Semua murid berjalan menuju kelas masing-masing begitu pula dengan nadia dan teman-temanya.
Sesampai di kelas mereka bercerita tentang liburan mereka pada saat libur semester.

"Apa daya gue yang cumah di rumah doang ini, kerjaan cumah nonton tv sama maen handphone" kata reni sambil memasang wajah yang memelas.
"Lo kira gue enggak, sama aja beb, enak kalo punya pacar bisa jalan sama pacar, lah ini boro-boro jalan sama pacar, pacar aja enggak punya" balas susi sambil memasang pose bibir manyun.
"Udah-udah yang punya pacar juga belum tentu jalan" ungkap nadia bernadakan sedih.
"Lo kenapa nad?? Galau mulu?? Adit gak ngajak lo jalan apa, kan dia lagi libur"-kata sera
"Udah ah males bahas dia, janji mulu tuh orang gak nepatin"- sambung nadia dengan nada kecewa.
"Iya nih mana si boss?? Mau minta raktiran gue, ajakin tuh si adit jalan sekalian ajak kita biar dapet traktiran lagi" - sambung susi dengan senyum mengembang di pipinya yang chubby dan mengangkat kedua alisnya.
"Traktiran aja lohh,, nih si adit emang udah janji ngajak gue jalan tapi gak tau, gue takut gak jadi" -balas nadia.

Tiba-tiba saat mereka sedang asyik bercerita terdengar suara bel pulang, tanpa mengulur waktu lama mereka segera membereskan barang-barang mereka ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.

Cinta untuk NadiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang