Sifat Awan yang sangat bandel membuat Sinta pusing 7 keliling. Ditambah dia memilik 4 anak laki laki. Kakak Awan, Awan, adik Awan yang masih SD kelas 4, dan adik Awan yang masih bayi yang kemarin Awan momong. Apalagi sekarang. Kakak Awan dan Awan belum bangun dari hibernasi mereka.
"Faro! Awan! Bangun kalian! Jam segini belum bangun! Awan! Katanya hari ini mau jadi pemimpin upacara!" Teriak Sinta dari dapur saat kedua anak perjakanya belum bangun juga padahal jarum jam sudah menunjukkan jarum pendek di angka 6.
"Hah!! Jam 6!! Kak! Kak! Bangun kak! Udah jam 6 nih!!" Mungkin kalau saat ini Awan tidak memiliki pulau besar di kasurnya dia akan sangat tampan. Ditambah dengan rambut acak acakan khas orang bangun tidur.
"Hem, dek. Jam berapa? Huaaaahh" jawab Faro sambil menguap dan mengucek matanya. Waaaaaa!! Faro lebih seksiii!!
"Jam 6 ini kak!! Cepet kak nanti kita telat!! Aku OSIS hari ini kak!!" Jawab Awan tergesa gesa sambil mengambil perlengakapan untuk mandi dan langsung ngacir begitu saja ke kamar mandi meninggalkan Faro yang masih mengumpulkan nyawanya.
"Apa! Jam 6! Tunggu dek kita mandi bareng! " Teriak Faro asal dan segera mengambil perlengakapan madinya.
"Ogah!! Mandi sono lu dibawah!! Lu kira kita ini masih kecil apa? " jawab Awan dari dalam kamar mandi.
"Ya udah. Lu cepetan, kalo lama gue tinggal. " Balas Faro kesal.
☆☆☆☆
"Gimana, enak kalo bangun siang? Iya?" Pertanyaan dari Sinta langsung dibalas dengan gelengan oleh Faro dan Awan.
"Kalo tau nggak enak ya jangan di ulangi lagi. Janji sama Mamah! " Bentak Sinta yang membuat semua orang di meja makan kaget.
"Udahh Mah, namanya juga laki laki. Kalau bnagun siang gara gara malemnya nonton jagoan kesayangan ya jangan dimarahin lah mah. Kayak nggak tau laki laki aja. Ya nggak nak? Udah udah sarapannya dimakan nanti telat beneran loh" Tanya Papa Awan yang bernama Rendi. Langsung saja di angguki oleh mereka berdua.
"Tuh kan mah, Papa aja nggak papa kok" celoteh Faro yang lansung dihadiahi tatapan tajam dari Sinta.
Melihat gelagat kakaknya yang kelihatannya sedang tidak baik baik saja, Awan sebagai adik yang baik langsung mengalihkan perhatian Sinta.
"Udahlah ma, Kak Faronya jangan diliatin terus. Ayo kak berangkat! Assalamu'alaikum. " pamit Awan kepada Papa dan Mamanya. Tak lupa dia mengacak rambut adik pertamnya dan mencium pipi adik bungsunya.
"Assalamu'alaikum" salam keduanya serempak saat sudah sampai di depan pintu rumah.
"Wa'ala'ikumsalam. Hati hati nak kalau bawa motor!! "Teriak Sinta mengingatkan.
"Iya mah" hanya suara Awan yang terdengar. Mungkin Faro sedang mengambil motornya di garasi.
※※※※
'Upacara bendera selesai, pasukan dibubarkan'"Tanpa penghormatan umum, bubar barisan jalan!! "
Terlihat Awan yang sangat lelah setelah menjadi pemimpin upacara dan langsung memilih merebahkan rubuhnya di bangku bangku yang terbuat dari semen di pinggir lapangan.
"Hufftt, gara gara Mama yang marah marah terus dari tadi jadinya sarapan gue sedikit kan. Remuk semua kan badan gue." Seloroh Awan kepada Alif, teman satu perjuangannya di OSIS.
"Udah udah, kalo masih capek kita ke ke kantin Mbak Tri aja. " Usul Alif yang langsung diangguki oleh Awan.
"Eh eh eh, kemana kalian! Tanda tangan dulu sini! Awan! Alif! Jangan kabur kalian! " Teriak Lia si sekertaris OSIS.
"Lari Wan, nanti aja kak! "Perintah Alif yang lansung di angguku oleh Awan. Awan sepertinya mudah terpengaruh oleh Alif karena dari tadi hanya mengangguk anggukkan kepalanya seperti boneka Hokben.
"Hah hah hah. Capek juga ya lari dari lapangan sampai kantin. Hah hah." Keluh Alif kepada Awan dan hanya diangguki oleh Awan.
"Lo tuh kenapa sih Wan, dari tadi angguk angguk mulu. Mikirin siapa sih lo? " Gerutu Alif yang melihat Awan yang dari tadi hanya mengangguk angguk.
"Itu, gue lagi capek aja Lif. Tadi sarapan cuma dikit, jadi pemimpin upacara, trus kena flu. Coba lo bayangin aja betapa capeknya gue." Curhat Awan kepada Alif. Sebenarnya Awan berbohong.
"Iya iya iya. " Jawab Alif secara spontan.
"Ah elah lo tuh kebanyakan liat sinetron ya, sampai sampai gaya bicara orang 'itu' lo ikutin juga. " Jawab Awan yang sekarang sudah kembali semangatnya.
"Ya udah, daripada ngeributin hal hal yang nggak nggak, mending kita sekarang makan aja. Liat noh, semua kelas udah masuk tuh." Tunjuk Alif kepada kelas di depan kantin Mbak Tri.
"Apaan! Jam berapa sih ini emang? Cepet sana lo pesen! " Perintah Awan kepada Alif yang sudah seperti Bos Besar kepadA OB.
"Nggak mau! Pesen sendiri sono! Mbak Tri, soto sama es jeruknya satu ya! " Teriak Alif dari depan kantin yang langsung di balas jempol oleh Mbak Tri.
"Saya juga Mbak! Samain Alif aja! " Teriak Awan juga. Jangan berpikir bahwa Awan dan Alif adalah murid yang tak sopan, karena memang biasanya cara mereka memesan makanan begitu saat kantin sedang sepi.
"Oke! Tunggu 5 menit ya, kuahnya masih di angetin! "Jawab Mbak Tri yang langsung dibalas teriak juga oleh Awan.
Setelah makan dengan gaya cepat, Awan dan Alif berlali menuju ke kelas mereka masing masing. Awan di kelas 7A dan Alif di kelas 7G.ereka berpisah saat Awan menuju ke kanan dan Alif tetap melanjutkan perjalanannya. Beruntung bagi mereka karena guru yang mengajar belum datang.
"Gue duluan ya Lif. Mau ulangan Matik sama Nyak Ati. "Teriak Awan sambil melambaikan tangan kepada Alif. Memang begitu kelakuan siswa Tunas Muda. Mereka memberi julukan kepada guru tercintanya. Ada yang memberi julukan Nyak, Mami, Umi, Abi, Papi. Sebenarnya di Nasmud semua guru laki laki dipanggil Bapak dan guru perempuan dipanggil Ibu.
"Iya, gue juga mau ulangan Bahasa Inggris. "
•••
Angin dari kipas angin di dalam kelas tidak mengurangi suhu ruang kelas 7A. Yang terdengar saat ini adalah kipas angin yang berputar dan suara pulpen menggesek kertas.
Sesekali terdengar bisik-bisik siswa yang bertanya pada teman sebangkunya.Semua siswa kelas itu sedang mengerjakan ulangan Matematika yabg dapat mebuat otak meledak, katanya. Apalagi guru yang mengawasi mereka adalah guru paling killer di sekolah ini.
"Hei, nomer lima jawabannya apa? " Bisik teman sebangku Awan yang bernama Rasyid. Memang Awan yang paling bisa diandalkan ketika ulang matematika. Secara dia kan pintar, tidak sombong, dan tidak pura-pura budeg saat ulangan.
"Nggak tau. Belum gue jawab. " jawab Awan berbisik juga. Takut jika Bu Sriati mendengarnya.
Teettt teetttt
Bel pergantuan jam pelajaran berbunyi. Tamat sudah Awan karena ada 2 soal yang belum dikerjakan.
"Aduh, gimana nih? Bunga, pinjem jawaban elo, bentar aja. "Bisik Awan kepada Bunga dan langsung mengambil kertas jawaban Bunga dan menconteknya.
"Heh, jangan. " teriak Bunga kesal. Bagaimana tidak kesal, dia susah susah mikir kok siru tinggal nyontek.
"Udah, diem aja. Satu nomer lagi ini. " bentak Awan kesal.
"Alhamdulillah. Nih, pelit amat. " ujar Awan kepada Bunga. O, memang tidak tahu diuntung anak satu ini.
"Awan, cepet. " teriak Bu Sriati kepada Awan dengan lirikan mata yang tajam dan hanya di balas Awan dengan cengiran tak berdosanya.
"Ini bu. Udah boleh keluar kan? Makasih bu. " Ujar Awan yang langsung menunggalkna kelas bahkan saat Bu Sriati belum menutup pelajaran miliknya.
"Emang bandel ya anak itu. " gumam Bu Sriati kesal.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
(TMS 2)Syahira's Story
Teen FictionSeorang most wanted girl di SMP TUNAS MUDA berpacaran dengan bad boy???? WHAT THE HELL!! " Bagaimana bisa, seorang siswi yang terkenal pintar menyanyi dan baik kepada siapa saja itu berpacaran dengan cowok yang hanya bisa membuat Bu Sriati guru mat...