Saat aku tak mampu menjelaskan sebuah
Perasaan yang belum
Pernah ku rasakan
Sebelumnyaa
- yipSetelah satu minggu berjalan, gue mulai terbiasa dengan teman teman baru gue. Mungkin benar kata orang-orang yang mengatakan bahwa jangan menilai buku dari sampulnya saja, awalnya gue berpikiran bahwa gue berada di kelas yang paling terkutuk di sekolah ini namun ternyata pikiran gw tentang kelas ini salah, gue sangat menyukai kelas ini, kelas yang ramai, berisik, heboh, yang pasti gak ngebosenin.
Hmm.....jujur belakangan ini gue merasakan sebuah perasaan yang tidak pernah gue rasakan sebelumnya, perasaan aneh dimana jantung gue beredebar-debar saat dia menatapku, perasaan senang saat gue sedang berbicara dengannya, dan perasaan yang tidak bisa jelaskan saat gue berada di dekatnya.
Yovan adhistira, seseorang yang membuat gue seperti orang bodoh saat sedang bersamanya, jujur gue bingung dengan apa yang gue alami tapi.....yaudahlah gue tidak mau ambil pusing tentang itu.
Setelah satu minggu masuk, kegiatan belajar mengajar kembali berjalan dengan semestinya, dan hari ini gue mendapatkan tugas pertama gue di kelas VIII, yaitu tugas berkelompok untuk menjelaskan tentang budaya jakarta di depan kelas. Gue memilih untuk sekelompok dengan Renata, Clara, Felicia, Yovan, dan Ray. Dan kami sepakat akan belajar kelompok hari sabtu di rumah felicia.
Di rumah feli, gue dan clara datang lebih awal untuk bermain terlebih dahulu dan sebelum kita mulai kerkom, gue berniat untuk mencoba membuat nasi goreng untuk mereka. Jika kalian berpikir gue bisa masak, maka jawabannya adalah salah besar karena gue sama sekali gak bisa masak dan gue di sini hanya untuk coba-coba saja
"Yuvi masaknya cepetan gue udah laper"
teriak clara dari kamar yang masih bisa gue dengar saat lagi masak
"Iya gak usah bawel deh"
Balas gue ke clara tak kalah kencang. Setelah gue rasa siap, gue membawanya ke atas untuk menyicicipinya bersama, dan saat bersamaan Yovan dan Ray baru saja dateng dan mereka pun ikut mencicipi masakan perdana gue.
Mereka terlihat sangat yakin dengan apa yang gue masak padahal, selama gue memasak tadi, gue sama sekali belum merasakannya dan 1.....2.....3
" whaaa rasanya aneh sumpah!!!"
Feli yang mencoba pertama kali langsung terburu-buru mengambil air untuk minum. Karena penasaran Clara, Ray, dan Yovan ikut mencicipinya dan raut wajah mereka pun langsung berubah drastis.
"Gila....lo masak apaan si, gak ada rasanya gini!!?"
tanya Clara dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan
" Lo gak bisa masak vi? aneh rasanya sumpah. Nanti klo punya anak mau di kasih makan apa coba"
ledek Ray pada gue dan langsung menimbulkan gelak tawa teman-teman yang lain.
"Paling nasi sama garam, Ha..HA...HA"
Yovan menjawab celotehan Ray sambil tertawa nyaring. Dan selama kerja kelompok, gue habis di ledek oleh mereka.
Sejak kejadian itu gue semakin dekat dengan Yovan dan Ray seperti ke kantin bareng, ngobrol bareng, ledek-ledekkan, dan banyak lah. Apalagi dengan sikap Ray yang sering ceplas-ceplos membuat kita lebih akrab dan entah mengapa gue merasa sangat senang jika gue bisa deket sama Yovan, jujur setiap kali kita lagi ngobrol bareng, gue sering mengulur waktu agar bisa lebih lama berbicara dengan Yovan dan......gue merasakan ada hal yang berbeda saat bersamanya, tapi apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Friendzone
Teen FictionJika seandainya aku bisa berada di dekatmu walau hanya menjadi seorang teman, maka aku berharap kau tak pernah tau bahwa sebenarnya diam-diam aku sangat mengharapkanmu