Sebuah rasa yang semakin lama semakin membuatku penasaran yang masih tak ku mengerti dengan apa yang kuarasakan, mungkin hanya sebuah rasa kagum atau aku memang menginginkannya lebih dari sekedar teaman?
-yip" yuvi bangun, nanti kamu terlambat sekolah sayang, udah jam 06.30"
teriak dian, mamah yuvi dari balik pintu.
"Iya mah, yuvi udah bangun kok"
jawab gue dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, gue turun kebawah untuk sarapan tapi saat gue melihat jam tangan yang melingkar manis di tangan kiri gue, gue terkejut karna sekarang udah jam 06.50 yang artinya sepuluh menit lagi gerbang akan di tutup.
"Mampus gue terlambat"
ucap gue dalam hati merutuki diri gue sendiri,
"hmm...astagaaa hari ini hari rabu lagi dan jadwal pelajaran pertama adalah pelajarannya sir darent lagi, si guru bahasa inggris yang kiler nya gak ketulungan"
" mah yuvi langsung berangkat aja ya, udah telat nih"
ucap gue pamit dengan terburu-buru. Gue berangkat sekolah dengan dianter sama pak tarjo, supir yang sudah lama bekerja di keluarga gue.
"Pak jalannya lebih cepat dong, aduh sepuluh menit lagi saya terlambat nih"
pinta gue gelisah sambil terus melihat jam tangan yang melingkar di tangan gue
Tak beberapa lama mobil gue pun sampai di depan pintu gerbang yang untungnya saja belum tertutup, gue berlari menaiki tangga tanpa melihat sekeliling gue karna gue udah benar benar terlambat dan tiga kelas....dua kelas.......satu kelas lagi.....dan sampai
gue langsung masuk dengan nafas terengah-engah dan mencari tempat duduk yang tersisa dan yang tersisa hanyalah disamping yovan yang mau tak mau gue harus duduk disitu. Gue melangkah menuju bangku tersebut
"Hoosh....hoosh...van disini kosong gak?"
tanya gue dengan nafas yang masih terengah-engah
"Kosong, napa dah lo abis di kejar warga ye gara-gara nyolong ayam?"
tanya yovan dengan gesreknya
"Kagak anjir, lo kira gue maling ayam apa?"
jawab gue dengan sewot menanggapi ucapan yovan
"Lah terus?"
tanya yovan dengan memasang wajah watadosnya yang membuat gue ingin mencakar-cakar wajahnya detik ini juga
"GUE TERLAMBAT YOVAN ADHISTIRA"
jawab gue sambil menggetok kepala yovan dengan tempat pensil yang lagi gue pegang
"Aduh...sewot amat dah lo?"
Protesnya sambil mengusap-usap kepalanya.
tak lama setelah itu sir darent masuk dan pelajaran yang membosankan pun dimulai jujur selama pelajaran berlangsung gue tidak bisa fokus dengan apa yang dijelaskan oleh para guru di papan tulis, karena gue seringkali kerap melirik yovan diam-diam dan jantung gue berasa seperti mau meloncat keluar saat dia sedang menatap gue balik dan gue menjadi salah tingkah saat dia sedang mengajak ngobrol gue.
Gue sangat menikmati saat-saat seperti ini dan rasanya gue ingin mengulur waktu agar gue bisa berlama-lama dengan yovan dan karena kami berdua sudah terbawa asik suasana kami tidak menyadari bahwa kita menjadi pusat perhatian di kelas dan......
"Cieeeeeeee..........yovan sama yuvi nih ye......uhuyy"
teriak mereka serempak yang membuat gue sedikit terkejut,
"kayaknya ada yang bentar lagi jadian nih"
tambah ray dengan diiringi pekikkan menggoda dari siswa yang lain yang membuat muka gue menjadi seperti kepiring rebus.
"apaan sih orang gue sama yuvi cuma ngobrol doang, iya kan vi?"
tanya yovan pada gue yang sedari tadi hanya terdiam.
"Ngobrol doang kok sampe seasik itu"
celetuk ray mempengaruhi siswa yang lain
"vi bantuin dong, ini kita lagi di bully nih"
pinta yovan berbisik pada gue yang masih tak gue sadari, karena gue tak menanggapinya, yovan pun mencubit tangan gue dan membuat gue teriak kesakitan dan sebelum gue teriak yovan telah memberi kode untuk menyuruh gue diam.
"Iya kan vi"
tanya yovan sekali lagi memastikan
"eh iya bener tuh"
jawab gue dengan salah tingkah seperti orang bodoh karena sedari tadi gue hanya melamun, namun mereka tetap tak menghiraukan dan terus saja menjadikan gue sebagai bahan ledekkan mereka.
Bell tanda pulang pun berbunyi, biasanya jika mendengar suara bell maka gue berasa seperti orang bebas dari penjara, namun kali ini gue merasa lesu ketika mendengar bell pulang, karena artinya adalah gue harus berpisah dengan yovan.
Sesampainya di rumah gue langsung masuk ke kamar dan melamun membayangkan ulang kejadian-kejadian menyenangkan selama di sekolah
"Apa gue suka beneran ya sama yovan"
Ucap gue sambil menatap cermin pada diri gue sendiri sambil tersenyum-senyum seperti orang tidak waras
"Ah....masa sih gue suka sama yovan yang modelannya kayak gitu"
ucap gue meyakinkan diri gue
"Apa mungkin gue cuma mengagumi doang kali yak?, Tapi.....bodo ah mendingan gue mandi terus tidur daripada mikirin beginian"
ucap gue munuju kqmar mandi dan tidak mau ambil pusing dengan apa yang gue rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Friendzone
Teen FictionJika seandainya aku bisa berada di dekatmu walau hanya menjadi seorang teman, maka aku berharap kau tak pernah tau bahwa sebenarnya diam-diam aku sangat mengharapkanmu