The Secret

2.8K 316 38
                                    

PS: Banyak Ranjau Typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PS: Banyak Ranjau Typo!

Author POV

"Selamat pagi."

Jira tersenyum mendengar suara Seohee. Matanya masih terpejam, meski tubuhnya sudah bergerak-gerak malas di atas tempat tidurnya.

"Ayolah bangun, Nona Constantin." Seohee menghampiri Jira dan duduk di samping ranjang gadis itu. Tangannya terulur untuk menyingkirkan helaian rambut panjang Jira yang menutupi sebagian wajahnya. "apa yang Marcus lakukan hingga membuatmu lelah seperti ini, eoh?"

Mata Jira terbuka sempurna mendengar nada menggoda saat Seohee berbicara. "oh ayolah Seohee-ah. Jangan mulai mengusikku." Jawab Jira dengan suara serak. Ia bangun dari tidurnya dan melirik jam yang berada di atas nakas. Jam 11 siang. Seohee tersenyum penuh arti dan memperhatikan Jira dengan minat. "apa?"

"Kau sudah memperbaiki hubunganmu dengan Marcus? Oh tentu saja! kau tidur dengannya semalam kan?"

"Kau sudah menjawab pertanyaanmu sendiri, Seohee-ah."

Seohee tergelak dan bangkit dari duduknya. "bersiaplah. Sebentar lagi kita akan makan siang. Nenekmu ada di sini."

"Benarkah?" ucap Jira dengan mata berbinar.

Yeah! Setelah ia tidak diijinkan untuk bertemu dengan Neneknya, akhirnya ia bisa bertemu dengan wanita tua yang selalu memanjakannya itu.

"Ya. Oleh karena itu, jangan membuatnya menunggu terlalu lama."

"Tentu saja." seru Jira lantas segera melompat turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi.

~oOo~

"Jadi bagaimana perasaanmu setelah berhasil membawa salah satu anggota The Dragon hidup-hidup?"

Jira mendongak dan mendapati neneknya menatap dirinya dengan penuh minat. "rasanya?" Tanya Jira lebih kepada dirinya sendiri. "uhhmm... biasa saja."

Neneknya mengangguk mengerti, namun wajah wanita tua itu dan beberapa orang lainnya terlihat berubah menjadi tegang.

Ada apa memangnya? Apa yang salah dengan jawabannya?

"Andrew," pria yang dipanggil itu menghentikan makannya dan mendongak menatap Kakek Jira. "bagaimana keadaan Axelia?"

"Memburuk, Tuan Constantin. Dengan kondisinya yang lemah seperti saat ini, kami tidak bisa melanjutkan ritual recupera."

"Leyna, bagaimana pendapatmu?" Jira memperhatikan wajah kakeknya yang menoleh ke arah Leyna. Raut wajah pria tua itu yang sesaat lalu terlihat dingin kini berubah menjadi serius.

"Kita tunggu sampai besok. Jika kondisinya tidak juga membaik, maka kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi terhadapnya. Jadi... yah~ tidak ada pilihan."

"Apa maksudnya?" Tanya Jira penuh dengan rasa penasarannya.

"Jika kondisi Axelia tetap seperti sekarang atau bahkan mungkin lebih memburuk, maka kita akan memusnahkannya dengan cara membakarnya hidup-hidup."

R.E.C.U.P.E.R.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang