*****
For the sake of friendship, here I am standing helplessly in front of the biggest Department Store in this Country (again), Staring each counter blankly (again), and I know for sure that Im so clueless without my fellas (again). Aku sudah berfikir ratusan kali kado apa yang bisa aku berikan untuk Rene di acara Bridal Shower nya nanti malam, dan aku belum juga bisa memutuskan. Sungguh aku tidak sedang ber drama Queen, kalau saja persahabatanmu sudah menginjak angka 20 tahun dan kau merasa sudah pernah memberikan segala pernak-pernik lucu mulai buku diary, lampu tidur hingga tas hermes, Stilleto Prada hingga lingerie Victoria Secret (I followed the request by the way), percayalah kau akan sebingung aku.
Tiba-tiba saja kebingungan ini membuatku merasakan de javu. Jika ada mbak-mbak pramuniaga dengan ingatan bagus ia pasti bisa mengenali wajah clueless yang pernah berdiri 3 minggu yang lalu ditempat yang sama. Memasang muka bodoh yang sama. Ya 3 minggu yang lalu aku juga mengalami hal ini, saat aku harus mencari kado untuk Ariana yang juga menggelar acara yang sama. Aku masih tak habis pikir. Konspirasi macam apa ini? Tentu saja aku bahagia melihat mereka menikah. Tetapi siapa yang menyangka pernikahan mereka hanya terpaut 3 minggu dan mereka tega meninggalkanku dengan predikat single yang masih setia menempel.
"Pilih apa aja terserah lo," suara Bimo dari ujung speaker handphone
"Elo tega banget sih Mo. Elo kan tahu gue nggak pinter kalo disuruh beli kado,"
"Beli baju kek, jam tangan kek, kutang kek. Apa aja juga boleh. Yang penting niat nya,"
"Mo, I've made a promise that I will buy soon-to-be-married friend something thoughtful. Mana bisa apa aja. Elu kesini dong,"
"15 menit lagi gue ada operasi, ada orang yang butuh sentuhan lembut tangan gue, dan gue juga masih doyan duit, jadi...selesaikan kegalauan mu sendiri anak muda. See you there Mar,"
Bimo mematikan panggilan telfon nya dengan tega. Baiklah aku tahu, profesi nya sebagai dokter bedah membuatnya lebih mencintai ruang operasi daripada aku. Tapi bagaimana bisa ia setega itu! Aku tak bisa menghubungi yang lainnya. Bahkan Raka sudah mewanti-wanti jauh hari kalau ia tak bisa diganggu hingga malam karna sedang melakukan negosiasi yang alot dengan calon debitur. Ariana? Don't even talk about her. Mungkin sekarang dia baru packing dari pulau Derawan untuk pulang dari perjalanan bulan madu nya.
"Kasih aja voucher dinner. Rene kan suka makan. Something thoughtful huh?"
Pesan telegram dari Bimo membuatku seketika berteriak kegirangan. Bimo tak pernah gagal memberiku inspirasi.
Lupakan Kitchen set, sepatu, tas atau dress. Aku bisa memberinya voucher makan di Taste Paradise atau Kokoro, oh ya Rene juga sangat menyukai makanan Perancis, aku harus ke Senopati dan membelikannya voucher dinner di Chateau Blanc. That's perfect! Merci Bimo, I have completed the mission.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone to Marry
RomanceBimo adalah laki-laki yang paling loyal sekaligus mengerti aku, completely. Kalau ini adalah drama ato novel picisan pasti akan ada love line antara kami berdua. Tapi percayalah selain karna kami udah dikutuk oleh dewa Friendzone, aku dan Bimo memil...