Mysterious woman

614 70 3
                                    

Hai hai... Aku balik lagi nih. Ini lanjutan dari SITRS.
Jangan lupa vote dan komennya ya... Aku membutuhkan banyak kritik dan saran dari readers semua karena aku tahu, ceritaku ini masih banyak banget kekurangannya.
Don't be a plagiator. This story is mine.
Warning : Typo everwhere.

Hembusan nafas terdengar dari mulut seorang wanita muda dengan rambut bergelombangnya. Dia menutup buku diary berwarna pink dengan gambar teddy bear miliknya. Perlahan, ia beranjak dari bangku taman yang sudah hampir 2 jam lebih didudukinya. Saat pertama kali, banyak pengunjung taman itu yang bertanya, mengapa wanita cantik itu terus duduk di bangku di ujung taman itu ?
Namun sekarang, ia seolah menjadi pemandangan tersendiri di taman itu. Setiap pukul 3 sore di hari rabu dan sabtu, bangku di ujung taman entah kenapa selalu kosong. Mungkin, pengunjung taman memang sudah paham bahwa pada hari dan jam yang sama wanita itu akan selalu duduk disana sambil membuka buku diary nya.

Wanita itu kata pengunjung taman seperti sebuah berlian di etalase kaca. Tak heran, saat mengunjungi taman itu, gadis itu selalu berpenampilan mewah. Mewah bukan dalam artian ia memakai banyak perhiasan di tubuhnya. Namun, wanita itu selalu memakai barang-barang branded. Sebut saja seperti blouse nya, kemeja, sepatu, bahkan tas nya semua nya adalah barang branded yang harganya selangit. Apalagi ia selalu di temani oleh beberapa bodyguard nya meski mereka berjarak 40 m darinya sehingga tak ada satupun yang berani mendekati nya. Para pengunjung taman hanya bisa mengagumi kecantikannya dari kejauhan.

Wanita itu sangat aneh menurut pendapat para pengunjung taman. Ia selalu menunjukkan wajah dingin dan sangat minim ekspresi. Ekspresi lain hanya wajah sendunya. Itupun hanya jika ia sedang membuka buku diary nya. Entah apa yang ada di pikiran wanita itu. Tak ada yang tahu.

------------------------------------------------------

Tak tak tak
Ketukan high heels saling beradu di sebuah lorong sepi nan gelap. Seorang wanita berwajah angkuh berjalan dengan anggunnya. Beberapa pegawai kantor yang bertemu dengannya menundukkan badan mereka. Namun wanita itu hanya berjalan tanpa membalas sapaan pegawainya. Oh, jangankan membalas, melirik saja pun tidak.

Arogan, perfeksionis, ambisius.

Aura itu dengan kuatnya terpancar di setiap langkah wanita itu. Jangan heran, dengan semua yang dimilikinya, ia memang sudah seharusnya bersikap seperti itu.

Oh, siapa yang tak mengenalnya. Di usia nya yang menginjak 23 tahun, ia telah memiliki sebuah perusahaan raksasa yang merangkap berbagai bidang. Jangan lupakan wajahnya yang cantik dan segala pesona yang ia pancarkan. Pastilah banyak pria yang mengincarnya untuk dijadikan pasangan hidup. Namun, sejauh ini dia tak pernah sekalipun menanggapi semua pria yang ingin dekat dengannya.

"Keluar dari ruanganku. Sekarang !" bentak seorang wanita kepada seorang pria parubaya.
Pria itu, pak lee hanya bisa menundukkan kepalanya. Merasa terintimidasi oleh pancaran mata wanita itu.

"Sialan ! Bagaimana bisa kau seceroboh itu ?" bentak wanita itu.
"Jwesonghamnida sajangnim," ujar pak lee.
"Keluar dari sini. Cepat ! Aku muak melihat wajahmu !"
"Nde. Allgeusseumnida sajangnim. Saya permisi".
Pria itu menundukkan tubuhnya dan keluar dari ruangan yang memancarkan aura mencekam itu.

'Sial' umpat wanita itu.

------------------------------------------------------

Cklek.
Pintu itu terbuka. Wanita yang baru saja masuk itu menatap sendu kearah ranjang. Disana. Terbaring seorang wanita. Penderitaan tampak jelas di wajahnya. Tubuhnya seperti tulang berbungkuskan kulit. Bisa dikatakan seperti mayat lebih tepatnya. Berbagai macam peralatan kedokteran tampak menopang hidup wanita itu.

Lemah tak berdaya.

" aku datang eonni. Bagaimana kabarmu ? Aku ingin bercerita padamu. Begitu banyak beban di pundakku saat ini. Bangunlah eonni. Kita hancurkan dia. Aku sungguh tak bisa bertahan lagi melihatnya dengan segala kebahagiaan yang ia dapat. Bangunlah eonni. Kumohon.."

Setetes air mata jatuh di pipinya. Tangannya mengepal.
'Tunggu pembalasanku brengsek. Kau akan menerima akibat perbuatanmu'

To be continued


Aku mau minta maaf kalo emang ceritaku ini masih rada membingungkan.

DheAn_SWE
Medan, 18 Februari 2017




Sun In The Rainy Season ( Versi Korea )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang