Happy reading guys !
Maaf kalo ceritanya agak membingungkan.
Don't forget to vote and comment !
Warning : Typo everywhereDisini aku akan mencoba menggunakan berbagai macam sudut pandang. Baca pelan-pelan guys.
DheAn_SWE
_____________________
Keringatnya bercucuran. Ia berkali-kali tersandung batu yang berada di jalanan yang gelap itu. Tangannya mengepal erat. Nafasnya memburu. Ia tak sanggup lagi. Gadis itu, Sooji, terduduk dengan lemah. Ia menangis. Pelan namun terasa menyayat hati. Ia bergetar ketakutan.
Perlahan ia mencoba bangkit, namun kakinya seolah tak mampu menopang berat tubuhnya. Alhasil, ia mencoba merangkak dengan perlahan. Memaksakan kakinya yang sudah tak kuat lagi berdiri.
Air mata terus menerus keluar dari mata indahnya. Bajunya telah lusuh dan banyak tanah di setiap sudutnya."Mau kemana kamu ?"
Suara itu mengagetkannya. Ia bergetar. Ketakutan dan kepanikan terlihat jelas di wajahnya. Ia mencoba bangkit menghindari pria yang kini mengejarnya. Namun sepertinya dewi fortuna tak berpihak padanya. Pria itu telah berada di dekatnya dan menarik tubuhnya. Ia menjerit. Keras dan pilu.
'Tuhan. Tolong aku"
_____________________
Sooji tersentak. Mimpi itu datang lagi. Tubuh Sooji mulai bergetar saat kilasan memori kelam itu kembali terlintas di benaknya. Ia meringkuk di sudut kamarnya. Memeluk erat tubuhnya seolah takut akan ada yang menyakitinya. Sooji terisak. Air mata turun dengan derasnya di wajah cantiknya. Tawa nya mulai terdengar. Ia tertawa keras dengan air matanya yang terus mengalir. Terus tertawa hingga akhirnya ia mulai menjerit.
Malam itu. Bayangan akan masa lalunya kembali hadir...
___
Pagi itu adalah pagi yang cerah. Mentari dengan usilnya menerobos masuk melewati jendela kamar seorang wanita yang sedang tertidur dengan nyenyak. Wanita itu mengerang kasar. Merasa terganggu dengan sinar mentari.
"Arrggh... Tutup gordennya bodoh !" wanita itu berteriak pada seorang pria yang tengah berkacak pinggang sembari berdecak melihat kelakuan wanita itu, Sooji."Bangun pemalas ! Sudah jam 7 dan kau masih bersama selimut menjijikkan mu itu. Bangun. Ada rapat penting pagi ini." pria itu menarik pergelangan tangan Sooji sehingga Sooji terduduk dengan wajah mengantuknya.
"Cepat mandi dan bersiap ke kantor" perintah pria itu. Namun, Sooji tak bergeming. Ia tetap pada posisinya dan menguap lebar.
"Cepat mandi Sooji ! Atau aku yang akan memandikanmu."
"Tutup mulutmu Sehun !" hardik Sooji.
Sehun hanya tertawa melihat wajah kesal Sooji. Ia menarik Sooji ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya.
____________________________________
"Sehun kurang ajar. Dasar sekretaris tak tahu di untung ! Aku baru tidur selama 3 jam. Bayangkan ! 3 jam ! Dan dia seenaknya membangunkanku hanya demi rapat sialan ini." Sooji terus menggerutu di ruangannya setelah mengikuti rapat yang Sehun bilang penting.
Oh... Bayangkan saja. Rapat itu hanya rapat tentang rancangan pembangunan rumah sakit di Busan. Perlukah seorang CEO hadir di rapat itu ? Sedangkan sekretaris pribadi sang CEO malah bersantai di ruangannya dambil bermain game. Rasanya ia ingin menguliti Sehun dan memberikannya pada kucing manis milik nenek di samping rumahnya.Oh sehun sialan.
"Wajahmu akan bertambah keriput jika kau terus menggerutu seperti itu Sooji. Ayolah, kalau aku tidak membangunkanmu, kau pasti akan terus tidur sampai matahari terbenam nanti. Itu tak baik bagi kesehatanmu Sooji." Sehun berkata dengan santai tak memperdulikan Sooji yang semakin kesal mendengar ucapannya.
"Baik baik. Kali ini kau menang tuan Oh." Sooji mendengus.
"Terimah kasih nyonya Oh" Sehun mengecup pipi sooji dan segera berlalu dari ruangan itu.Brengsek kau Oh Sehun !
____________________________________
Pintu ruangan itu terbuka. Seorang gadis muda masuk keruangan Sooji dengan ceria. Ia merangkul pundak Sooji dan bergelayut manja pada Sooji.
"Eonni.... Ayo kita pergi"rengek gadis itu.
" Eonni sibuk soojin-ah. Lain kali ne" Sooji mengelus kepala Soojin.
"Eonni jahat ! Ayolah eonni. Aku ingin pergi ke pantai bersama eonni" Soojin terus saja merengek pada Sooji. Mata nya mulai berkaca-kaca.
Sooji menghela nafas pelan. Ia akhirnya mengangguk menyetujui ajakan Soojin. Anggukannya membuat Soojin bersorak kegirangan dan memeluk Sooji.
"Aku mencintaimu eonni. Aku tunggu di mobilmu ya eonni" Soojin keluar dari ruangan Sooji.
Sooji tersenyum singkat. Sangat singkat hingga tak bisa dikatakan sebuah senyuman. Senyum yang tak pernah ia tujukan pada siapapun. Bahkan pada Oh Sehun.
Sooji mengambil handphone di hadapannya. Ia mengetikkan beberapa kata dan mengirimnya. Lalu ia mematikan teleponnya.
Drrtt drrtt...
Handphone Sehun bergetar. Sebuah pesan tertera di layar handphone nya. Sehun mengumpat.
-Kosongkan semua jadwalku hari ini. aku ingin pergi ke suatu tempat. Jangan menggangguku-
-sooji-
____________________________________
Soojin berteriak senang saat pupil matanya mengarah pada pantai di hadapannya. Ia berlari kencang dan menerjang ombak. Ia tertawa senang dan mulai bermain air.
Sooji menatap Soojin yang tengah melambaikan tangannya padanya. Menyuruh Sooji untuk bergabung dengannya.
Sooji menggeleng. Ia memilih duduk di hamparan pasir dan menatap Soojin yang kelihatan sangat senang.'Aku bahagia senyum itu dapat terbit di wajahmu. Aku bahagia melihatmu kembali ceria Soojin. Akan kulakukan segala hal agar kau bahagia Soojin' batin Sooji.
Flashback
"Arrghh" suara teriakan itu terus menggema di ruangan gelap itu.
Pukulan demi pukulan terus dilayangkan oleh seorang pria parubaya pada seorang gadis kecil yang terus berteriak kesakitan."Ampun ayah. Ampun. Sakit ayah. Soojin berjanji tidak akan nakal lagi. Soojin janji ayah." Soojin terus saja meminta ampun pada ayahnya. Air mata telah membasahi wajah nya. Soojin gemetaran. Bajunya basah kuyup karena diguyur air oleh ayahnya.
Soojin tak tahu apa-apa. Saat ia pulang sekolah, ayahnya langsung menariknya dan memukulinya. Ia terbiasa diperlakukan seperti ini.
Pandangan Soojin memburam. Samar-samar ia melihat ayahnya memegang sebuah cambuk dan berjalan mendekatinya. Dengan sisa tenaganya ia berteriak saat merasakan panasnya pukulan cambuk di punggungnya.
'Tolong aku"
Flashback End
"Eonni" panggil Soojin.
"Eonni" Soojin kembali memanggil Sooji yang saat ini hanya duduk terdiam, seolah tak mendengar panggilan Soojin. Sooji terhanyut dalam lamunannya sendiri."Eonni !" panggil Soojin dengan lebih keras.
Sooji terkejut. Seketika lamunanya terhenti. Ia menatap Soojin.
"Waeyo eonni ? Eonni melamunkan apa ?" tanya Soojin.
Sooji menggeleng.
"Ayo kita pulang. Hari sudah sore. Kamu harus belajar untuk ulangan matematika besok" ajak Sooji pada Soojin.
Mereka pun beranjak dari tempatnya fan pergi dari pantai itu.
TBC
Hai.... Aku kembali dengan part selanjutnya dari Sun In The Rainy Season.
Oh ya... Sun In The Rainy Season ada 2 versi. Versi Korea sama versi umum. Tapi Sun in the rainy season yang versi korea berbeda ceritanya sama yang versi umum. Baca yang versi umum juga ya....
Jangan lupa vote dan commentnya ya......Medan, 22 Februari 2017
DheAn_SWE
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun In The Rainy Season ( Versi Korea )
FanfictionCerita tentang perjuangan hidup seorang wanita.. Ketulusan. Pengabdian. Amarah. Dendam. Serta Cinta sejati akan bercampur diwarnai isak tangis hingga senyum kebahagiaan. Rasa sakit yang mendalam masih menyisahkan luka di hati. Cerita tentang pem...