Kriinggg..
Bel masuk setelah istirahat berbunyi. Allesya dan Alex langsung meninggalkan kantin untuk kembali ke kelas.
"Ehm, kak gue masuk ya."
"Oh oke. Lo masuk aja dulu. Gue ke kelas ya"
"I-iya kak, ati ati" Alex pun langsung meninggalkan kelas Allesya. Begitu pula dengan Allesya, ia segera masuk karena takut guru pelajaran yang setelah ini melihatnya masih berada di luar.
Di kelas Allesya..
"Stel, Stacie mana?" tanya Allesya pada Stella yang sedang membaca buku IPA Biologi. Stella pun langsung menurunkan bukunya yang tadi berada di deoan wajahnya menjadi di depan dadanya.
"Nggak tau tuh, gue dari tadi baca buku. Jadi gue nggak sempet liat keadaan sekitar." Stella langsung menaikkan bukunya di depan wajahnya kembali.
"Ihhh, Stel gue serius!" kata Allesya menurunkan buku Stella dengan jari telunjuknya.
"Gue juga serius! Lo cari aja sendiri sana!" Stella emosi dan langsung berdiri dan menggebrak mejanya.
"Stel, gue kan santai tanyanya! Lo kenapa sih pake emosi segala?!" kata Allesya tidak kalah emosi.
"Abis elo itu udah gangguin gue baca buku! Dah lo pergi sana, nggak usah gangguin gue lagi! Gue mau baca buku!" Stella langsung duduk dan kembali membaca bukunya. Semua mata tertuju pada perdebatan mereka berdua.
"Ya udah serah lo!" kata Allesya duduk dibangkunya dengan kasar.
"Dasar aneh! Orang gue tanyanya santai, situ malah jawabnya kayak gitu! Ihh sebel!" gumam Allesya.
"Lo kenapa, Sya?" tanya Stevan yang sedang duduk disebelahnya.
"Lo nggak usah ikut campur ya! Lo udah bukan siapa siapa gue lagi! Ngerti gak lo?!"kata Allesya dengan tatapan benci.
"Gue kan cuma mau bantuin lo, kali aja ada masalah.."kata Stevan (sok) perhatian.
"Gue gak bakal mau lo bantuin! Dah deh lo nggak usah ikut campur!"kata Allesya emosi. "Lo jangan bikin gue tambah sebel ya! Atau lo pengen rasain akibatnya?!" lanjutnya.
Beberapa menit kemudian, Stacie pun masuk ke kelas. Dan Stella melirik sinis ke Allesya karena masih memiliki dendam. Allesya sadar bahwa Stella melihatnya langsung memlebarkan matanya. Allesya menatap Stella dengan tatapan intimidasi, begitu pula dengan Stella yang menatap Allesya dengan tatapan intimidasi.
Allesya pun langsung melihat ke arah Stacie karena ia sudah tidak mau berurusan dengan orang aneh yang itu adalah menurutnya.
"Stacie! Lo kemana aja sih?"tanya Allesya saat Stacie baru saja duduk di bangkunya.
"Baru aja duduk..hhh"kata Stacie tidak jadi duduk dan menuju ke bangku Allesya.
"Paan?" Stacie berjongkok dan meopang dagunya dengan lengannya di meja Allesya.
"Lo dari mana aja sih? Lo tau gak? Gue itu daritadi nyariin elo! Sampe gue depan sama orang aneh tu!" kata Allesya menyindir, Stella langsung menghadap ke belakang dan menatap Allesya sinis.
"O-orang aneh? Siapa? Ha?"kata Stacie sambil menatap Allesya. Stacie bergumam 'nih anak natap siapa sih sampe segitunya?' Stacie pun mengikuti arah tatapan Allesya, dan ia menemukan bahwa Allesya sedang menatap Stella.
"Heh heh! Lo berdua kenapa sih tatap tatapan? Pandangan pertama?... Pandangan pertama awal aku berjumpa~" kata Stacie mengejek sambil bernyanyi.
"Ah udah lah lo ngapain sih? Pake nyanyi segala"kata Allesya memutar kedua bola matanya dan tidak mau menatap Stella kembali. Stella pun melanjutkan membaca bukunya.

YOU ARE READING
Longlast
Fiksi RemajaKadang kenyataan ada yang manis dan ada yang pahit. Cinta ada yang berakhir manis dan ada juga yang berakhir tragis.