Part 1

554 23 3
                                    

Sore itu keributan yang telah terjadi sekian lama terulang kembali, hanya karna masalah sepele membuat dua anak manusia bertengkar saling meneriaki satu sama lain dengan tatapan benci yang mereka miliki.

"Lu tuh yaaa, gak bisa bener banget jadi cowok. Bawa gituan aja gak bisa. Liatkan jadinya tumpah semua" teriak wanita itu didepan laki-laki yang mulai kesal.

"Ya mana gua tau kalo bakal tumpah, makannya lu bantuin jugalah, jangan asal nyuru, lu kira gua pelayan rumah makan nasi padang yang biasa nganteri minuman banyak sekaligus. Mikir bego!!" teriaknya gak kalah sengit.

"Elu yang bego, badan gede doang tapi gak guna tau gak"

"Kok lu nyolot si? Cari mati? HAH!" teriak si lelaki.

"Loh....Loh ada apa ini, kok kalian malah saling bego begoan sih? Kenapa dah Lang? Dee? Terus kok ada minuman tumpah?" tanya laki-laki lain yang baru datang dan melihat pertengkaran yang menurutnya sudah biasa.

"Ini bang, temen lu bego, bawa minum aja gak bisa" adu Dee pada abangnya.

Gilang yang disalahkam begitu saja tidak terima "Elu lah yang salah bego!"

"Enak aja luh"

"Weh,weh. Udah napa sih, sirup tumpah aja ribut. Tinggal bikin lagi aja napa, jan kek rang susah lu berdua" lerai Arga pada adik dan sahabatnya.

"Adek lu nih yang emang lebay!!" teriak Gilang sambil berlalu pergi meninggalkan kakak beradik itu.

"Elu lah gak guna" teraik Dee gak mau kalah.

"Udah udah ahhh, berantem mulu, jodoh mampus lu" ucap Arga menenangkan adiknya.

"Najis" balasnya sambil berniat pergi.

"Dek mau kemana lu?" tanya Arga panik.

"Keluar" balasnya acuh.

"Lah.. yang beresin ini sama yang buatin sirupnya lagi siapa?"

"Abanglah masa adek, udah ah bay" ucapnya langsung berlalu tanpa mendengar teriakan abangnya.

"Kan... kan ujungnya gua aja lagi yang susah, bedebah emang" gerutu Arga sambil mengelap bekas tumpahan dan membuat sirup baru.

●●●

Kini mereka sedang asik bermain PS dirumah Arga. Yaa... mereka memang sahabat sejak menduduki bangku sekolah menengah.

"Lang, lu kenapa sih sama adek gua? Bawaannya sewot aja. Apa gara-gara waktu itu? Gilaak aja kalo bener mah, udah lama banget njiiirr" ucap Arga yang tidak diperdulikan oleh Gilang yang asik bermain PSnya.

Mendengar ucapan Arga membuat Gilang mengingat awal pertengkrannya dengan Dee, ini bermula saat Gilang yang baru pertama kali main kerumah Arga.

Saat dimana dia yang ingin kekamar mandi, malah melihat sesuatu yang tidak seharusnya di lihat oleh matanya.

Flashback

"Ga, dirumah ada siapa aja?" tanya Gilang setelah sampai dirumha Arga, menuruni motor besarnya dan menghampiri Arga yang sedang memasuki motornya ke garasi.

"Adek gua sama mbak surti doang palingan" balas Arga sambil membuka pintu rumahnya.

"Ga gua numpang kamar mandi dong" ucap Gilang.

"Noh... disono noh sebelah kamar emak gua, kamar mandinya diluar kamar semua Lang" unjuk Angga ke arah kamar mandi yang terletak disebelah kamar orang tuanya, memang kamar mandi dirumahnya tidak seperti kamar mandi dirumah Gilang yang ada di setiap kamar tidur.

Gilang berjalan kearah yang ditunjukan Arga, saat akan membuka pintu ternyata ada perempuan dewasa yang sedang menyikat lantai kamar mandi, perempuan itu menoleh ke arah Gilang.

"Temennya bang Arga ya? Mau pakek kamar mandinya? Yang diatas aja mas, yang ini lagi di bersihin" Gilang yang mendengarnyapun hanya mengangguk-anggukan kepala dan segera berlalu.

Dengan sok taunya dia berjalan menuju lantai dua dan disana ia melihat pintu setengah terbuka dengan tulisan didepannya 'kamar mandi bersama', tanpa pikir panjang Gilang langsung membuka pintu kamar mandi dan terkejut dengan apa yang ada di depannya.

Didepannya seorang wanita muda tanpa sehelai benang ditubuhnya dengan kondisi basah sehabis mandi menatapnya kaget. Tatapan mereka berdua terkunci beberapa detik dana seketika teriakan nyaring terdengar.

"AAAAAAKKKKKKKK, MESUMM, ABANG, ABANG!!!!!!!"

Flashback

"Gooooollll"

Mendengar teriakan Arga menyadarkan Gilang yang melamun memikirkan awal kebencian seorang Deeana.

"Kaget anjirrr gua" protes Gilang.

"Makannya main yang bener, kalah kan lu ama gua"

"Biasanya juga elu yang kalah gemebel! sengaja aja gua ini biar elu seneng"

"Alaaaahhh.... udah lu gausah banyak gaya dah! jadi benerkan lu marahan sama si Dee sejak kita masih SMP, pas pertama kali lu kerumah gua? Anjir yaaaa udah lama banget, dari pas kita kelas sembilan si Dee kelas tujuh, sekarang kita udah kuliah si Dee mau lulus SMA. Laah mantap djiwa permusuhan lu kalo gitu" ucap Arga membara-bara yang semakin membuat Gilang jegkel.

"Udah aahh gausah dibahas, males gua"

"Tapi lu liat semuanyakan, dari atas sampe bawah full kan luh? Ya jelas adek gua ngamuk gitu, tapi senengkan lu? Masih kebayang-bayang gak?" goda Arga yang dihadiahi lemparan bantal oleh Gilang.

"Bacot anjing"

Memang saat itu Gilang melihat semuanya, baru pertama kali dia melihat wanita telanjang didepan matanya, biasanya hanya difilm-film yang kadang ditontonnya saja. Dan setelah saat itu selama sebulan Gilang tidak bisa melupakan bayangan adik temannya itu.

Bersambung.....

Marrying My Enemy, Get a BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang