14 Februari, Valentine Day...
JB berdiri di depan sebuah restoran yang tampak sangat nyaman dan romantis untuk sepasang kekasih. Dia tampak ragu-ragu untuk melangkah masuk ke dalam sana. Dengan memakai kacamata hitam dan juga masker untuk menutupi wajahnya, akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam sana dan mencoba menemui gadis itu sejenak.
Hanya untuk mengatakan, "Maafkan aku. Aku datang untuk mengatakan bahwa aku tak bisa berkencan denganmu. Kau tahu? Agensiku melarangku."
Memikirkan alasan itu membuatnya lega sesaat karena bagaimanapun juga agensi adalah alasan yang paling masuk akal saat ini, tanpa harus melukai perasaan gadis itu, tanpa harus mengatakan bahwa ada seseorang yang dia sukai lalu menimbulkan skandal baru, dan tanpa harus membangkang perintah dari sang Ibu.
JB tersenyum licik mengingat rencananya, lalu menarik gagang pintu itu dan melangkah masuk ke dalam. Dia tampak ragu sejenak untuk melepas maskernya tapi dia harus melakukannya.
"Meja nomor 7." Ujar JB pada seorang pelayan yang berdiri di depan pintu masuk.
JB mengingat pesan sang Ibu yang mengatakan bahwa beliau sudah memesankan meja untuk mereka. Pelayan itu mengangguk lalu mengantarnya ke sebuah meja makan yang terletak di samping jendela. Meja tersebut terletak di sudut ruangan jadi terkesan lebih private.
"Kau tahu, putraku sayang? 7 adalah angka keberuntungan. Itu sebabnya Ibu sudah memesankan untuk kalian meja nomor 7." JB mengingat pesan yang dikirimkan ibunya tadi malam sementara dia hanya mampu mengeluh kesal.
"Angka keberuntungan? Sepertinya Ibu akan membuatku membenci angka 7 mulai sekarang." Umpat JB dalam hati dan di sinilah dia sekarang. Duduk di meja nomor 7 dan menunggu seorang gadis yang sudah dipersiapkan oleh ibunya.
"Maaf, apa kau sudah lama menunggu, Jae Bum-ssi? Namaku Tak Seo Yeon." ujar seorang gadis manis di awal dua puluh tahunan dengan rambut panjang berombak yang dicat pirang kecoklatan pada JB yang duduk di sana. JB menatap penyapanya dan perlahan bangkit berdiri dan menyunggingkan sedikit senyuman. Senyum terpaksa lebih tepatnya.
"Maaf sudah membuatmu menunggu. Aku tak menyangka kau akan datang sepagi ini. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan kalau..." gadis itu belum sempat melanjutkan kalimatnya saat JB memotong kalimatnya.
"Aku yang harusnya minta maaf, karena aku tak bisa menemanimu hari ini. Jin Young baru saja menelponku dan memberitahuku bahwa kami ada jadwal latihan mendadak untuk mempersiapkan album baru kami. Kau tahu, kan? GOT7 akan merilis album baru Maret nanti." Ujar JB dengan lancar.
Gadis itu tampak bingung sesaat, "Benarkah? Tapi tidakkah sebaiknya kau menunggu sebentar saja? Kau tidak bisa pergi begitu saja sebelum..." Lagi, JB memotong kalimat gadis itu sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya.
"Aku benar-benar minta maaf. Tapi aku harus pergi sekarang. Selamat Hari Valentine. Dan senang bertemu denganmu." Ujar JB dengan senyuman licik di bibirnya lalu membungkuk dan segera berbalik pergi meninggalkan gadis itu dalam kebingungannya.
Tak lama setelah JB pergi, seorang gadis lain yang berambut hitam lurus bertanya dengan napas tersengal-sengal dan segera duduk di kursi yang tadi diduduki pria muda itu.
"Mana JB? Apa dia pergi memesan makanan?" tanyanya dengan polos.
"Dia pulang." Jawab si gadis berambut pirang kecoklatan.
"MWO? Pulang? Kenapa? Sejak kapan? Ini aneh. Kenapa dia tidak mau bertemu denganku? Bukankah kau sudah kuminta untuk menemuinya lebih dulu dan mengatakan aku ada di toilet?" tanya si gadis berambut hitam tampak tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Valentine - GOT7 Fanfiction Special Valentine
FanfictionNOTE : PRIVATE !!! HANYA UNTUK FOLLOWERS !!! Be My Valentine, a story about Love, Miracle and Hope. Sebuah kisah yang pasti diimpikan oleh semua Fangirl di seluruh dunia. Apakah pernah terbayangkan dalam benak Anda bagaimana rasanya menghabiskan se...