.
Aku (tidak yakin) bisa melupakanmu
.
.
14 Oktober 2014
Mau menipu Jimin dengan cara seperti itu?
Ayolah... hanya dengan stalking selama dua bulan saja, oh, sepertinya hanya satu bulan, Jimin sudah tau bagaimana sifat salah seorang sunbae nya, Min Yoongi.
Yoongi itu orangnya cuek, dingin, hanya punya sedikit rasa simpati dan sangat sedikit rasa empati. Tidak suka basa-basi, tidak suka main-main apalagi melakukan sesuatu yang menurutnya tidak penting. Minim omongan, pelit ekspresi (apalagi senyum). Mudah berkata pedas, bahkan kasar. Tapi Jimin belum pernah mendengarnya mengumpat.
Setidaknya seperti itulah sifat-sifat Min Yoongi yang bisa Jimin jabarkan, selama Jimin tau dan mengenal si cuek itu. Tapi kalau dengan orang lain, apalagi kekasihnya, Jimin pikir... mungkin saja Yoongi berubah menjadi pribadi yang berbeda.
Who knows? Hanya Tuhan dan mereka berdua yang tau.
.
Jimin hanya mengaduk-aduk ice Frappuccino nya, tanpa ada sedikitpun niat untuk menyesap minuman dingin itu. Matanya terus menatap kearah pintu masuk cafe, yang entah sejak kapan dan kenapa, membuat jantung Jimin berdetak lebih cepat dari biasanya. Jimin hanya.. belum terlalu siap bertemu dengan orang itu.
Jimin berharap, dirinya tiba-tiba pingsan saja. Kalau bisa koma sekalian dan tidak bangun entah untuk beberapa lama, terserah. Tapi sayangnya, Tuhan tidak mengabulkan permintaan Jimin.
.
Ice cub dalam minumannya sudah meleleh sempurna, membuat minuman yang tadinya disebut ice itu kini hanyalah sebuah minuman kopi biasa. Entah, mungkin sudah setengah jam lebih Jimin hanya mengaduk-aduk minuman itu. Jimin datang lebih cepat dari waktu janjiannya.
Jimin tersenyum hambar. Berpikir, betapa bodohnya dia, (tunggu... bukankah Jimin sudah menjadi orang paling bodoh sejak mengenal Yoongi?) mau-maunya datang ke tempat ini.
..
Ini aku, Min Yoongi.
Aku ingin bertemu denganmu.
Besok temui aku di cafe yang ada di dekat sekolahmu.
Jam 7 tepat, jangan telat.
..
Sekali lagi, mengingat isi pesan itu, pesan dari nomor tak dikenal (yang katanya) dari Yoongi, Jimin tersenyum hambar.
Haruskah Jimin jelaskan?
Pertama, Min Yoongi tidak mungkin basa basi. Apalagi perkenalan nama. Sekali pun dia mengirim pesan dengan nomor baru yang tidak Jimin tahu, pasti Yoongi akan mengirim pesan itu begitu saja. Seolah-olah Jimin akan tau kalau itu adalah dari Yoongi. Dan nyatanya, Jimin selalu tau.
Kedua, isi pesannya lebih dari satu kalimat? Bermimpi saja. Itu bukan tipe seorang Min Yoongi sekali. Kalau itu benar-benar Yoongi, isinya pasti hanya 'besok temui aku di cafe dekat sekolahmu, jam 7'. Bahkan kalau Yoongi mau, isinya bisa lebih dipersingkat lagi. Jimin bersumpah.
Ketiga, minta bertemu di tempat ramai semacam cafe? Tidak mungkin, mana mau dia. Kerumah Jimin saja dia pasti akan menunggu sampai keadaan benar-benar sepi, tak ada orang. Apalagi ini, ketemuan di cafe?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Always, Love you
FanfictionSebagai pengagum rahasia dari seorang Min Yoongi.. bukankah Jimin itu sangat pintar dan bodoh dalam waktu bersamaan??