Jeon Jungkook: Twitter

3.2K 294 30
                                    

Sering Jungkook bertanya, apa yang Jimin lakukan dengan Twitter mereka.

Jika bukan hari-hari spesial, maka Twitter sepenuhnya menjadi akun pribadi Jimin. pemuda itu akan selalu memposting apapun, meski lebih seringnya –dan sudah pasti– selca. Tidak masalah, sebenarnya. Tapi namanya Jungkook, dia memang penasaran pada apa saja yang Kakaknya lakukan. Semuanya lelah dan biasanya memang pegang ponsel, tapi hanya sebatas main game atau monitoring penampilan mereka sendiri. Bukan main media sosial seperti yang selalu Jimin lakukan.

Entah itu usai latihan, makan, perform, menang award, hari libur, mau tidur, baru dari toilet habis pup saja bisa dia jadikan bahan untuk memposting sesuatu di Twitter. Dan jika sudah begitu, Jungkook hanya mendapati senyum di wajah Jimin yang semakin tirus pipinya. Meskipun masih saja lucu, dan nyaris membuatnya lupa bahwa Jimin itu laki-laki saking cantiknya. Biasanya jika sudah begitu, Jungkook akan menutup matanya rapat-rapat dengan apapun dan mencoba tidur, lupakan tentang bagaimana cantik wajah Kakaknya yang nyaris membuatnya gila. Kenapa juga dulu ia menempatkan Jimin pada posisi ketujuh dalam visual ranking; karena Jimin itu cantik. Laki-laki tidak seharusnya cantik.

"Hyung,"

Maka Jungkook memutuskan bertanya. Mendekat pada Jimin yang berbaring malas-malasan di kamarnya memengang ponsel. Dan memang biasanya begitu, ia akan menemukan Jimin dengan ponsel dimanapun kapanpun. Yang diajak bicara menggumam saja, kemudian menguap. Jungkook meletakkan cokelat panas di nakas sebelah Jimin dan duduk menggenggam secangkir cokelat panas miliknya sendiri di atas ranjang milik Taehyung yang sudah rapi. "Kau bahkan baru bangun, hyung."

"Hm,"

"Hentikan ponselmu itu, cuci muka dan minum cokelatnya sebelum dingin."

Yang lebih tua mendelik heran. "Ada apa ini?"

"Apanya?"

Jimin bangkit, menumpukan tubuhnya pada kepala ranjang dan mengalihkan fokus untuk menatap Jungkook yang diam sembari minum cokelatnya. Keningnya mengerut tidak mengerti, tetapi Jimin gatal ingin bertanya macam-macam. Maksudnya, kecelakaan macam apa yang membuat Jungkook sudi membuatkan cokelat panas untuknya di pagi hari –tepatnya pukul delapan? Jika biasanya saja dia akan bangun jam dua belas. Jadi, ada angin apa Jungkook jadi anak baik seperti ini? Patut dipertanyakan dan dicurigai adanya niat terselbung. Jadi ia tidak langsung minum cokelat itu. "Jeon Jungkook maknae-ku tidak membuatkan cokelat untukku di pagi hari,"

"Astaga," Jungkook mendengus geli. "Memangnya salah aku perhatian?"

"Wow, sihir apa yang Maleficent beri padamu?"

Yang lebih muda menghela dan memuat bola matanya pongah. Lantas bangkit meletakkan mug cokelatnya di nakas dan duduk di tepi ranjang Jimin. mungkin ini waktu yang tepat, "Apa sih yang hyung lakukan dengan twitter kita?" ia sudah kepalang penasaran. "Maksudnya, kenapa hyung rajin sekali memposting sesuatu di twitter? Terlihat seperti itu hanya akun milikmu seorang," kemudian tertawa akan ucapannya sendiri.

Jimin hanya tersenyum. Tidak langsung menjawab.

"Isinya hanya selcamu dengan hashtag #JIMIN. Sampai aku bosan," keluh yang lebih muda. Sedikit terkekeh usai mengucapkannya. Mengingat betapa konyol Jimin saat mengunggah sesuatu di Twitter mereka dengan hashtagnya sendiri. Atau terkadang mereka masing-masing pula memiliki hashtag konyol, seperti min yoongi jjangjjang man bboongbboong, misalnya. "Kau juga dijuluki fancafe fairy, sebab hyung tidak pernah absen menulis sesuatu disana. Entah itu ucapan selamat malam, selamat pagi, selamat makan, bahkan hanya sekedar; cuaca indah hari ini."

"Apa itu mengganggumu?"

Jungkook menggeleng pelan. "Ya tidak juga. Hanya penasaran kenapa,"

"Sebab aku adalah fans ARMY."

My Dearest, JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang