Seakan Dunia tak ingin kita bersama..
Hari hari indah itu, bagai hembusan angin yang membawa daun daun menari, entah kemana dibawa pergi.
Hati terasa sepi dan sunyi, dingin, seolah matahari enggan menyinari kembali.
Ketahuilah, Waktu yang memaksaku pergi, menyeret hingga menyayat hati. inginku kembali, namun tak ada pintamu datang memanggilku.
Berjalan perlahan di atas luka yang abadi, seakan memaksaku untuk menyerah dan mati. terdengar suaramu membisik, berusaha mendorongku jatuh diatas bunga bunga yang berbalikan duri tajam, kau tersenyum seolah sekaratku adalah bahagiamu.
Hidup seakan mulai tak berarti, langkah langkah kaki mulai terhenti, air mata mengalir melintas tepat diatas pipi dan berakhir ditepi bibir.
Bagai berjalan diatas pedang, pergi atau kembali tetap membuatku sakit, darah dan air mata membasahi setiap langkahku.
Perih itu, seolah semua yang kau mau. Air mata menjadi senyum dan Darah menjadi tawamu.
Kugenggam erat tanganmu, kubawa perlahan keangkasa, ku perlihatkan keindahan bintang sang pencipta, namun kau lepas kasar genggamku, membiarkanku jatuh ke laut dalam yang gelap sunyi menyeramkan. bergerak jatuh aku tersenyum melihatmu bahagia, aku memasrahkan hilangnya diriku demi melihat senyummu.
Tanda tanya memenuhi kepalaku. Lantas, apa sebenarnya alasan jalan ini dibuat? Mengapa tuhan membuat mataku melihatmu bening tanpa satupun yang mengganggu? Seolah jalan gelapku menjadi terang karnamu.
Menyakitkan memang, ketika kau berpikir bahwa kau mempunyai arti dalam hidup sesorang, namun kemudian dia membuktikan bahwa kau salah, dan ternyata kau tidaklah berarti dalam hidupnya. Sama sekali tidak. Menyakitkan, Iya. Sangat.
Namun ketahuilah, tidak selalu harapan akan berbanding lurus dengan kenyataan yang kita harapkan. Tetaplah menebar benih benih kebaikan, karna walaupun bukan kau yang menuai, maka suatu saat orang tepat yang akan menuainya untukmu, dan darimu.
Tidak ada yang lebih kita ketahui dibawah matahari ini. Bahkan dirimu sendiri.
YOU ARE READING
Seakan Dunia Tak Ingin Kita Bersama
Ficção AdolescenteKugenggam erat tanganmu, kubawa perlahan keangkasa, ku perlihatkan keindahan bintang sang pencipta, namun kau lepas kasar genggamku, membiarkanku jatuh ke laut dalam yang gelap sunyi menyeramkan. bergerak jatuh aku tersenyum melihatmu bahagia, aku m...