The Darkness (Bagian 1)

8.8K 690 109
                                    

The Darkness

Story by zhaErza

Naruto milik Kishimoto Masashi

SPESIAL MOMEN SASUSAKU FANS DAY 2017

Terinspirasi dari Inuyasha

.

.

.

.

.

Pagi yang cerah, seorang gadis terlihat sedang duduk di pinggir kolam. Ia bukan tengah menatap ikan-ikan yang berenang di dalam sana, namun ada yang lebih menarik atensi sang gadis, yaitu rumput dan dedaunan kering. Sejenis akar-akaran juga terdapat di sana, yang sengaja dijemur di bawah terik matahari menggunakan keranjang pipih berbahan rotan. Memeriksa kekeringan dedaunan itu, setelah merasa sudah cukup, sang gadis berambut merah muda yang sedang dikepang pun mengangkat tiga buah keranjang sekaligus.

Ia membawa dengan hati-hati, masuk ke dalam rumah yang ditinggalinya dengan seorang nenek yang telah mengasuhnya sedari kecil. Kimono bercorak sakura pun tertiup angin, saat ia melangkah masuk.

"Sakura, apakah tanaman obatnya sudah cukup kering?" suara serak terdengar dengan langkah kaki agak menyeret, juga dentuman tongkat pun mulai semakin memasuki indra sang gadis merah muda yang namanya baru saja disebutkan tadi. Lantas, langsung dirinya mendekati neneknya dan menjawab ucapan sambil memperlihatkan satu keranjang kepada wanita yang usianya hampir 70 tahun itu.

"Hm, iya, Nek. Ini lebih dari cukup."

Cicitan burung baru saja bersautan, saat seorang wanita tiba-tiba datang dan mengetuk pintu mereka yang sengaja dibuka. Mengucapkan salam terlebih dahulu setelah dipersilahkan masuk sebagai tanda hormat kepada tabib paling mujarab di desa mereka.

"Nenek Chiyo, saya bersama putra saya memohon bantuan anda. Dia terlampau nakal hingga telapak kakinya terkena paku dan menjadi seperti ini. Sekali lagi, saya meminta bantuan Nenek." Ibu berumur 30 tahun itu menundukkan tubuh bersimpuh dengan kedua tangan dan lutut di atas lantai berbahan tatami, lalu membantu sang anak untuk naik ketika sang pemilik rumah mengizinkan mereka masuk.

"Anak seusia mereka memang sangat bersemangat ya, Bibi. Sekarang, mendekatlah ke sini agar lukanya bisa saya lihat. Hari ini nenek kurang sehat, jadi saya yang akan membantu mengobatinya." Sakura tersenyum dan dengan sigap mengambil air hangat dan handuk kecil untuk membersihkan terlebih dahulu luka sang anak.

Dengan perlahan, ia mengusapkan handuk itu, walau begitu tetap saja ada rintihan dari anak yang sedang menjadi pasiennya. Sakura mencoba memberi semangat dan bersabar, mencoba mengalihkan fokus anak kecil itu kepada apa saja yang ia bisa. Ia bernyanyi, terkadang memberikan cerita, hingga luka itu selesai dibersihkan.

Tak butuh waktu lama, ia pun mengambil tanaman obat yang sudah tersedia dan meramunya ke dalam sebuah alat yang memang berfungsi untuk menumbuk tanaman-tanaman itu. Ia menggerakkan tangannya dengan sedikit bertenaga untuk menghaluskan dedaunan akar dan lainnya dan menjadikannya sebuah ramuan yang berbentuk seperti bubur, berlendir dan hijau, jangan lupakan aromanya yang sama sekali tak mengenakkan hingga sang anak menutup indra penciumannya. Sakura sendiri hanya tertawa kecil karena melihat reaksi dari pasiennya itu.

.

.

.

"Hai, Nona Sakura. Apa kau sudah mendengar berita heboh pagi ini?" Itu adalah beberapa orang yang akan selalu lewat dan memberikannya beberapa sayur dan buah-buahan segar hasil kebun mereka kepadanya, pasangan suami-istri yang memang sudah menjadi langganan Sakura jika mereka kehabisan bahan makanan.

The Darkness - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang