The Darkness 20

1.5K 198 115
                                    

Chapter 20

Kematian Sang Raja

.

.

.

Tikaman menghantam tepat pada tengah dada, sosok berlumuran darah jatuh terduduk dengan sebelah tangan menggenggam pedang yang tertancap agar tak ditarik kembali oleh si penyerang−Sasori. Sementara itu, tangan dari sosok yang lain sontak dengan refleks langsung menghantamkan kepalannya pada wajah Sasori, pukulan telak diterima.

Tubuh laki-laki itu terpelanting hingga terseret beberapa meter, bahkan terguling, menyebabkan tulang pada lengan dan kakinya patah. Darah keluar dari kepala dan mulut, tetapi seringai dan tawalah yang terdengar, tak ada rintihan mewakilkan rasa sakit yang mendera.

Melihat keadaan sang raja muda Kerajaan Suna, seorang gadis berteriak, "Gaara!" Sakura terjatuh lemas, gemetar karena menyaksikan Gaara yang melindungi dirinya dari tikaman pedang Sasori, laki-laki yang merupakan kepala klan Rei itu merosot jatuh dan terduduk di pasir gurun. Sakura pun mendekatkan diri, menyamakan tingginya dengan berlutut dan memegangi pundak Gaara yang berhadapan langsung dengan wajah Uchiha Sasuke, menjadi sandaran laki-laki bagi si kepala merah bertato ai karena tak kuat menopang tubuhnya sendiri.

Amis merah keluar dari mulut dan hidung, cairan yang kental dan semakin banyak berceceran membasahi tubuh. Gaara terbatuk kecil, namun efeknya mengerikan sebab terus-terusan darah keluar dari dua lubang di wajahnya.

Tatapan Gaara setengah terbuka, wajahnya miring ke samping, menyandar ke arah dada Sasuke yang menjadi topangan tubuh tak berdaya. Mulutnya sesekali terbatuk-batuk. Desah napas menjadi satu-satunya suara yang melingkupi tiga orang yang saling mengkhawatirkan. Pasir yang diduduki Gaara mulai berubah warna dan merembas membentuk noda-noda merah.

Sakura menggigit bibirnya, memandang dada Gaara yang tertancap sebilah pedang. Di sisi lain, Nagato datang dengan berlari kencang, menatap sang tuan berkondisi mengerikan. Berinisiatif mengamankan Sasori yang telah menyakiti sang Raja Kerajaan Suna.

Air mata kembali tertetesi, Sakura memejamkan kelopaknya.

"Suruh berhenti, suruh berhenti mereka semua, Sasuke!" bentakan Sakura terdengar, kekkai seukuran dua meter teraktifkan dan masing-masing menghalau para prajurit yang sedang berperang satu lawan satu. Pasukan yang tak bisa menyentuh lawannya masing-masing pun menghentikan gerak, dan menatap Sakura yang satu-satunya pemilik kemampuan legendaris ini. Mereka teridam, ketika gadis itu kembali berteriak meminta perban atau apapun yang bisa menghalau darah dari dada Gaara.

"Hentikan perang ini! Pasukan Kerajaan Uchiha mundurlah!" Sasuke berteriak, sedangkan Gaara memanggil salah satu bawahannya; Kitsuki Key. Mengatakan dengan suara nyaris menyerupai bisikan, agar pasukan Kerajaan Uchiha ditarik mundur. Sementara itu, di sisi lain Sasori berteriak mengerikan, memaki Gaara dan mengatakan laki-laki itu tak berhak memerintah perang ini, sebelum jambakan kuat dihadiahi Nagato dengan senang hati.

Gadis berambut cokelat ikal itu merobek baju Gaara, sosok yang terluka tak memakai zirah karena sudah terbuka paksa berkat tubuh monster yang menguasainya, pedang yang tertancap di dada kini perlahan ditarik Sasuke atas perintah Sakura, menyebabkan luka menganga tertangkap oleh penglihatan sang tabib muda. Gadis itu memejamkan mata dan mengerutkan alis, dengan cepat mengambil perban di balik bajunya, dan mengumpulkan perban lain yang dimiliki Gaara sendiri ataupun pasukan ini.

Mengerikan.

"Aku akan menggunakan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahannya, Tuan Muda Gaara."

Cairan kental semankin banyak mengalir, Gaara hanya bisa mengerutkan dahi untuk menahan kesadarannya.

"Ya, aku mengandalkanmu," bisik lelaki itu dengan suara gemetar.

The Darkness - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang