sore itu aku menggenggam sepucuk surat dari seseorang yang memberi warna baru di kehidupan ku, warna warna yang mulai kucoba rangkai dan bisa jadi indah, sebelum aku baca surat dari dia ribuan hayalan , harapan dan rasa penasaran merasuk mengisi lamunan ku dengan indahnya meski ada sedikit ketakutan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ku panjatkan puji ketika aku mengakhiri membaca surat dari dia. gak lama beberapa saat kemudian hp ku berbunyi karena ada panggilan masuk
kriiiiingg, kriiiing ternyata dari ega, dengan perasaan gembira aku langsung mengangkatnya.
hallo,
assalamu'alaikum ce,
wa'alaikum salam ,,, tapi bukan ega yang bicara terdengar suara ibunya,
ini ibunya ega ce, ace sudah baca surat dari ega?
udah bu baru aja selesai baca
syukur deh kalau sudah, tapi ega lagi gak mau di ganggu mangkanya ibu yang disuruh telpon ace.
owhhh iya bu gkpp, tapi keadaan ega membaik kan bu??
tuuuuutttt tuuutttt telpon terputus
dengan sigap aku langsung menelpon balik, tapi malah di rejek , sampai aku ulangi beberapa kali tapi tetap sama di rejek. dengan perasaan kesal aku melempar hp dan membaringkan badan di kasur, terbesit di dalam hati untuk positiv thinkink karena ibunya bilang enggak mau di ganggu. tapi ada rasa penasaran menggrogoti pikiranku karena ada yang ganjil dari isi suratnya . karena keadaan aku lagi kesal aku jauhi hp sampai sampai ada pesan masuk aku malas membacanya dan enggak peduli pesan dari siapa aku lebih memilih membaca berulang ulang isi surat dari ega sampai tertidur, maklum aku adalah sesosok orang yang mengidap penyakit pelor.
