capter 01

18 3 0
                                    


meski sudah pukul 15 :37 WIB hari ini aku hanya ingin tertidur dan berharap semua yang kualami di hari kemarin hanya mimpi. gak ada persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional meski tinggal satu pekan lagi. ada tangis yang semakin menggema entah seperti bukan satu orang yang menangis, kucoba pejamkan mata dan menutup telinga dengan bantal tapi tangis itu malah semakin terngiang ditelinga, karena tangis itu aku beranjak dari tempat tidur dan berlari kearah kamar ibuku, tapi beliau tidak ada dikamarnya, kuberlari kedapur kulihat banyak orang yang sedang memasak , aku bertanya kepada seseorang yang ada disana, apa ada yang tahu ibuku kemana? ia malah terdiam. tepat di arah jam 3 aku lihat kaka perempuanku yang kelihatan sedang sibuk mengupas beberapa bumbu makanan, akupun melemparkan prtanyaan kepadanya, Ibu kemana kak? ia malah meteskan air mata, kuulangi pertanyaan yang sama dengan nada yang semakin meninggi tapi ia tetap menjawab dengan tangis sontak membuat keadaan badanku melemas rasanya awan hitam menutupi pandangan dan fikiranku , akhirnya akupun tumbang tak berdaya.

kucium aroma minyak kayu putih yang menyengat dihidungku, kucoba buka mata dan terlihat disekelilingku Bapak, kakak dan adik adikku dengan wajah yang tampak melepas tangis yang mendalam, kucoba ingat semua yang telah terjadi, aku ingat kemarin sepulang joging aku lihat Ibu sedang terbaring di ruang tamu, tapi tidak aku ingat lagi semalam aku cerita kalau aku punya teman dekat dan ia  sedang sakit dan akupun minta do'a kepada ibuku agar ibuku mendo'akannya biar dia cepat sembuh, dan Ibuku juga yg nyaranin malam itu aku untuk tahajud dan nemenin beliau buat sahur bareng. jadi yang kemarin itu hanya mimpi. ku hela napas dan kembali ku bertanya kepada orang di sekelilingku tepatnya kepada Bapakku, Ibu kemana pak? dia terdiam dan meneteskan air mata, aku kembali melemparkan pertanyaan yang sama Ibu kemana pak? Bapak menjawab yang sabar, sambil menunjuk kearah adikku yang paling kecil ia melanjutkan kalimat yang tadi dipotongnya, adikmu saja yang paling kecil bisa terima kenyataan masa kamu udah besar gak bisa terima. Ibu udah tenang dialam sana. 


seperti kupu kupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang