part(1)

20.8K 369 1
                                    

Mentari pagi sudah menampakkan sinarnya, memasuki celah celah jendela kamar seorang gadis cantik yang masih nyaman tidur dibawah selimut tebalnya,
Tiba-tiba.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu terdengar diketuk oleh seseorang dari balik pintu kamarnya. Sepertinya ia hendak membangunkan gadis itu. Gadis yang masih betah dengan dunia mimpinya.

"Sayang bangun"

Tok tok tok.

Untuk yang kesekian kalinnya pintu diketuk, namun tak juga membangunkan nya dari tidur indahnya. Seolah tidak terganggu dengan suara pintu yang terus diketuk prilly masih enggan membuka matanya.
Tidak mudah memang untuk membangunkannya, membangunkannya harus penuh kesabaran.

Ceklek.

Merasa bosan terus menggedor pintu itu karena tidak mendapatkan jawaban sedari tadi.
Ia membuka pintu itu perlahan, beruntung pintu kamar prilly tidak pernah dikunci.

Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang terbilang sudah tidak muda lagi, ia memasuki kamar anak gadisnya.
Wanita itu melangkah menuju ranjang, dimana, disana seorang gadis masih asyik dengan dunia mimpinya.

Wanita itu duduk disisi ranjang bermaksud untuk membangunkannya, wanita itu menggelengkan kepalanya saat melihat anak gadisnya yang sedang tertidur pulas, gadis itu tidak meras terganggu sedikitpun oleh kehadirannya.

"Sayang bangun, nanti kamu telat loh kuliahnya"

Suara lembut dari wanita itu berusaha membangunkan putrinya. Ia menghusap rambut halus putrinya, serta menepuk-nepuk pelan bahu prilly, bermaksud agar gadis itu terbangun dari mimpi indahnya.

"Hee'emmm."

Prilly hanya bergumam tidak jelas. Ia masih enggan membuka matanya, rasanya hanya untuk membuka matanya saja rasanya sulit, ia masih sangat mengantuk

Sisi menghela nafas berat, ia merasa lelah dengan tingkah laku anak sulungnya.
Gadis itu selalu saja sulit jika dibangunkan.

"Kalau kamu tidak bangun juga, mamah akan panggilkan papah yah, biar papah yang membangunkan kamu"

Ancamnya pada prilly, ia berdiri hendak melangkah keluar menuju pintu kamar prilly.

Wanita itu selalu tau bagaimana reaksi putri sulungnya bila ia sudah membawa-bawa sang papah, tanpa harus bersusah payah membangunkannya lagi, pasti ia akan terbangun dengan sendirinya.

Prilly memang sangat takut jika papahnya yang sudah membangunkannya, karena sudah bisa di tebak ia bukan hanya membangunkan gadis itu, pasti sesudahnya ia akan mendapatkan ceramah dari mulut sang papah.
Dan prilly sangat tidak ingin itu terjadi,
Pagi pagi sudah mendapatkan ceramahan, prilly tidak suka itu.

" ahh mama, iyaiya nih prilly bangun"

Dengan masih mengumpulkannya nyawanya, prilly pun langsung bangkit dari tidurnya, ia segera mengambil handuk dan berlari secepat kilat menuju kamar mandi yang terletak dipojok kamarnya itu. Sisi kembali menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anak sulungnya yang kekanak kanakan, prilly sudah bukan gadis kecil berumur 2 tahun lagi.
Ia sudah dewasa, umurnya yang sudah 22 tahun belum bisa membuat anak sulungnya itu bersikap dewasa.

"Mamah tunggu dimeja makan, kamu jangan lama lama nanti telat"

Teriak sisi dari luar kamar mandi mengingatkan sang anak gadis.

"Iyah mamah"

Sautnya dari dalam kamar mandi tak kalah berteriak.

Setelah membangunkan prilly, sisipun melangkah keluar dari kamar anaknya, ia menutup kembali pintu kamar prilly.
Sisi bergegas menuju dapur guna menyiapkan sarapan untuk suami dan ke2 anaknya.
Ketika melewati meja makan ia melihat suaminya yang sudah terlihat rapi dengan pakaian kantornya. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu sedang fokus membaca korannya sambil menunggu istri dan anak anaknya.

Loving Husband MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang