Under the Name of the Exalted, the World above Our World, the Noble Archangel, and the Precious Elixir...
***
BANGGA. Aku sangat bangga untuk mengenalnya. Kedatangannya cukup membawa kebahagiaan ke dalam hidupku. Matanya yang selalu berbinar – binar, semangatnya yang tak pernah pudar, dan api dalam jiwanya yang selalu berkobar membuatku kagum padanya.
Dia masih belia. Umurnya masih kurang dari sepersepuluh umurku. Tapi, rasa ingin tahunya yang sangat besar akan menghilangkan semua rasa ragumu untuk bercerita semuanya tentang hidup padanya.
Dia bukan anak kecil yang mudah ditipu. Aku selalu heran ketika dia bertanya tentang pahitnya hidup. Kukira, anak – anak kecil menyukai dongeng indah yang mempunyai akhiran bahagia selama – lamanya. Mengagumi seorang putri kerajaan yang anggun atau pangeran berkuda yang selalu datang untuk menyelamatkan sang putri.
Namun, tidak begitu dengan Kaden. Suatu hari, dia datang menemuiku di perpustakaan sambil membawa sebuah buku tebal berwarna merah. Judulnya terpampang jelas dan berwarna emas, The Archangel. Aku bingung, aku tidak pernah menemui seorang anak kecil yang suka membaca buku, apalagi sebuah buku sejarah yang sangat tebal dan terkesan membosankan. Waktu itu, aku kukuh pada pendirianku untuk tidak menceritakan isi buku itu sama sekali, meskipun hanya satu kata saja. Tetapi, sorot matanya membuatmu sangat kesulitan untuk menolak maunya.
Akhirnya aku menceritakan semuanya padanya.
Mulai dari peristiwa The Anomaly sampai munculnya rasi bintang berbentuk sayap malaikat yang ada tepat di depan sebuah dermaga kayu. Kekuatan para Atlas, dan keagungan para makhluk separuh dewa separuh malaikat yang hidup di sebuah dunia diatas bumi, The Exalted. Bagaimana anggota kabinet seorang Archangel atau Archangel itu sendiri memilih Archangel generasi selanjutnya. Bagaimana seorang dewa bisa memiliki lebih dari satu keahlian dan bagaimana mereka bisa melihat seorang Elixir, perempuan yang pantas untuk menjadi istri seorang Archangel dan membantunya memikul sebuah tugas yang sangat berat, yaitu melindungi bumi dari kegelapan.
Semuanya berjalan normal, hingga aku tidak sengaja mendeskripsikan The Archangel dengan sangat detail. Kaden kecil yang cerdas pun mengelak, mengatakan bahwa pada buku merah tebal itu, fisik The Archangel tidak dapat dilihat maupun dideskripsikan oleh manusia biasa.
Dia pikir, aku manusia biasa. Mungkin, tidak ada yang istimewa denganku di depan mata kecilnya. Aku memang seorang manusia biasa, tetapi aku bukan seorang manusia biasa.
Aku Clarissa Hyndon, manusia yang sempat terpilih untuk menjadi The Elixir, meskipun hanya sementara.
***
"THIA, aku serius."
Kaden kecil kini sudah tumbuh menjadi seorang remaja, dan masih memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Waktu ia masih kecil, kau akan bilang rasa ingin tahunya benar – benar menginspirasi. Tetapi, setelah ia beranjak remaja, keingintahuannya benar – benar membuat Clarissa kesal.
Bagaimana tidak? Kaden terlalu banyak mempertanyakan hal – hal yang tidak seharusnya dipertanyakan dan –
"Oh, tidak."
Buku merah tebal yang berisi tulisan Clarissa tentang The Archangel jatuh tersungkur, kertasnya yang sudah berwarna kekuningan berserakan di lantai. Ia buru – buru membereskannya, menaruh kertas – kertas isi buku itu seperti semula, dan menaruhnya di rak paling atas perpustakaan.
Tulisan tentang para penghuni Exalted tidak boleh ditaruh di bawah, dimanapun buku itu berada.
"Kaden."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wings on the Sky
Fantasy"Konon, jika kau berdiri di ujung sebuah dermaga kayu, dan mengucapkan mantra "Bow Down to the Archangel" tiga kali, kau akan menemukan sebuah rasi bintang berbentuk sepasang sayap malaikat yang sangat indah, tempat tinggal The Archangel. Dan jika k...