Part 2

6.2K 717 53
                                    


Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan seseorang yang semalam baru menyelesaikan konser tunggal masih bergelung di dalam kehangatan selimut bercorak catur kesayangannya. Tubuh Chanyeol sangatlah letih setelah menghabiskan energi diatas panggung dan menitikan air mata di penghujung konser. Ia sangat tersentuh dengan semua kerja keras para fans mempersembahkan kejutan di lagu terakhir yang ia nyanyikan. Dan hari ini, dia mewanti-wanti akan tidur seharian penuh. Ia ingin mengistirahatkan sejenak tubuh jangkungnya di atas kenyamanan ranjangnya.

"Chanyeol-ah! Bangun!" manager Chanyeol tiba-tiba masuk ke kamar dan menarik selimut kesayangannya dengan paksa.

"Hmm." Tak ada selimut, bantalpun jadi. Chanyeol malah memeluk erat bantal dan kembali menyelami alam bawah sadarnya.

Manajer berpipi tembam itu tak ayal gemas dengan sikap Chanyeol. Tangannya terulur meraih telinga lebar anak asuhnya yang selalu merepotkan.

"Aaa aagh! Hyung!" Chanyeol langsung terduduk, mengelus telinga kanannya. Mata lebarnya menatap sinis ke arah managernya yang sekarang juga meyipitkan mata ke arahnya sambil melipat lengan di depan dada, seolah ada aliran listrik imajiner yang terhubung di antara tatapan mereka berdua.

"Cepat mandi sekarang! Kita bersiap ke agensi dan kau akan amat sangat menyesal jika kau tidak menuruti perintahku! Aku tunggu di ruang makan! Cepat!"

Setelah mengatakan kalimat yang begitu panjang, Chanyeol hanya mengerucutkan bibirnya. Ia mendengus kesal dengan managernya yang selalu saja menjadikan telinganya sebagai pengganti alarm yang rusak tiga hari yang lalu. Ia tak sempat membeli yang baru karena sibuk dengan persiapan konser. Sering kali ia iri dengan Kyungsoo yang mempunyai manager seperti Yixing yang sabarnya minta ampun dan berkelakuan lembut, tapi ketika ia menyadari bahwa Yixing yang terlalu polos dan teledor, Chanyeol langsung bergidik dan menggelengkan kepala kencang. Ia tak ingin seperti Kyungsoo yang terbongkar bahwa ia selalu memakai celana dalam hitam oleh managernya sendiri. Hell No! Celana dalam adalah privasi!

"Chanyeol! Apakah kau sudah selesai?"

"Ya, Minseok hyung! Sebentar!"

Mendengar suara teriakan managernya, Chanyeol langsung terbirit masuk ke dalam kamar mandi tak lupa menarik cepat handuknya yang tergantung di samping almari. Benar-benar merepotkan. Ia bersumpah akan mengukus bakpao hidup itu jika tak ada pemberitahuan yang penting di agensi.

Di dapur, Minseok yang sudah siap dengan masakan nasi goreng singkatnya dan membagi nasi goreng itu menjadi dua bagian. Untuknya dan untuk Chanyeol. Tak lupa ia juga menuangkan susu kardus di dua gelas berbeda motif.

"Hyung, seingatku hari ini tak ada jadwal wajib kita berkunjung ke agensi. Bukankah aku sudah mendapat jatah libur? Mengapa mendadak sekali?" gerutu Chanyeol yang sudah berada di ruang makan sudah rapi denim jeans dan kaos polos putihnya. Dengan rambut yang masih lembab, Chanyeol menarik salah satu kursi meja makan dan duduk sembari menunggu manajernya membawakan nasi goreng ke atas meja.

"Cepat makan saja. Kau akan mempersiapkan full album mu." Minseok meletakkan piring nasi goreng dan segelas susu di hadapan Chanyeol.

"Apa?!" Baru saja Chanyeol ingin menyuapkan sesendok nasi goreng kemulutnya, tapi batal. Karena dia langsung mendongak ke seberang meja tempat managernya duduk. "Mengapa mendadak sekali. Bukankah persiapan album baru akan direncanakan bulan depan?"

"Kau menolak?" Minseok menaikan alisnya, menatap Chanyeol.

"Bukan begitu, hyung. Aku senang. Sangat senang. Tapi aku masih lelah, kemarin aku baru-"

"Kau melakukan duet dengan Baekhyun."

Brak.

Chanyeol langsung berdiri dan menggebrak meja, "APA?!"

The Love I Need [CHANBAEK] -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang