Part 5

4.4K 633 7
                                    


"Baekhyun-ah?" Chanyeol mencoba menyentuh bahu Baekhyun, tapi Baekhyun tampik lagi.

"Jangan mendekat! Pe-pergi! Hiks"

Mendengar suara isakan Baekhyun, Chanyeol kaku.

Chanyeol harus segera mencari bantuan secepatnya, ia langsung meraih ponsel dan mendial nomor Minseok. "Minseok hyung! Baek-Baekhyun histeris meringkuk di lantai. Bagaimana ini?!" Tangan Chanyeol gemetar, air mata Chanyeol mengalir turun. Ia takut. Apa yang dia tidak tahu dari Baekhyun selama ini?

Hati Chanyeol perih melihat dengan tubuh bergetar Baekhyun yang terus berusahan bersembunyi di sudut ruangan. Suara isak tangis Baekhyun sungguh memilukan. Chanyeol miris bayangan Baekhyun bernyanyi diatas panggung megah, bersenda gurau lucu, mengumbar senyum manis kepada fans, tertawa keras saat melihat sesuatu yang lucu, kini kilasan itu seperti sebuah khayalan masa lalu saat orang yang sama seperti dalam ingatan Chanyeol itu terisak sambil mencengkeram erat tubuhnya. Tangan kurus itu bahkan pucat saking eratnya ia memeluk tubuhnya sendiri. Suara isak Baekhyun sangat menyayat hati Chanyeol. Chanyeol masih tak menyangka mereka orang yang sama. Benaknya bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Baekhyun.

Mengapa Baekhyun bisa seperti ini?

Apakah ini alasan Baekhyun menjadi terlihat pemurung?

Apakah ini semua karena kejadian itu?

Mengapa tubuh ringkih itu harus menerima kekejaman dunia?

Mengapa Tuhan begitu tidak adil dengannya?

Di sebuah interview Baekhyun pernah bercerita tidak mempunyai sanak saudara. Baekhyun yang anak panti asuhan yang tumbuh besar bersama Jongdae yang sama yatim piatunya, mereka saling bekerja keras bersama mengais uang untuk biaya Baekhyun mengikuti les menyanyi. Setiap tetes keringat Baekhyun yang terbayar ketika dia menginjakan kakinya diatas panggung. Menyanyi dengan merdu memanjakan para pendengarnya, tapi tetes keringat itu sekarang menjadi tetes air mata yang menyesakkan hingga ke jantung.

Dengan hati-hati Chanyeol kembali mendekati Baekhyun. Satu isakan yang tak sengaja Chanyeol keluarkan dan itu membuat tubuh Baekhyun kembali menengang, semakin merapat ke tembok.

Chanyeol mencengkeram mulutnya dengan telapak tangannya erat, menahan suara isakan yang lain. Air mata terus menetes dipipinya. Dia sangat ingin merengkuh tubuh mungil itu. Sangat ingin melindunginya. Sangat ingin menangkis semua penyebab yang Baekhyun takutkan. Semua ingin Chanyeol lakukan demi menggembalikan senyuman ceria Baekhyun.

Tangannya terulur perlahan ingin menyentuh bahu Baekhyun yang bergetar.

Brak.

Pintu terbuka dengan kasar.

"Baekhyun-ah!"

Jongdae langsung mengubur Bakehyun dalam pelukannya. "Tenanglah Baekhyun-ah. Ini aku. Aku ada disini. Mereka tak ada disini. Disini hanya ada orang yang akan melindungimu." Jongdae mengusap pucuk kepala Baekhyun lembut.

"H-hyung..." isakan Baekhyun terdengar disela ia memanggil nama Jongdae.

"Iya Baekhyun-ah. Ini Jongdae hyung. Aku hyungmu yang akan selalu berada dipihakmu." Jongdae terus menenangkan Baekhyun. Tangan kanan Jongdae merogoh tas selempang hitam yang ia pakai dan mengambil sebuah botol kecil. Walau dia masih memeluk Baekhyun, tangannya fasih membuka botol dan mengambil beberapa pil berwarna putih kecil. Jongdae kembali memasukkan botol itu dan mengambil botol air minum didalam tas selempangnya. "Baekhyun-ah, minumlah ini."

Jongdae membimbing Baekhyun menggenggam botol air minum dan menegaknya serta memasukkan obat itu kedalam mulut Baekhyun. Sekali tegakan lagi Bakehyun meminum air itu lagi. "Ambil napas dalam-dalam dan keluarkan perlahan." Baekhyun mengikuti instruksi Jongdae dengan baik.

The Love I Need [CHANBAEK] -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang