Pesan singkat; Taehyung, Baekhyun, Jungkook dan kawan-kawannya (yang sepertinya tidak perlu disebutkan lagi) sudah pasti menggunakan bahasa kelahiran mereka.
Dialog dengan garis miring—contoh, "Aku" itu artinya flashback.
-0o0-
Taehyung seharusnya menyadari ini sejak awal. Membiarkan mereka menghabiskan waktu seperti itu merupakan awal dari malapetaka. Jadi, ia menggenggam kain basah dengan erat sebagai pengganti rasa kesalnya.
Lihatlah si Jungkook itu, ia masih bisa memasang wajah tenangnya.
"Sampai kapan kau mau memandangiku dengan tatapan begitu"
Jungkook mengetahui rupanya, meski memang kenyataannya tidak sulit baginya untuk menyadari tatapan itu. Ayolah, jarak mereka tidak lebih dari dua langkah, lagipula Taehyung sedang membersihkan meja tamu, Jungkook dapat melihatnya dengan jelas karena dia duduk di sofa.
"Seharusnya, kau yang melakukan semua ini"
"Melakukan apa?"
Mata Taehyung terbelalak, kesabarannya hampir melebihi batas wajar. "Dimana rasa tanggung jawabmu? Rumahmu sudah mirip kapal pecah, apa itu tak menganggumu?"
Jangan mulai lagi. Mengapa setiap hari, setiap waktu, setiap jam, setiap menit, setiap detik aku harus mendengar ocehannya? Jungkook menghela nafas, rasanya, semua yang ia lakukan adalah kesalahan, apapun itu.
"Kamu ibuku?"
"Jungkook, mati saja kau"
Siapa dia? Malaikat maut? Jungkook tertawa, meledek.
Taehyung geram, membanting kain basah tersebut hingga menimbulkan suara agak keras. "Harusnya kau bersyukur, aku masih ada disini untuk membantu jalannya kehidupanmu. Bagaimana kalau nanti kakakku datang?"
Terkadang, kalimat yang Taehyung gunakan agak berantakan, apa itu karena Jungkook sudah lama tidak berbicara dengan bahasa kelahirannya, ya?
"Tentu saja kau akan ikut bersamanya" Jungkook menggaruk pipi kanannya. "Aku mengantuk, jangan ganggu aku"
Cuaca hari ini memang sangat nyaman jika digunakan untuk tidur. Tidak ada yang tahu kapan bunga-bunga sakura itu akan berakhir, mereka terus membanjiri setiap jalan dengan warna merah mudanya. Tidak ada masalah sebenarnya, selagi semua itu membuat orang-orang merasa bahagia.
Untuk yang alergi bunga, aku tidak mau tahu.
Akhirnya dia diam juga, Jungkook menghela nafasnya agak panjang, menyamankan posisinya dengan bersandar di sofa. Terjaga hampir semalaman memang tidak bermanfaat, Jungkook harus mengingat hal itu mulai dari sekarang.
Ah, sungguh, ia mengantuk. Banyak yang Jungkook pikirkan sebenarnya, sampai-sampai ia tidak merasa kosong saat melamun.
Perlahan, kedua matanya terpejam.
.
-0o0-
.
"Jungkook"
Jungkook mengusap wajahnya kasar, menghiraukan derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya hingga tak tersisa lagi bagian kering. Hatinya sakit, semuanya terasa mati total, berpikir apakah seharusnya ia juga mati sekarang.
Pohon-pohon sakura tidak terlihat indah, mereka dibasahi oleh derasnya hujan, membuat beberapa bagian dari mereka satu-persatu rontok, mengotori tanah yang basah.
"Jungkook, maafkan kami"
Akulah yang salah, aku yang menyebabkan semua ini terjadi. Jungkook mengangguk dalam tangisannya, terasa semakin hancur saat tangan seorang wanita menepuk-nepuk bahunya, mencoba memberikan kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Fool [KookV]
FanfictionDi mata Taehyung, Jungkook itu; menyebalkan, dingin, tidak peduli dan seorang penipu ulung. Namun sialnya, Jungkook adalah penyelamatnya. [Jeon Jungkook x Kim Taehyung]