Part 45

34K 1.8K 110
                                    

"Da.. Damian?" ucap Ariana terbata-bata. Ia segera menghapus air matanya dan bangkit berdiri berhadapan dengan pria itu. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"

"Aku mau berkunjung ke makam kakakku," jawab Damian sambil tersenyum lembut.

Jantung Ariana masih berdeguk dengan kencang saat melihat pria itu sekalipun ia sudah berusaha melupakannya. Tetapi sepertinya melupakan jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan.

Ariana mengangguk mengerti. "Nama kakakmu siapa?" tanya Ariana penasaran.

Damian hanya melangkah mendekat ke arah Ariana tanpa menjawab pertanyaan wanita itu. Ia berjalan hingga begitu dekat dengan Ariana lalu berjongkok menatap ke arah gundukan tanah di sampingnya. "Damian adalah kakakku," jawab Damian membuat Ariana terkejut.

"Maksudmu Damian siapa?" tanya Ariana bingung.

"Kakakku adalah Damian Xavier Boselli," jelas Damian membuat Ariana kembali mengernyit.

"Mungkin kamu salah orang karena ini adalah kuburan Azka," jawab Ariana sambil melihat ke arah batu nisan untuk memastikan kebenaran ucapannya.

Namun nama yang terpajang di situ membuat ia berpikir seketika. Saat pertama kali ia melihat nama itu, ia tidak merasakan keanehan apapun. Tapi kini ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan nama Azka. Jadi nama pria itu adalah Damian Azkariel Bosseli, nama itu begitu mirip dengan nama Damian, pria yang sedang berjongkok di depannya.

"Pria yang ada di dalam sini bukanlah Azka, namanya adalah Damian Xavier Bosseli," jelas Damian.

"Kamu pasti becanda, sudah jelas-jelas nama itu menunjukkan kalau dia adalah Azka," balas Ariana tak percaya.

"Azka belum meninggal Ariana, dia masih hidup," tutur Damian seraya bangkit berdiri dan menautkan jemarinya dengan jemari Ariana.

Ariana langsung melangkah mundur dan menjauh dari Damian. "Jangan bohong! Azka sudah meninggal, jadi jangan pernah memakai namanya untuk berbohong!"

"Aku gak berbohong, Ariana. Aku berkata jujur."

Ariana menggeleng tak percaya bahwa Damian bisa membuat kebohongan sebesar itu. "Kalau memang Azka masih hidup, ada di mana dia? Kenapa dia gak kembali kepadaku? Kenapa dia gak mencari aku selama ini? Kenapa dia gak berusaha untuk mencegah pernikahanku besok?" tanya Ariana dengan suara bergetar.

"Karena dia gak tahu kalau kamu adalah Ana kecilnya," jawab Damian yang hanya dianggap sebagai kebohongan oleh Ariana.

Damian hendak mendekat ke arah Ariana namun wanita itu terus menjaga jarak dengan Damian sehingga Daman tidak dapat menjangkaunya.

"Jangan mendekat. Lebih baik kita berjauhan seperti ini, dengan begitu tidak akan ada yang terluka lagi."

"Ana," panggil Damian terdengar serak. Mata pria itu memerah menandakan bahwa ia benar-benar sedih.

"Cukup, Damian! Jangan berbohong lagi bahwa Azka masih hidup. Aku juga berharap kalau dia masih hidup, tapi kenyataannya dia sudah tiada. Sudah tidak ada lagi Azka di dunia ini."

"Dengar Ana.."

Ariana langsung menutup kedua telinganya. "Aku gak mau mendengar apapun lagi, Damian. Mengetahui kabar tentang kepergiannya saja sudah membuat aku terluka, aku mohon jangan membuat aku berharap dan kembali jatuh lagi. Jangan membuat aku menyesal karena tidak bisa bertemu dengannya sebelum dia pergi untuk selamanya," lanjutnya dengan berlinang air mata.

Damian langsung menarik Ariana mendekat ke arahnya, tanpa ragu ia mencium bibir wanita itu singkat. Ariana terperanjat akan perlakuan Damian yang tiba-tiba itu, ia tidak menyangka Damian akan melakukan itu kepadanya.

DamiAna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang