"Maaa.... Paa.... aku udah siap ini. Kalian udah belom sih"
"udah siap bang. Kamu ini gak sabaran banget sih"
" iyalah ma. Ini hari yang aku tunggu ma"
Mobil merek Rolls Royce Phantom terbaru milik alfin masuk kepekarangan rumah bercat putih yang sangat sederhana itu, namun rumah itu tidak memberi kesan mengerikan karna berwarna pucat tapi lebih kepada ketenangan dan kehangatan milik seorang keluarga walau Alfin tau sang kepala keluarga sedang tersiksa.
Setelah keluar dari mobilnya semua anggota keluarga termsuk adik Alfin yang super cantik malam ini langsung menuju perkarangan rumah minimalis tersebut. Ibu alfin sangat mengagumi rumah kecil itu, disamping rumah itu ada taman bunga yang ditanam dan di desain khusus untuk bercocok tanam dengan segala jenis bunga, di depan rumah itu semua pohon buah-buahan yang masih kecil tumbuh dengan subur. Ayah Alfin lebih memandang rumah tersebut seperti rumah masa kecilnya. Rumahnya yang selalu ia rindukan hingga saat ini. Adiknya malah lebih parah, melongo seperti orang dungu.
"gila ya bang. Lu cari cewek yang cewek banget deh. Liat rumah nya wow banget ya, berasa di rumah nenek gue. Nikahin besok bang ya, biar bisa maen ke sini terus akunya"
Alfin hanya terkekeh melihat adiknya. Diam-diam ia mengaminin apa yang diharapkan adiknya.
"Assalamualaikum" Tok... tokkk... tok...
"Waalaikumsalam, iya siapa ya?"
Alfin melihat sesosok laki-laki seusia adiknya yang sepertinya sehabis sholat Isha untuk membukakan pintu rumahnya. Ahh ia pasti Rio Anggabaya. Adik laki-laki satu-satunya gadisnya.
"maaf saya Alfin, saya beserta keluarga saya mau ketemu ibu Ayu. Ibu Ayu-nya ada?"
"ada kok mas. Duduk dulu ya mas, pak bu. Saya panggilkan ibu dahulu"
Setelah beberapa lama duduk di kursi sederhana ruang tamu mini tersebut Alfin melihat sesosok ibu-ibu berumur menghampiri mereka. Ia tau ibu Ayu pastilah cantik seperti namanya. Tiba-tiba saat bu Ayu berjalan ke arah kami, mama menjerit histeris. Membuat semua yang ada di ruangan kecil itu terkaget-kaget.
" Ya Allah, ini kamu Ayu? Ayu Saraswati? Ya tuhan" aku terheran-heran dari mana mama mengenal ibu Ayu ini. Oh adakah ini kejutan Tuhan?
" Masyaallah Ta. Ini kamu Rita kan? Kamu apa kabar?"
" sehat. Baik alhamdulillah. Kamu apa kabar?"
" tidak pernah sebaik saat bertemu sahabat lama" aku melihat ada air mata di pelupuk mata Ibu Ayu, dan saat memalingkan muka pada mama aku melihat air mata yang membanjir.
Saat itu perbincangan sudah mengalir tanpa aku sadari, hal yang paling aku takuti malah sepertinya tak akan terjadi. Tak akan ada situasi tegang dan obrolan kaku, aku bahkan melihat ayah ikut dalam obrolan ibu-ibu reuni itu dan adikku jangan ditanya ia malah sudah lempar-lemparan kacang kulit dengan Rio. Sepertinya tak perlu menyatukan 2 keluarga ini. Keluarga ini memang sudah menyatu sejak lama.
Aku baru mengetahui bahwa mama dan ibu Ayu adalah sahabat lama. Mereka kuliah di tempat yang sama begitupula dengan ayahnya Ayu. Mereka berteman baik malah terlalu baik sebagai seorang sahabat. Mereka bertiga sebaik saudara yang dilahirkan dalam rahim yang sama, tapi tak terkecuali buat Ayu dan Tomii, ayah dan ibu ayu itu jatuh cjnta sejak lama namun tak pernah mau mengakui perasaan masing-masing. Rita lah yang malah menjadi si tong sampah. Mendengar kegalauan si Tomi yang agresif dan sih Ayu yang pemalu. Rita bahkan sudah menyerah untuk menjodohkan mereka. Tapi jodoh siapa yang tau. Akhirnya malah Tomi mendapatkan hati Ayu yang utuh saat mempersunting gadis itu walau Ayu bukan gadis lagi. Ia mempunyai 2 orang anak.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNO
ChickLitNais Saraswati... Nama itulah yang sekarang menduduki meja Pemilik Perusahan yang bergerak di bidang Event Organizer no satu di Jakarta. Bukan mudah seorang gadis dengan usia yang sangat muda bergerak menjalankan Perusahaannya ini hingga sebesar se...