Senja adalah keindahan. Kenapa? Karena sesuatu yang indah ada kalanya akan pergi meninggalkan...
💞💞💞Dapatkah sebuah hati akan merasakan ketenangan ketika berada jauh dari Tuhannya? Dapatkah sebuah hati bertahan pada sebuah keyakinan bahwa cinta hanya akan merusak dirinya? Seperti hilangnya senja, kebahagiaan yang dulu pernah dirasakan perlahan memudar dan meninggalkan sebuah trauma yang teramat sangat.
"Permisi mbak" ucap Ken pada perempuan yang duduk di kursi depannya.
"Oh iya silakan, tasnya nggak ditaruh di atas saja mbak?" jawab seorang wanita di depan Ken dengan ramah meskipun masih dengan wajah tertutup masker.
"Oh iya nanti biar kakak saya aja mbak yang naikin ke atas, hehe." jawab Ken.
Tak lama setelahnya datanglah seorang pria dengan tas ransel abu-abu yang kemudian langsung menaikkan tas yang ada di sebelah Ken. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah kakak dari Ken.
"Kakak lama ihh. Gimana kalau sampai ketinggalan kereta." ucap Ken pada kakaknya. Dan benar, setelahnya kereta tawang alun jurusan terakhir Banyuwangi Baru sudah mulai melaju meninggalkan Stasiun Kota Baru Malang.
"Kan yang penting ga jadi ketinggalan dek." jawabnya.
Setelahnya hening tak ada percakapan antara ketiga penumpang ini. Memang dari 4 bangku, hanya 3 yang terisi. Wanita di depan Ken masih setia membaca buku yang ia pegang. Sedang Ken sendiri sibuk mendengarkan lagu sambil sesekali bernyanyi samar. Sedang kakak Ken lebih memilih untuk tidur.
Ken, dengan nama lengkap Keyna Faiqah Zihni. Gadis cantik, putih, dengan rambut lurus sebahu yang menjadi mahasiswi salah satu universitas di Malang. Tak disadari bahwa sekarang ia sedang mengamati penumpang yang ada di depannya. Anggun dan muslimah, itu batinnya. Meski dia tak tahu seperti apa wajah dari perempuan itu karena masih tertutup masker berwarna ungu.
Tak lama setelahnya wanita didepan Ken membuka maskernya dan mengeluarkan air minum dari dalam tasnya.
"Minum mbak" tawar wanita itu pada Ken.
"Iya mbak makasih." Ken mengamati sekilas dan menemukan keistimewaan dari perempuan di depannya itu. Tidak terlalu cantik, manis, sederhana, dan keistimewaannya adalah dia memiliki wajah yang meneduhkan.
"Ngomong-ngomong mbak mau kemana?" tanya Ken sok akrab.
"Saya mau ke Jember. Mbak sendiri?" tanya wanita itu.
"Wah sama dong, saya juga. Perkenalkan saya Ken" jawab Ken sambil mengulurkan tangannya.
"Saya Runi. Mbak asli Jember atau..." Wanita itu sedikit menggantung pertanyaannya.
"Oh ndak mbak, tapi nenek saya tinggal di Jember. Ini lagi liburan aja. Mbak Runi sendiri?"
"Kalau saya kuliah mbak di Jember, aslinya dari Pasuruan. Ini tadi abis ada seminar di Malang." jawab Runi sambil menunjukkan senyum manisnya yang benar-benar meneduhkan.
"Oh, semester berapa mbak? Kalau saya kuliah di Malang, sekarang mau masuk semester 6." jawab Ken yang masih terpesona dengan senyuman Runi. Jika Ken yang perempuan saja terpesona dengan senyuman Runi bagaimana jika laki-laki yang melihat senyumnya.
"Oh kalau saya masuk semester 8. Ini lagi proses skripsi, makanya liburannya di kampus terus hehe."
"Wah, kita beda setahun brarti. Kalau gitu mbak Runi pangil Ken aja jangan panggil mbak" jawab Ken dan Runi mengangguk setuju.
Taruni Fatimah Azzahra Hussein adalah seorang mahasiswi semester akhir di salah satu universitas di Jember. Gadis muslimah dengan gamis dan khimar yang selalu menjuntai menutupi setiap lekuk tubuhnya. Anggun, itu adalah pemikiran setiap orang saat melihatnya. Wajahnya memang tidak secantik Ken tapi dengan keistimewaan wajah meneduhkan yang ia miliki mampu membuat setiap orang akan terpesona dengannya.
Runi masih asik berbincang-bincang dengan Ken karena memang mereka berdua tipe perempuan yang mudah bergaul. Meski sangat nampak jika Ken cenderung lebih cerewet.
Tak lama setelahnya kakak Ken bangun dari tidurnya dan mengamati percakapan yang terjadi antara dua wanita itu.
"Oh iya mbak, ini kakak ken. Kak kenalin ini namanya mbak Runi." ucap Ken memperkenalkan.
"Saya Wafi." ucapnya dengan tangan kanan yang mengarah ke Runi dan tangan kiri melepas masker yang ia kenakan.
"Runi." jawabnya singkat sambil tersenyum dan menelungkupkan tangannya tanda bahwa ia tidak bersalaman dengan yang bukan mahramnya. Wafi pun mengangguk paham serta menarik kembali tangan yang sempat ia julurkan ke arah Runi.
Tak lama setelahnya Runi mengambil ponselnya dan mengarahkan ke jendela kereta. Ia sedang mengambil video tentang senja dari dalam kereta. Iya, Runi memang salah satu gadis yang mengagumi keberadaan senja. Menurutnya keberadaan senja mampu menentramkan.
"Mbak Runi suka senja juga?" tanya Ken. Dan Runi hanya menjawab dengan anggukan.
"Sama dong sama kak Wafi. Kak Wafi hobby banget loh memfoto senja. Apa jangan-jangan kalian jodoh?" ucap Ken yang memang hobi ceplas-ceplos.
"Apaan sih dek?!" Wafi menyenggol bahu Ken yang arah bicaranya mulai nggak aturan. Sedang Runi hanya tersenyum santai seakan tak ada apa-apa.
Sedang di sisi lain ada perasaan aneh yang mulai menyelimuti diri Wafi. Sejenak ia mengamati perempuan yang bernama Runi itu dan seperti ada magnet yang membuatnya untuk tetap memandanginya. Bahkan jantungnya berdebar ketika mendengar ucapan Ken tadi. Apa dia jatuh cinta pada Runi? Gadis pecinta senja yang sama dengan dirinya.
💞💞💕💕23 Februari 2017
💕Uswatun Hasanah💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya untuk Allah
SpiritualHighest rank #18 27/08/17 Tak ada yang berhak kucintai lebih dari Allah dan Nabi Muhammad. Hidupku karena Allah, dan tentu saja hidupku hanya untuk Allah. ~Runi~