2

61.9K 597 16
                                    

"nghhh..."
Erangan Nara terdengar, bukannya sadar Kahfi malah semakin menggila. Mencium Nara seperti tak akan pernah menciumnya lagi.
Melumat bibir atas dan bawah Nara, kini lidah Kahfi berusaha menerobos ke dalam mulut Nara, mengeksplor semua yang ada di dalamnya, mengajak lidah gadis itu untuk dikaitkan. Tangannya pun tak tinggal diam, mengusap pelan punggung Nara, lalu beralih ke lengan gadis itu.
Nara tidak pernah berciuman seperti ini, oh tepat nya belum. Karena sekarang ia merasakan ciuman seperti ini. Tubuhnya merasakan respon aneh, ketika Kahfi menempelkan bibirnya, lalu lidahnya melesak masuk kedalam mulutnya.
Bibir Kahfi turun ke rahangnya, lalu berhenti di leher.
"uh~" Nara melenguh saat merasakan ada sengatan di lehernya, turun sampai pusat tubuhnya.
"Kahf--fii"
Nara bergerak gelisah,
"yes, baby?" bisik Kahfi, lidahnya menjulur. Menyapu telinga Nara.
Nara benar-benar dibuat kelimpungan, ia menggelinjang. Terlebih saat ia merasakan dadanya dipijat.
Tangan Kahfi kembali bergerak ke atas, lalu ke belakang punggung Nara. Melanjutkan membuka resleting yang sempat terhenti oleh gadis itu. Menurunkan sedikit baju dres milik Nara.
Bibirnya terus menjelajah, dari bahu telanjang gadis itu, naik ke telinga, ke leher, ke rahang lalu kembali ke bibir.
Nara semakin mengeratkan rengkuhannya dileher Kahfi, saat merasakan tangan laki-laki itu berada di pahanya, mengusapnya pelan.
Jari Kahfi menemukan titik sensitif Nara, mempermainkan di sana, membuat gadis itu melengkungkan badannya. Merasakan dirinya seperti di sengat listrik.
Keduanya terengah, saling menatap. Melihat bayangan wajah masing-masing yang bergairah di pantulan mata.
"you are so beautiful" ucap Kahfi serak, jarinya bergerak maju mundur di dalam sana.
Nara menunduk, lalu menengadah. Kesempatan itu, Kahfi gunakan untuk menciumi leher jenjang gadis itu.
Nara merasakan tubuh nya terbang, tapi ia bingung cara mencapai puncak. Tangannya refleks meremas rambut Kahfi, bahkan sedikit menjambaknya.
"lepaskan sayang~"
Kahfi mempercepat gerakan jarinya, bibirnya kembali melumat bibir  gadis itu yang sudah bengkak akibat ciumannya.
"Ahhh..."
Tubuh Nara bergetar, sebelum akhirnya ia merasakan tubuhnya lemas.
"Nar... Nara...ANARAAA"
Kahfi mengguncang bahu Nara sedikit keras. Mengerjap, Nara langsung berdiri. Melihat sekeliling, menatap tubuhnya dari atas sampai bawah, lalu menatap Kahfi.
Kahfi mengernyit, "lo kenapa?"
"lo gak ngapa-ngapain gue kan?"
Kahfi semakin bingung, "gak lah, emang lo berharap gue ngapain lo? Oh, atau jangan-jangan tadi lo mimpi yang aneh-aneh yaaaa??" selidik Kahfi, matanya menyipit, jarinya menuding ke depan hidung Nara.
"Gak!"
'Iya'
"yaudalah," ucap Kahfi mengibaskan tangannya.
"jadikan ke kafe Reno? Sorry, lama. Tadi rapatnya penting banget. Hah... Lo sampe ketiduran gitu di ruangan gue, pasti lama banget kan?"
Nara hanya tersenyum, "gapapa" gumamnya.
"yaudah yuk, keburu sore. Ini udah jam 2"
Kahfi melangkah pergi, meninggalkan Nara yang masih mematung.
'mimpi apa tadi ia? Huh..."
Nara menyeka keringat yang tiba-tiba keluar.
"Gila! selama 24 tahun sahabatan sama cowok itu, ini pertama kalinya ia mimpi...erotis dengan laki-laki itu" bergidig ngeri, Nara merinding sendiri kala mengingat mimpi itu lagi.
"Nar, ayoo" teriak Kahfi dari ambang pintu.
Nara tersentak, mengusap wajahnya.
"iya-iyaa" jawab Nara, ia menggeleng lalu tersenyum samar. Saat sesuatu melintas dipikirannya, 'gimana kalau semua itu jadi nyata?'

.

.

Haaahhh *tarik nafas-buang*
Haaaaiii,,, hihi😅
YaAllahhh~ seneng banget, akhirnya bisa ngepost cerita di wattpad.
Ini cerita pertama aku loh, genrenya juga 18+ lagi. Hadehhh... Padahal umurku aja belom segitu. Jadi, kalau adegannya kurang sreg atau feelnya gk dapet harap dimaklum yaaaa.😂
Oh ya, kalau ada kata-kata yang gak enak dibacanya, tolong maafin ya. Aku masih belajar🤓
Nah, maka dari itu... Aku akan buka selebar-lebarnya jika ada yang mau ngasih aku kritik dan sarannya.😙 hihiii
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih bagi yang sudah mau membaca.

Salam kenal

S_Sabil

Perfect Dream (short story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang