2

52 10 6
                                    

*"memangnya ada apa kau bertanya tentang novan? atau jangan-jangan.... kau mulai jatuh hati pada seorang novan?!" dengan mata membulat dan mulut terbuka membulat dengan sempurna dan tangan yg menutupi mulutnya tersebut

.....

"hahaha mana mungkin aku suka pada pria dingin kyk novan itu"jawab nina

"ya mungkin aja gitu tiba-tiba kamu suka sama novan, kan kita ga ada yg tau kecuali kamu sama TUHAN"

"hahaha kita liat aja lah ya nanti mungkin aja kali aku tiba-tiba suka sama seorang novan hohoho" dengan senyun lebarku
Kami pun tertawa berdua.

Tintinnnn....
Suara mobil memecahkan tawa kami.
Ternyata itu adalah suara mobil ayah fina.

"Assalamualaiku ayah"sambil meraih tangan ayahnya dan mencium punggung tangan ayahnya disusul jg dengan ku.

"walaikumssalam nak, sudah lama menunggu ayah? " sambil menatap teman fina diampingnya itu.

"tidak kok yah, oiya yah ini perkenalkan temen sekelas aku. dia anak baru disini, dan juga rumahnya satu komplek sama kita lho yah cuman kita berbeda blok dengan kita"
Ayah fina hanya bisa mendengar dan tersenyum pada anaknya ini.

"ohh jadi kamu satu komplek sama kami? "

"hehe iya om" senyum lebar fina yang canggung saat bertemu ayah fina

"kalau begitu kau bisa sering-sering bermain ke rumah kami nak nina." ucap ayah fina sambil mengendarai mobil dan menatap pada kaca diatas

"Terimakasih om" dengan senyum ramahku

"tidak perlu terlalu canggung pada ayahku nina"
Lagi-lagi aku tersenyum hambar karna ketauan canggung di depan ayahnya fina.

........

Setelah sampai di depan pekarangan rumah fina, kami langsung turun dr mobil.

"terimakasih om sudah diizinkan untuk nebeng bareng fina"

"tidak apa nak sering-sering lah pulang bareng, kan kebetulan jg satu tujuan"ayah fina sambil menunjukan senyum ramahnya

"nin masuk dulu yuk minum dan makan cemilan ibuku, dan bertemu dengan ibuku, dan jg abangku dia jomblo lho hehehe mungkin aja kamu jodoh trus pacaran deh trus kita iparan deh hahahahaha" ucap fina

"haha, iya nak masuklah dulu." ucap ayah fina

Aku pun tertawa ditengah memikirkan hangatnya keluarga fina ini. Hmmm bagaimana ini? Dia tidak mungkin dong menolak tawaran teman barunya ini, bisa-bisa aku mengecewakan hatinya.

"ummm baiklah aku akan mampir ke rumahmu sebentar"

"hore ayo masuk ke rumahku"

Saat fina membuka pintu

"WELCOME TO MY HOUSE NIN"ucap fina sambil merentangkan kedua tangannya

"assalamualaikum, bu!! Ibu!!, abanggg kalian di mana?! "

"kami di dapur nak" jawab ibu fina

"ayok nin kita ke dapur, oh iya letakan tasnya di sofa itu aja"

Akupun beranjak meletakan tas di atas sofa lalu mengikuti fina.

Sesampainya di dapur aku melihat ibu fina sedang menggoreng dan abang fina yg sedang duduk di kursi makan yg memegang hp, tampaknya dia sedang bermain game (KEBIASAAN DEH ANAK LAKI)

"bu, kenalin temen aku dia anak baru di sekolah kami pun satu kelas, dia juga tinggal di komplek ini bu" aku memamerkan senyumku pada ibu fina sambil mencium punggung tangan ibunya fina.

"bang kenalin bang, dia temen aku"

"hmmmm, udh denger td"
Fina menatap abangnya dan memutarkan kedua bola matanya jengah .

"hfttt abang kalo diajak ngomong tuh hpnya di letakin dulu kenapa sihh!! "
Fina yg sambil merebut hp abangnya dan meletakan hpnya di saku baju fina.

"ihhh fin diem dulu sih, tinggal bentar lg missinya terselesaikan" abang fina yang menatap fina kesal.

"ntar aja kek mainnya, aku berasa dicuekin tau bang.... ishhh"
Aku manatap mereka dengan kekehan kecil.
"keluarga yg hangat" dalam hatiku

Mata ku bertemu dengan mata abang fina
Abangnya tidak terlalu tampan tapi mungkin pria ini adalah pria yg setia dan baik hati terlihat dari caranya menatapku. Kemudian aku memutuskan kontak mata dengan abangnya fina.

Fina melihat abangnya yg nenatap nina ingin, ck abangnya ini tidak bisa melihat wanita cantik -.- sedikit saja.

"heh bang matanya dijaga bang astagfirullah wkwkwk"

"ck, kamu ini dek!! Kembaliin hp abang"

"ga ahh ntar aja! "
Jawab fina sambil menjulurkan lidah tampak sangat mengejek dan jelek hehehehehe.
Aku pun tertawa melihat fina bertingkah seperti itu.

"ohh iya nin dia abang terjelekku namanya BramanTIO" fina sengaja menekankan kata Tio dan melirik pada abangnya tajam sambil terkekeh-kekeh. Abangnya tampak kesal dan ingin sekali mencubit adik kesayangannya itu.
Fina mengetahui abangnya kesal langsung berdiri di samping abangnya dan berkata

"ihhh abang kalo mukanya di tekuk kyk gitu jd tambah jelek dan keliatan tuanya wohohoho"ucap fina sambil menoel-noel pipi abangnya dan tertawa lebar
Akupun jd ikut terbawa suasana dan ikut tertawa kencang melihat abangnya fina yg jelek seperti itu.

"udh-udh fin jgn diledek terus abang kamu, ntar dia ngamuk lho kyk macan hehehe"

Buahahahaha kami pun tertawa

"ihh ibu sama aja, sama-sama nyebelin !! "

Lalu tiba-tiba ayah fina datang
"hey kalian sedang membicarakan apa? "

"ini yah, ibu sm fina masa meledek aku terus " sungut tio pada ayahnya yg tampak seperti anak kecil sedang mengadu.
Aku senang sekali melihat keluarga mereka yang akur.

"oh iya nak nina ayo silahkan duduk, ibu sedang menyipkan pisang goreng. oiya fina kamu buatin minuman gih buat nina. " aku menatap ibunya dan menuju tempat duduk di depan tio.

"mau minum apa nin? "

"air putih dingin aja deh fin. " jawabku dengan senyuman

"masa tetangga baru dikasih minumnya air ga berwarna sihhh, aku bikin juice alpukat aja deh buat kamu . " sebenernya aku ingin ketawa sih, kenapa fina bertanya, pada akhirnya dia jg yg memilihkannya wkwkwk.

"boleh deh hehehe." ucapku sambil nyengir kuda.

Setelah sepeninggalan fina membuat juice alpukat, ibu fina datang ke meja makan membawa dua piring pisang goreng, yg sepertinya sangat lezat (ummmm author jd laper nih, ujan2 gini enaknya makan pisang goreng panas MANTAPS) :V

"ayo dimakan pisang gorengnya sayang" ucap ibu fina sambil duduk disampingku.
Aku pun mengambil pisangnya, tp naas masih panas hd aku meletakannya balik.

"nih tissu, pake buat ngambil pisang gorengnya" ucap tio sambil menyondorkan tissu ke depan ku,
Ibu fina hanya tersenyum melihat tingkah tio yg sedang mencari perharian pada nina.
"anaknya ini benar-benar" hati ibu fina berkata demikian.

"nak ibu mau ke kamar dulu ya, kamu ga apa-apa ya ibu tinggal, kamu bisa berbincang sm tio"

"i... Iya bu"
aku mulai gugup, bagaimana ini, aku hanya satu ruangan berdua sm tio yg sedari tadi menatapku intens dr atas ke bawah
Oh Tuhan selamatkan lah aku~~

Jgn lupa vote ya guys 👌👇💞
Tambah gajelas ya hehehe :") maafin aku ya soalnya... First....

Waiting For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang